Friday, October 5, 2018
Friday, September 28, 2018
Friday, August 3, 2018
Pengetahuan
Pengetahuan
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yaitu mata, hidung, telingga dan sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoadmodjo, 2010).
Menurut Margono dalam Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan adalah kemampuan untuk mengerti dan menggunakan informasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dimana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu diantaranya (Notoatmodjo, 2010) :
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkatan ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa jamban adalah tempat membuang air besar. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang materi yang diketahui dan dapat mengintrepretasikan materi yang benar. Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
Analisis (Analisys)
Analisis adalah kemampuan sesorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan membuat bagan terhadap pengetahuan atau objek tersebut.
Sistesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan sesorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas dengan kata-katsa atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian-penilaian itu dilaksanakan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Proses Pengetahan
Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi pengetahuan dan sikap baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.
Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
Adaption, di mana subjek telah berpengetahuan dan sikap baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau menggunakan angket yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau dari responden (Notoadmodjo, 2007).
Daftar pustaka
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
__________. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
__________. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya yaitu mata, hidung, telingga dan sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoadmodjo, 2010).
Menurut Margono dalam Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan adalah kemampuan untuk mengerti dan menggunakan informasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dimana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu diantaranya (Notoatmodjo, 2010) :
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkatan ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa jamban adalah tempat membuang air besar. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang materi yang diketahui dan dapat mengintrepretasikan materi yang benar. Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
Analisis (Analisys)
Analisis adalah kemampuan sesorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan membuat bagan terhadap pengetahuan atau objek tersebut.
Sistesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan sesorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas dengan kata-katsa atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian-penilaian itu dilaksanakan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Proses Pengetahan
Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi pengetahuan dan sikap baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.
Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
Adaption, di mana subjek telah berpengetahuan dan sikap baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau menggunakan angket yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau dari responden (Notoadmodjo, 2007).
Daftar pustaka
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
__________. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
__________. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Thursday, May 31, 2018
SAP ASI Ekslusif
SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP)
“ASI EKSLUSIF”
Di Posyandu Desa
Danau
Disusun
Oleh Kelompok 5 :
1. Ani
Romaningsih
2. Rosma
Yuliza
3. Prasetyawati
4. Denny
Saputra
5. Hutama
Ridho A
6. M.
Faizal Azwar
Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Merangin
Latihan Kerja
Peminatan (LKP)
Prodi Kesehatan
Masyarakat
Angkatan II
2016
SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Penyuluhan
kesehatan pada ibu menyusui
Sub pokok bahasan :
ASI Ekslusif
Sasaran : Ibu- ibu yang menyusui di Posyandu Desa
Danau
Hari
/ Tanggal : Jum’at, 13 Mei 2016
Tempat : Posyandu Desa Danau
Penyuluh : Mahasiswa/i LKP Kelompok 5 STIKes
Merangin
Waktu pertemuan : 1 x 60 menit
A.
Tujuan
Instruksional Umum
Ibu menyusui membutuhkan penyuluhan kesehatan seperti ASI
Ekslusif. Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI Ekslusif
diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami manfaat ASI Ekslusif bagi ibu dan
bayi.
B.
Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan tentang pemberian Asi Ekslusif diharapkan ibu dapat :
1.
Mengetahui
pengertian ASI Ekslusif.
2.
Mengetahui manfaat
pemberian ASI Ekslusif.
3. Mengetahui langkah-langkah menyusui yang benar.
4. Mengetahui cara memperbanyak ASI.
C.
Garis-garis besar materi
1. Pengertian ASI Ekslusif.
2. Manfaat pemberian ASI
Ekslusif.
3. Langkah-langkah menyusui yang benar.
4. Cara memperbanyak ASI.
D.
Media dan alat
peraga
1.
Power Point (Slide)
dan LCD
2.
Leaflet dan poster
E. Metode
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
3.
Demonstrasi
F.
Kegiatan
Penyuluhan
Kegiatan yang akan
dilaksanakan dapat di lihat pada tabel
di bawah ini :
No
|
Tahap
|
Kegiatan
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
Pendahuluan
( 10 menit )
|
a. Memberi salam pembuka dan perkenalan diri
b. Menjelaskan
tujuan penyuluhan
c. Kontrak waktu
|
a. Menjawab
salam
b. Mendengarkan
c. Memberi respon
|
2.
|
Penjelasan
( 30 menit )
|
Menjelaskan materi tentang ASI
Ekslusif yaitu
a. Pengertian ASI Ekslusif.
b. Manfaat pemberian ASI
Ekslusif.
c. Langkah-langkah menyusui yang benar.
d. Cara memperbanyak ASI.
|
Mendengarkan dengan penuh perhatian
|
3.
|
Penutup
(20 menit)
|
a. Tanya jawab
b. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
c. Memberikan salam penutup
d. Menanyakan hal yang belum jelas.
e. Aktif bersama menyimpulkan
|
a. Mendengarkan
b. Membalas salam
|
G.
Pengorganisasian
1.
Penyaji : Mahasiswa STIKes Merangin
2.
Moderator : Mahasiswa
STIKes Merangin
3.
Notulen : Mahasiswa STIKes Merangin
H. Evaluasi
1.
Mengajukan
pertanyaan lisan
a.
Tes awal : apa itu
ASI Eklusif
b.
Tes akhir : apa
saja manfaat ASI Eklusif
2.
Observasi
a.
Respon atau tingkah
laku ibu saat diberi pertanyaan “apakah mereka diam atau menjawab (benar atau
kurang tepat).
b.
Ibu antusias atau
tidak.
c.
Ibu mengajkan
pertanyaan atau tidak.
I.
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah ASI yang diberikan untuk bayi sejak baru lahir
sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal (air gula, aqua
dan lainnya).
2. Tujuan pemberian ASI Ekslusif
1. Bagi bayi dapat membantu memulai kehidupannya dngan baik,
mengandung antibody, ASI mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian
karies dentis, memberi rasa aman dan nyaman pada bayi, membantu perkembangan
rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada
payudara.
2. Bagi ibu sebagai kontrasepsi, aspek kesehatn ibu, aspek
penurunan berat badan, dan aspek psikologi.
3. Manfaat pemberian ASI
Ekslusif.
a. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai
zat kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit, mengurangi mencret, sakit
telingga dan infeksi saluran pencernaan.
c. Melindungi asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan
otak sehingga bayi potensial lebih pandai.
d. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
e. Membantu pembentukan rahang yang bagus.
f. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker
pada anak dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
g. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi akan lebih
cepat bisa jalan.
h. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional,
kematangan spiritual dan hubungan sosial yang lebih baik.
i.
Meningkatkan
jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian
dioleskan pada puting dan sekitar areola sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu.
b. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi
ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan cara :
1) Bayi dipegang dengan satu lengan kepala bayi diletakkan
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
2) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang
satu didepan.
3) Perut bayi menempel badan ibu, kepla bayi menghadap
payudara.
4) Telingga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
5) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
c.
Tangan kanan
menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan bagian atas
areola.
d.
Bayi diberi
rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh mulut bayi.
e.
Setelah bayi
membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting
serta areola dimasukkan kemulut bayi.
5. Cara memperbanyak ASI.
a. Menyusui sesering mungkin motivasi yang kuat untuk
menyusui bayi
b. Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan produksi ASI dan
juga dapat direncanakan dari jauh hari.
c. Pengguanaan BH yang terlalu sempit akan mempengaruhi
produksi ASI.
d. Sehabis dilahirkan bayi langsung diperkenalkan dengan
payudara.
e. Untuk mengatasi keterbatasan ASI perbanyaklah makan daun
katu, bayam, daun turi dan sayuran hijau lainnya, yang banyak mengandung zat
untuk memperbanyak produksi ASI.
Subscribe to:
Posts (Atom)
speech delay
hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...
-
Makalah Manajemen Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan “Total Quality Management (TQM)” Dosen Pengampu ...
-
MAKALAH psikologi “hubungan psikologi dengan ilmu lainnya” Dosen Pengampu : Syarif lovedly, Spsi DISUSUN OLEH : Nam...
-
Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia “ Disiplin Kerja” Dosen Pengampu : Leli Sumiarni S.Pd.,M....