Ani Romaningsih: October 2022

Wednesday, October 19, 2022

Patofisiologi Hipertensi

 

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medula diotak. Dari pusat vaomotor ini bermula jaras saraf sympatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia sympati di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf sympatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskan norefinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor. Klien dengan Hipertensi  sangat sensitif terhadap norefinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi efinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasoknstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cendrung mencetuskan keadaan Hipertensi  (Brunner & Suddarth, 2002 dalam Aspiani, 2014).

Banyak faktor yang turut berinteraksi dalam menentukan tingginya natrium tekanan darah. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung dan tahanan perifer, tekanan darah akan meninggi bila salah satu faktor yang menentukan tekanan darah mengalami kenaikan, atau oleh kenaikan faktor tersebut (Kaplan N.M, 2010).

Curah jantung

Peningkatan curah jantung dapat terjadi melalui 2 cara yaitu peningkatan volume cairan (preload) dan rangsangan syaraf yang mempengaruhi kontraktilitas jantung. Bila curah jantung meningkat tiba-tiba, misalnya rangsangan syaraf adrenergik, barorefleks akan menyebabkan penurunan resistensi vaskuler dan tekanan darah akan normal, namun pada orang tertentu, kontrol tekanan darah melalui barorefleks tidak adekuat, ataupun kecenderungan yang berlebihan akan terjadi vasokonstriksi perifer, menyebabkan Hipertensi  yang temporer akan menjadi Hipertensi  dan sirkulasi hiperkinetik. Pada Hipertensi  yang menetap, terjadi peningkatan resistensi perifer, sedangkan curah jantung normal atau menurun.

Resistensi perifer

Peningkatan resistensi perifer dapat disebabkan oleh hipertrofi dan konstriksi fungsional dari pembuluh darah, berbagai faktor yang dapat menyebabkan mekanisme ini yaitu adanya:

Promote pressure growth seperti adanya katekolamin, resistensi insulin, angiostensin, hormon natriuretik, hormon pertumbuhan, dll

Faktor genetik adanya defek transport natrim dan Ca terhadap sel membran.

Faktor yang berasal dari endotel yang bersifat vasokonstriktor seperti endotelium, tromboxe A2 dan prostaglandin H2.

Definisi Hipertensi

 

Penyakit Hipertensi  atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah -140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau - 90 mmHg (tekanan diastolik) (Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure VII, 2003 dalam Depkes RI, 2006). Nilai yang lebih tinggi (sistolik) menunjukan fase darah yang dipompa oleh jantung, nilai yang lebih rendah (diastolik) menunjukan fase darah kembali ke dalam jantung. 

Definisi Hipertensi  atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien Hipertensi  dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan Hipertensi , pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar Hipertensi  dapat dikendalikan (Kemenkes RI, 2013).

Hipertensi  atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada pembuluh arteri, berkaitan dengan meningkatkan tekanan pada arterial sistematik, baik diastolik maupun sistolik, atau bahkan keduanya secara terus-menerus (Sutanto, 2010).

Klasifikasi Hipertensi

 

Adapun klasifikasi Hipertensi  terbagi menjadi (Kemenkes RI, 2013) :

Berdasarkan penyebab

Hipertensi  Primer/Hipertensi  Esensial

Hipertensi  yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita Hipertensi .

Hipertensi  Sekunder/Hipertensi  Non Esensial

Hipertensi  yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita Hipertensi , penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Berdasarkan bentuk Hipertensi 

Hipertensi  diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi  campuran (sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi  sistolik (isolated systolic hypertension). 

Terdapat jenis Hipertensi  yang lain (Kemenkes RI, 2013) :

Hipertensi  Pulmonal

Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya Hipertensi  pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi  pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.

Kriteria diagnosis untuk Hipertensi  pulmonal merujuk pada National Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau "mean" tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.

Hipertensi  Pada Kehamilan

Pada dasarnya terdapat 4 jenis Hipertensi  yang umumnya terdapat pada saat kehamilan, yaitu:

Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai Hipertensi  yang diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan (selain tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan pada air kencingnya). Preeklamsi adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda Hipertensi , edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.

Hipertensi  kronik yaitu Hipertensi  yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung janin.

Preeklampsia pada Hipertensi  kronik, yang merupakan gabungan preeklampsia dengan Hipertensi  kronik.

Hipertensi  gestasional atau Hipertensi  yang sesaat.

Penyebab Hipertensi  dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan faktor keturunan, dan lain sebagainya.

Penanggulangan Hipertensi


Menurut Aspiani (2014) penanggulangan Hipertensi  secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan :

Penatalaksanaan Non Farmakologi 

Pengaturan diet

Diet rendah garam, dapat menurunkan tekanan darah pada klien Hipertensi . Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin angiotensin sehinga sangat berpotensi sebagai anti Hipertensi . Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

Diet tinggi potasium, dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanisme belum jelas. Pemberian potasium secara intervena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.

Diet kaya buah dan sayur.

Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga berkurang.

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.

Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka panjang Hipertensi  karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.

Penatalaksanaan Farmakologi 

Terapi oksigen

Pemantauan Hemodinamik

Pemantauan jantung

Obat-obatan

Penatalaksanaan Hipertensi  dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari X - }) sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita Hipertensi , dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan Hipertensi  disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.

Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita Hipertensi  adalah:

Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).

Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripikdan makanan keringyangasin).

Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).

Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).

Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.

Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pad a makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamurterutama di kota-kota besardi Indonesia. Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya Hipertensi  diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan. Jenis-jenis obat antiHipertensi  yang dianjurkan oleh JNC 7 untuk terapi farmakologis Hipertensi : (Yogiantoro, 2009)

Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant).

Beta Blocker (BB).

Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB).

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI).

Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonist or blocker (ARB

Program Pencegahan dan Penanggulangan Hipertensi


Strategi program pencegahan dan penanggulangan Hipertensi  yaitu (Depkes RI, 2006) :

Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Hipertensi . 

Memfasilitasi dan mendorong tumbuhnya gerakan dalam pencegahan dan penanggulangan Hipertensi . 

Meningkatkan kemampuan SDM dalam pencegahan dan penanggulangan Hipertensi . 

Meningkatkan surveilans rutin dan faktor risiko, registri penyakit, surveilans kematian yang disebabkan Hipertensi . 

Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan (penemuan/ deteksi dini dan tata laksana Hipertensi). 

Melaksanakan sosialisasi advokasi pada pemerintah daerah legislatif dan stakeholders untuk terlaksananya dukungan pendanaan dan operasional. 

Hipertensi  adalah suatu penyakit multifaktorial yang timbul disebabkan interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Hipertensi  adalah; (Yogiantoro, 2009)

Faktor resiko seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok, genetis.

Sistem saraf simpatis yaitu tonus simpatis dan variasi diurnal

Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: Endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot polos, dan interstisium juga memberikan kontribusi akhir.

Pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin, dan aldosteron

Pencegahan dan penanggulangan Hipertensi seyogyanya harus dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, karena berbagai wadah kerjasama lintas sektoral perlu dikembangkan dengan berpedoman pada strategi five level of preventif (5 tingkatan pendekatan pencegahan dan penanggulangan) Hipertensi .

Menurut Kemenkes RI (2017), adapun pengendalian hipertensi sesuai dengan pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi adalah :

Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak.

Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal

Gaya hidup aktif atau olahraga teratur.

Stop rokok

Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).

Pengobatan hipertensi merupakan pengobatan yang lamam dan terus menerus sepanjang hidup. Penggunaan obat-obatan alternative seperti jamu dan lain-lain mulai di indikasi romotif, preventif, rehabilitatif serta paliatif. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat diharapkan terjadi penurunan tekanan darah. Pasien dan keluarga hendaknya selalu dinasehati untuk (Depkes RI, 2006) :

Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan cepat saji, makanan kaleng dan bumbu penyedap makanan.

Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur

Minumlah obat secara teratur sesuai intruksi dokter.

Tekanan darah yang diperiksa harus dicatat sehingga dapat dimonitor tekanan darahnya dengan ketat.

Sistematika penemuan kasus dan tatalaksana penyakit Hipertensi  meliputi (Depkes RI, 2006) :

Penemuan kasus dilakukan melalui pendekatan deteksi dini yaitu melakukan kegiatan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit Hipertensi  yang meningkat pada saat ini, dengan cara screening kasus (penderita). 

Tatalaksana pengendalian penyakit Hipertensi  dilakukan dengan pendekatan: 

Promosi kesehatan diharapkan dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri serta kondisi lingkungan sosial, diintervensi dengan kebijakan publik, serta dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai prilaku hidup sehat dalam pengendalian Hipertensi . 

Preventif dengan cara larangan merokok, peningkatan gizi seimbang dan aktifitas fisik untuk mencegah timbulnya faktor risiko menjadi lebih buruk dan menghindari terjadi Rekurensi (kambuh) faktor risiko. 

Kuratif dilakukan melalui pengobatan farmakologis dan tindakan yang diperlukan. Kematian mendadak yang menjadi kasus utama diharapkan berkurang dengan dilakukannya pengembangan manajemen kasus dan penanganan kegawatdaruratan disemua tingkat pelayanan dengan melibatkan organisasi profesi, pengelola program dan pelaksana pelayanan yang dibutuhkan dalam pengendalian Hipertensi . 

Rehabilitatif dilakukan agar penderita tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk dengan melakukan kontrol teratur dan fisioterapi Komplikasi serangan Hipertensi  yang fatal dapat diturunkan dengan mengembangkan manajemen rehabilitasi kasus kronis dengan melibatkan unsur organisasi profesi, pengelola program dan pelaksana pelayanan di berbagai tingkatan. 


Contoh kuesioner pneumonia

 KUESIONER PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Balita 

di Kelurahan Pematang Kandis Wilayah Kerja Puskesmas 

Pematang Kandis Tahun 2018


Nomor Responden :

Tanggal Penelitian :


Data Ibu dan Balita

Inisial Nama Ibu / Balita :

Umur Balita :


Kejadian Pneumonia

Apakah anak anda menderita Pneumonia ?

Iya

Tidak


Penggunaan Obat Nyamuk Bakar

Apakah setiap harinya anda menggunakan obat nyamuk ? 

Iya 

Tidak (Jika Tidak, lanjut ke D)


Apakah jenis obat nyamuk bakar yang anda gunakan ?

Iya 

Tidak


Apakah obat nyamuk tersebut sering anda gunakan pada saat balita tidur ?

Iya 

Tidak


Kebiasaan Merokok

Apakah ada perokok aktif dalam keluarga anda?

Iya

Tidak


Jika Ya, siapakah perokok aktif tersebut?

Ayah

Kakek

Lainnya : .........................


Apakah perokok aktif, merokok di dalam rumah ?

Iya

Tidak



Jika Ya, dimanakah biasanya perokok aktif merokok ?

Di dalam ruangan

Di luar ruangan / perkarangan 




Kepadatan Hunian Rumah

Luas rumah .............. m2 

Jumlah penghuni ............... orang

Rasio ruangan dengan jumlah penghuni > 2 orang / 8 m2

Rasio ruangan dengan jumlah ≤ 2 orang / 8 m2

Contoh kuesioner hipertensi

 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MERANTI KECAMATAN PAMENANG 

KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2019


Pedoman wawancara Penderita Hipertensi

Nomor :

Hari/tanggal wawancara :

Waktu wawancara :


Identitas informan

Nama :

Umur :

Pendidikan terakhir :

Alamat :


Pelaksanaan Program Pengelolaan Hipertensi

Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu hipertensi ?

Siapa yang pertama kali memberitahu bapak/ibu tentang ciri-ciri penyakit hipertensi ?

Apakah bapak/ibu pernah di datangi petugas kesehatan untuk melihat saudara/i bapak/ibu yang terkena hipertensi?

Apakah bapak/ibu pernah di beri penyuluhan tentang hipertensi?

Berapa kali penyuluhan pernah dilakukan di desa ini dalam setahun ?

Apakah saudara/i bapak/ibu yang terkena hipertensi dilaporkan ke puskesmas terdekat ?

Dimanakah bapak/ibu membawa saudara/i bapak/ibu yang terkena hipertensi untuk berobat ?

Apakah pihak puskesmas pernah melakukan pengawasan terhadap kesembuhan saudara/i bapak/ibu yang terkena hipertensi ?

Pada saat pendaftaran apakah petugas puskesmas menanyakan riwayat diri dan tujuan bapak/ibu ke puskesmas ?

Pada saat pendaftaran apakah petugas puskesmas melayani bapak/ibu dengan baik dan sopan ?

Apakah petugas puskesmas memanggil bapak/ibu sesuai rekam medis ?

Apakah petugas puskesmas menyapa bapak/ibu dengan ramah ?

Apakah petugas puskesmas melakukan anamnesa pada bapak/ibu ?

Apakah petugas puskesmas menanyakan kepada bapak/ibu sudah berapa lama menderita hipertensi ?

Apakah petugas puskesmas menanyakan kepada bapak/ibu obat apa yang biasa di minum ?

Apakah petugas puskesmas menanyakan kepada bapak/ibu adakah rasa sakit kepala, mimisan, rasa berat di tengkuk dan insomnia (kesulitan tidur)?

Apakah petugas puskesmas melakukan pemeriksaan fisik (tekanan darah, berat badan, tinggi badan, lingkar pingang dan lingkar pinggul) kepada bapak/ibu ?

Apakah petugas puskesmas menyarankan bapak/ibu untuk dirujuk ke Rumah sakit bila terjadi kritis hipertensi (sistolik > 250 mmHg, diastolic > 140 mmHg) ?

Apakah petugas puskesmas menyarankan bapak/ibu untuk dirujuk ke laboratorium bila diperlukan data penunjang laboratorium ?

Apakah petugas puskesmas memberikan bapak/ibu terapi obat anti hipertensi sesuai dengan keadaan klinis ?

Apakah petugas puskesmas memberikan bapak/ibu konsultasi mengenai pencegahan dan pengobatan hipertensi ?

Makalah pengembangan Literasi dengan judul buku novel hanum ”

 TUGAS BAHASA INDONESIA


“Pengembangan Literasi”


DISUSUN OLEH :

NAMA : RAHMA FATMAWATI

KELAS : IX A





MTS NEGERI 1 MERANGIN

TAHUN AJARAN 2020 / 2021



Pengembangan Literasi


Laporan Membaca Buku

Buku fiksi : Novel

Catatan : a.  Judul buku : Hanum

b.  Nama penulis : Mustofa W Hasyim

c.  Penerbit : Republika

d.  Tahun terbit  : 2009

e.  Kota terbit : Jakarta (Jl. Pejaten Raya No.40 Padang)

Membaca : hari, tanggal, waktu

Sabtu, 16 Januari 2021{ 17:50 - 20:00 }

Selasa, 26 Januari 2021{ 19:45 - 22:00 }

Sabtu, 30 Januari 2021 { 14:00 - 17:00 }

Senin, 8 Februari 2021 { 13:30 - 16:30 }

Minggu, 14 Februari 2021 { 08:00 - 11:00 }

Senin, 22 Februari 2021{ 19:10 - 21:00 }


Laporan Membaca Buku Fiksi

Unsur-unsur buku fiksi

Unsur intrinsik

Tema

Seorang anak perempuan yang rela berkorban dan berusaha keras untuk menyelamatkan  pasar tradisional kakek nya yang di caplok oleh pemerintah.


Alur 

Alur Maju

Lebih gila lagi, empat puluh persen dari pompa bensin yang ada di negara-negara itu memiliki perusahaan asing, dan direncanakan pada sepuluh tahun mendatang mereka akan mengusir sembilan puluh Lima persen pompa bensin di seluruh negara berkembang itu. Tangan sukma sudah tidak kuat lagi menggerakkan kursor. ( Hal : 138 )


Alur Mundur

"Angka-angka yang ditemukan teman lain ini menunjukkan bahwa sepuluh tahun sebelum sebuah negara kuat di blok timur sudah ada rancangan untuk menyerbu negara itu dengan produk minuman mereka. Demikian juga, sepuluh tahun sebelum sebuah negarakuat blok timur dapat dirayu untuk mengadopsi sistem ekonomi kapitalis, sudah adapeta dinama titik koordinat gerai mereka akan dibuka, bahkan bertahun-tahun sebelum Afghanistan, irak, suriah, Iran dan negara lain diserbu dan digempur sudah ada peta pemasaran produk minuman global yang dibuat di bumi mereka," kata Thalib. ( Hal : 120 )


Alur campur

Lantas apa pantas dalam keadaan seperti ini aku tidur? Tanya Sukma pada dirinya sendiri. Sukma merasa tidak boleh tidur. Ia ingat, waktu kecil, ia selalu terbangun saat mendengar suara gaduh pasar yang menyatu dengan tempat tinggalnya. Sekarang pasar global terdengar lebih gaduh lagi. Jadi sungguh tidak ada waktu untuk tidur dan memejamkan mata. ( Hal : 141 )


Latar

Latar waktu

Tengah malam. “itu yang ditulis dalam buku harian sukma, tengah malam saat ia benar-benar merindukan hanum”. ( Hal : 2 )

Tiga hari. “baru mencoba tidak bertemu hanum tiga hari saja hatiterasa tidak karuan karuan”. ( Hal : 3 )

Dua hari. “dua hari tidak bertemu gadis itu Sukma juga tidak merasa apa apa”. ( Hal : 3 )

Malam. “ia butuh sekali kelembutan dan romantisme lagu yang ikut terbawa masuk ke kamar bersama angin malam”. ( Hal : 4 )

“ia mendengar suasana sepi dari dalam jiwa karena malam ini ia menunggu ke datangan nur yang ia tahu dengan pasti kalau gadis itu tidak mungkin datang malam ini”. ( Hal : 6 )

Malam menjelang pagi. “sukma memilih untuk tidak membanggakan siapa-siapa malam menjelang pagi ini”. (Hal : 6)

Siang malam. “menuju restoran masakan Padang yang buka siang malam”. ( Hal : 8 )

Musin kemarau. “di musim kemarau sumur ini amat berguna”. ( Hal : 13 )

Pagi hari. “pagi hari, riuh bunyi burung terotakan”. ( Hal : 15 )

Siang. “Suatu siang. “ketika Hanum sepulang sekolah main ke rumah kakek,ia heran”. ( Hal : 16 )

Empat hari. “empat hari siap”. ( Hal : 17 )

Hari pertama. "hari pertama buka, gratis!" ( Hal : 17 )

Dua bulan. “jalan desa yang dua bulan lalu di aspal oleh bupati baru makin ramai”. ( Hal : 18 )

Tiga bulan. “tidak sampai tiga bulan, ia memperluas warung itu”. ( Hal : 18 )

Hari pertama. “Hari pertama buka,juga gratis”. ( Hal : 18 )

Zaman dahulu. “Sebab adanya pohon waru mengingatkan pada pasar desa di zaman dahulu”.  ( Hal : 21-22 )

Siang hari. “Siang hari, pada pembuatan penganan itu datang, menagih uang”. ( Hal : 23 )

Pagi. “Pagi, ia mengantarkan”. ( Hal : 23 )

Siang dan sore. “Kalau siang masih ada pedagang di kios masih buka sampai sore, ia menambah minuman jok namanya, harga lebih murah tetapi enaknya tetap sama”. ( Hal : 23-24 )

Siang. “Biasanya siang pasar sudah sepi”. ( Hal : 24 )

Kemarin. “Keramaian pasar berkurang menjelang pukul sembilan malam”. ( Hal : 24 )

Pagi. “Yang masih ramai sampai pagi, warung makan yang berada di kios yang menghadap ke jalan raya”. ( Hal : 24 )

Sekolah libur. “Kalau sekolah libur ia suka berjalan- jalan keliling pasar” ( Hal : 25 )

Jam kosong. “Kalau ada jam kosong ia mengajak temannya naik angkutan ke terminal, lalu naik bis jurusan kota, naik bis kota”. ( Hal : 27 )

Seminggu. “seminggu sekali diperiksa laporannya”. ( Hal : 37 )

Siang. "teryata sebuah kota, di siang hari adalah pasar”. ( Hal : 52)

Minggu depan. "Minggu depan," jawab Hanum," kak sukma?". ( Hal : 53 )

Tahun lalu. “Sukma, yang lebih duhulu kuliah, sebenarnya dapat menyelesaikan skripsi dua tahun yang lalu”. ( Hal : 54 )

Sore. “sore yang mempesona dan menggetarkan”. ( Hal : 57 )

Malam. “sebuah makan malam yang indah”. ( hal : 59 )

Sepuluh menit. "tak sampai sepuluh menit sudah sampai ke jantung kota ini". ( Hal : 62 )

Tiga hari berturut-turut. “ada tiga hari berturut-turut sukma datang ke pameran itu”. ( Hal : 63 )

Berbulan-bulam. “selama berbulan-bulan di tempat ini selalu ada pameran”. ( Hal : 64 )

Enam bulan. “setiap enam bulan atau kurang dari itu data kami perubarui". ( Hal : 65 )

Beberapa tahun lalu. “mereka mengaku menjadi pengunjung tetap mall sudah sejak beberapa tahun lalu”. ( Hal : 66 )

Sore. “suatu sore iapura-pura mengeluh soal keinginan mau beli baju bagus bermerek tapi dompet tipis”. ( Hal : 67 )

 Libur. “saya tengah libur kuliah mbak”. ( Hal : 75 )

Dua bulan. “apalagi sudah dua bulan ini kiriman uang dari kampung belum dating”. ( Hal : 75 )

Jam sembilan kurang. “jam sembilan kurang kami sudah datang. Setengah sepuluh paling dagangan sudah tertata rapi”. ( Hal : 77 )

Besok pagi. “tapi ada baiknya besok pagi kau datang memastikan hal ini”. ( Hal : 77 )

Mulai malam ini. " kalau aku terus di goda ak mogok bercerita  mulai malam ini."Ancam maya ( Hal : 83 )

Malam. “mereka menghabiskan makan malam di lesehan. ( Hal : 86 )

Zaman kerajaan sampai zaman kompeni. “bisa saja wong pemerintah itu sejak zaman kerajaan sampai zaman kompeni sudah ahli dalam memaksa orang. ( Hal : 87 )

Waktu libur. “mereka bertiga pernah menyusuri jalur pantai Utara. Waktu libur”. ( Hal : 95 )

Sepuluh menit. “sepuluh menit kemudian ia muncul bersama dua gadis berseragam”. ( Hal : 101 )

Siang. “siang itu pas saat makan siang”. ( Hal : 102 )

Waktu istirahat. “mereka ngobrol beberapa menit lagi sampai waktu istirahat bagi ester dan yanti Habis”. ( Hal : 104 )

Berpuluh-puluh tahun. “Sangat nyenyak, seolah-olah berpuluh-puluh tahun ia tidak pernah tidur sama sekali”. ( Hal : 107 )

Siang. “mimpi yang sempurna datang di siang yang sempurna sepinya”. ( Hal : 107 )

Sore. “sore. Sukma mandi. Rizal juga mandi”. ( Hal : 107 )

Siang. “mencocokkan keterangan teman sarah tadi siang”. ( Hal : 108 )

Seminggu yang lalu. "betul, saya seminggu yang lalu sampai kaget ketika dia mengetahui penyamaran saya dikaki lima”. ( Hal : 113)

Bertahun-tahun. “bertahun-tahun anak itu mencoba menebak dan menyingkap misteri di balik angka-angka itu”. ( Hal : 118 )

Seminggu. "seminggu lagi?" ( Hal : 123 )

Tiga hari. “tiga hari lagi”. ( Hal : 126 )

Tiga jam. “tiga jam yang lalu”. ( Hal : 126 )

Malam. “masuk ke pelosok malam yang sudah mendekati pagi”. ( Hal : 127 )

Pagi. “itulah yang berputar-putar dalam kepala sukma dan Thalib sampai pagi, ketikan mereka pamit kembali menuju kota”. ( Hal : 129 )

Malam. “malam terasa lain”. ( Hal : 133 )

Besok pagi. "kalau begitu bagaimana kalau kita besok pagi kesana usul." Maya”. ( Hal : 135 )

Malam. “pertemuan malam ini kita sudah sampai disini”. ( Hal : 155 )

Hari ini. “yang dapat kita lakukan adalah hari ini mengunjungi Hanum untuk menyelamatkan dia dari tindakan yang konyol dan kurang perhitungan”. ( Hal : 140 )

Semalam. “menyedu segelas kopi, ia campur dengan sisa wedang jahe semalam”. ( Hal : 142 )

Malam. "ada apa ini ? Kalian muncul dengan penampilan berbeda dengan tadi malam." Komentar Sukma. ( Hal : 142 )

Pagi. “saya sejak Pagi menguping pembicaraan antar petugas keamanan ini”. ( Hal : 148 )

Malam. “apalagi sekarang bis kota tidak mau beroperasi sampai malam”. ( Hal : 149 )

Sore. “sore sudah banyak bis masuk kandang”. ( Hal : 149 )

Lima belas menit. “lima belas menit lagi ticket datang dan kita dapat langsung ke bendara”. ( Hal : 158 )

Satu jam. “keberangkatan pesawat di tunda satu jam lagi dari jadwal yang ditentukan”. ( Hal : 161 )

Malam. “malamnya muncul berita Hanum ditangkap bersama beberapa orang yang dianggap menghasut massa”. ( Hal : 180 )

Hari-hari. “hari-hari berikutnya berita tentang kerusuhan itu sudah mulai menghilang dari televisi dan Koran”. ( Hal : 181 )

Siang hari dan malam hari. “menjadi pasar di siang hari dan pasar di malam hari”. ( Hal : 184 )

Siang. “makan siang jelas berupa masakan minang”. ( Hal : 185 )

Sore. “seisi rumah berkumpul sore ini”. ( Hal : 185 )

Malam. “malam, bibi kembali ketokoh,anak paman ada yang bertugas di hospital”. ( Hal : 185 )

Siang. "nanti siang kita bertemu". ( Hal : 186 )

Malam. “ia tahu di waktu seperti ini pasti ada salah satu temannya yang terbangun, shalat malam, kemudian mencuci”. ( Hal : 187 )

Pagi dan siang. “petugas di luar pun kecele karena menganggur sejak pagi sampai siang”. ( Hal : 196 )

Besok. “oleh karena itu,demi keselamatan ibu-ibu semua tolong pada saat sidang terakhir besok tidak usah hadir”. ( Hal : 197 )

Sore. “mereka ngobrol terus sampai sore”. ( Hal : 201 )

Malam. “menjelang malam Thalib pamit lalu mengemasi peralatan elektronik, memasukkannya ke dalam mobil”. ( Hal : 201 )

Masa depan. “ia merasa bahagimana arus Waktu mengalir deras begitu cepat menuju masa depan”. ( Hal : 201 )

Berbulan-bulan. “khasus hanum meledak menjadi berita hangat berbulan-bulan”. ( Hal : 201 )

Malam. “malamnya di rumah hanum diadakan pengajian syukuran”. ( Hal : 203 )

Tiga bulam. “tiga bulan kemudian pasar ini ditinjau oleh yuri dan peneliti dari yayasan itu”. ( Hal : 205 )

Malam. “ia membayangkan rambut yang indah, yang sekarang tertutup kerudung itu pada suatu malam nanti akan tergerai, terlepas dan ia dapat mencium wanginya dan merasakan malam-malam pengantin sebelumnya”. ( Hal : 207 )


Latar tempat

Luar kota. “apalagi rindu kepada gadis menawan seperti hanum,yang kini jauh dimata karena berada di luar kota”. ( Hal : 4 )

Daerah asalnya. “ia ingat, di daerah asalnya ada dendang saluang yang juga dikenal sebagai musik malam”. ( Hal : 5 )

Warung. “pembeli di warung Duduk diam-diam menikmati makanan dan minuman”. ( Hal : 8 )

Pasar induk dan tengah kota. “ia lihat para penjual sayur yang baru pulang dari pasar induk sudah mulai masuk ke tengah kota untuk menyerbu pasar kota”. ( Hal : 9 )

Kamar. “masuk kamar, Ganti pakaian”. ( Hal : 10 )

Masjid. “Dari pengeras suara di masjid terdengar adzan awal”. ( Hal : 11 )

Asrama. “sekarang ia keluar dari asrama”. ( Hal : 8 )

Kamar. “Lalu ia buka komputer di kamar,ia buka koleksi foto digital bersama Hanum saat rekreasi di sebuah kota sejuk di jawa timur beberapa waktu lalu”. ( Hal : 4 )

Asrama. “berbahaya bagi dirinya, bagi Ashley sendiri, bagi hanum dan bagi hubungan Sukma bersama Rizal, sahabat dekat seasrama”. ( Hal : 6 )

Kota. “ia dapat menjelajahi sudut-sudut kota hanya dari suara para penelpon”. ( Hal : 7 )

Rumah kakek. “Hanum, gadis kecil dengan rambut dikepang dua, suka sekali berkunjung kerumah kakek”. ( Hal : 13 )

Halaman rumah kakek. ”halaman rumah kakek Hanum dipagari Dengan pohon melandingan yang ditanam berjajar,agak renggang di selingi dengan pohon jarak,turi,pohon kelor, pohon randu, ketela karet, dan jarak kepyar”. ( Hal : 14 )

Sekolah. “setiap pulang sekolah, setelah melempar tas, ganti pakaian, mengganti sepatu dengan sandal ia langsung berlari ke sana”. ( Hal : 15 )

Rumah. “kadang ia masih sempat makan di rumah”. ( Hal : 15 )

Warung. "tapi hanya boleh di makan di warung". ( Hal : 17 )

Warung soto. “Niat karso membuka warung soto sungguh tepat”.  ( Hal : 18 )

Warung soto dan warung es. “membantu di warung soto dan warung es”. ( Hal : 18 )

Halaman rumah. " nyewa tanah di halaman rumah Mbah mantri". ( Hal : 19 )

Terminal. “apalagi bu,kan sebentar lagi terminal baru sudah akan di bangun di dekat simpang empat walaupun sana”. ( Hal : 19 )

Koprasi. “mendatangi koprasi simpan pinjam”. ( Hal : 19 )

Kios bensin. “berdiri kios bensin”. ( Hal : 20 )

Simpang empat. “letaknya disimpang empat, dipandang pemerintah mengganggu lalu lintas”. ( Hal : 20 )

Halaman rumah. “sisa halaman rumah mbah mantri di sebelah Utara yang di batasi jalan masuk ke dalam desa dijadikan tempat parker”. ( Hal : 23 )

Warung. “yang masih ramai sampai pagi, warung makan yang berada di kos yang menghadap ke jalan raya”. ( Hal : 24 )

Arab. “ia pernah jadi sopir di tanah Arab,bosan bekerja di sana, pulang”. ( Hal : 25 )

Pantai selatan. “ia pernah diajak ke persawahan dekat pantai selatan”. ( Hal : 26 )

Didepan pasar. “ia naik angkutan desa dari depan pasar setiap hari”. ( Hal : 27 )

Terminal. “kalau ada jam kosong ia mengajak temannya naik angkutan ke terminal, Lalu naik bis jurusan kota, naik bis kota”. ( Hal : 27 )

Kota. "kalau lulus SMA nanti saya mau kuliah di kota". ( Hal : 27 )

Toko. “toko makin maju”. ( Hal : 33 )

Kota Padang. “Ia  melanjutkan sekolah SMA di kota Padang”. ( Hal : 35 )

Kost. “Adik yang rajin membawa kebiasaan di rumah ke tempat kost di kota propinsi ini”. ( Hal : 36 )

Kampus. “kampus Sukma kuliah termasuk kampus tua, negeri dan megah”. ( Hal : 37 )

Mall. “hujan diskon diberikan saat peresmian mall”. ( Hal : 48 )

Kota. "ternyata sebuah kota di siang hari adalah pasar". ( Hal : 52 )

Warung sate Padang. “di warung sate Padang mereka dapat berpesta dan berlomba mengalahkan rasa pedas”. ( Hal : 53 )

Restoran. "ada restoran khusus menyediakan menu makan malam". ( Hal : 59 )

Pinggir kota. “Pengembangan kedua menawarkan Kawasan hunian di pinggir kota”. ( Hal : 62 )

Jakarta. "Minta bantuan babe di Jakarta dong". ( Hal : 63 )

Kamar. “Linda masuk ke kamar pas saat giliran dia tiba”. ( Hal : 69 )

Di depan tokoh. “Sampai di depan daerah tokohmereka berhenti”. ( Hal : 75 )

Pasar. “Pasar kedua setelah pasar resmi dan tempat penjualan resmi seperti toko, swalayan, supermarket, mall”. ( Hal : 81 )

Kantor forum. "Ketika saya disuruh membayar iuran di kantor forum saya sempat ketemu ketua forum”. ( Hal : 82-83 )

Asrama. “Pulang ke asrama masing-masing”. ( Hal : 86 )

Jalur selatan dan jalur pantai Utara. “apa yang akan terjadi di jalur setelah dapat kita lihat pada apa yang kini telah terjadi di jalur pantai Utara”.

Sumatra dan jawa. “Mereka membayangkan raksasa itu mirip gergasi dalam dongeng anak-anak di Sumatra dan mirip dengan buto dalam perwayangan dan dogeng anak-anak jawa”. ( Hal : 99 )

Kaki lima. “Betul, saya seminggu yang lalu sampai kaget ketika dia mengetahui penyamaran saya di kaki lima”. ( Hal : 113 )

Kamar. “Ia ingat ingin kamarnya sepi”. ( Hal : 125 )

Kaki lima. “Saat ketemu maya di kaki lima, saya langsung tertarik”. ( Hal : 158 )

Bendahara. “Mengantar ke bendahara”. ( Hal : 161 )

Kamar hotel. “Dari kamar sebuah hotel di sebuah kota di pulau Bali hari itu sukma,maya dan Thalib dapat dengan mudah malengamati dan mempelajari apa yang terjadi”. ( Hal : 177 )

Pasar Kliwon. "Ya, tadi di pasar kliwon".( Hal : 183 )

Pantai. “Jalur pantai untuk tempat yang ramai”. ( Hal : 183 )

Kerumah. “Langsung saja kerumah”. ( Hal : 185 )

Restoran. “di restoran yang terkenal dengan satenya”. ( Hal : 186 )

Kampong. “Saya pulang kampung mendadak”. ( Hal : 187 )

Rumah. “Bibik dan paman pasti menitipkan oleh-oleh untuk keluarga di rumah”. ( Hal : 188 )

Penjara. “tapi bagi hanum,ia tetep berada di dalam penjara sambil menunggu hasil naik banding”. ( Hal : 193 )

Mahkamah agung. “hanum mengajukan banding ketingkat kasasi ke mahkamah agung”. ( Hal : 201 )

Di tengah pasar. “ upacara pernikahan berlangsung sederhana,di hadiri orang tua, masih-masing dan teman dekat, tetapi resepsinya yang meriah, sebab dilangsungkan di tengah pasar”. ( Hal : 206 )


Suasana

Dingin. “Udara amat dingin membuatnya menggigil”. ( Hal : 2 )

Romantic. “Musik yang lembut mendayu-dayu membawa membawa pendengarannya terlontar ke sebuah suasana yang amat romantis mengharuka”. ( Hal : 5 )

Sepi. “ia mendengar suara sepi dari dalam jiwa karena malam ini menunggu kedatangan nur yang ia tau dgn pasti kalau gadis itu tidak mungkin datang malam ini”. ( Hal : 6 )

Dingin. “Hawa pagi yang dingin menyergap jalanan”. ( Hal : 10 )

Senang. “Ia senang menghirup hawa pagi”. ( Hal : 21 )

Senang. “Pemilik rumah yang ditumpangi hidup senang karena seperti mendapat anak baru yang mudah disuruh-suruh”. ( hal : 37 )

Heroic. “Begitu suasana heroik sebelum demokrasi dimulai”. ( Hal : 56 )

Indah. "Sebuah makan malam yang indah." ( Hal : 59 )

Panas. Matahari mulai terasa panasnya. ( Hal : 75 )

Senang. Jelas senang. ( Hal : 80 )

Sedih. “Ia sedih”. ( Hal : 135 )

Sepi dan Dingin. “Memang di tempat sepi dan dingin membuat hanum mudah menangis”. ( Hal : 169 )


Tokoh dan Penokohan

Tokoh yaitu hanum, sukma, thalib, nur (ibu hanum), asti, rizal, ashley, mbah mantra, nenek, karso, wakidi, trimo, pak hamid, maya (adik sukma), mas badawi, linda, pakde naryo, sarah, ayah hanum dan yanti

Penokohan 

Hanum

Sangat kuat, tangkas dan berbahaya. ( Hal : 142 )

Gara-gara kakek dan neneknya terbunuh gadis yang semula lembutdan santun kini sanggup meminmpin demokrasi. ( Hal : 148 )

Yang dapat kita lakukan hari ini mengunjungi hanum untuk menyelamatkan dia dari tindakan yang konyol dan kurang perhitungan. ( Hal : 40 )

Hanum perempuan yang cerdas dan intuisinya yang kuat. ( Hal : 152 )

Sukma

Jantungnya digerakkan deyut demi denyut. Ia gemetar dan terus gemetar kumudian berhenti sendiri.ia bernafas lega. ( Hal : 4 )

Dia tidak malas.tetapi justru rajin mengamati apa saja yang terjadi di pasar. ( Hal : 33 )

Hanya ia agak kecewa, mahasiswa perempuan disini seperti kelelawar serius kuliah,kurang suka berdandan. ( Hal : 37 )

Ini yang menyebabkan ia tidak cerewet lagi dengan soal kiriman uang yang terlambat. ( Hal : 56 )

Sukma suka tidur lama-lama dikamar. ( Hal : 31 )

Sukma sering mengintip kesibukan pasarlewat sela-sela jendela. ( Hal : 31-32 )

Ia hafal betul bunyi gaduh,riuh,dan suara kendaraan datang pergi. ( Hal : 32 )

Maya (adik sukma)

Lebih gesit dan rajin membantu. ( hal : 33 )

Hanya adiknya yang suka cerewet,dan kadang menggoda dia dengan mengedor pintu. ( Hal : 34 )

Adik perempuannya seperti punya sayap bergerak,dan terbang melayang kesana kemari dengan sayap. ( hal : 36 )

Mbah mantri 

Saya akan mengulur-ngulur waktu agar proses pencaplokan itu tidak serta merta terjadi. ( Hal : 91 )

Linda

Linda yang tegar dan polos. ( Hal : 70 )

Sarah

Sukma tau kalau sarah sedikit berbohong untuk menambah seru cerita. ( Hal : 69 )

Thalib

Berlayar di internet dan suka menjelajah kemajuan teknik informatika. ( Hal : 118 )

Memandang masalah yang sederhana menjadi begitu sulit dan rumit. ( Hal : 208 )

Mas badawi

Ia anak muda cerdas, meskipun tidak begitu tampan tapi semangatnya luar biasa. ( Hal : 83 )


Sudut Pandang

Sudat Pandang Orang Pertama

Hamum dapat bebas berkeliaran di pasar,dan ikut naik kendaraan keluar masuk pasar karena ia anak tunggal. Ayah dan ibunya tidak tega melarang dia. Sebab mereka lihat, hanum menemukan kegembiraan disitu. Setiap pulang selalu membawa cerita baru hasil pertulangannya memutari pasar atau ketika pergi jauh ke pelosok pelosok. ( Hal : 26 )

Thalib lebih suru lagi.kumia dan cabang bersih. Rambut dipotong pendek merata. Tersisa rambut satu sentimeter. Ia mengenakan kaos, tertutup jaket rompi warna krem.celana jeans.tampak lebih muda dan lebih kaya dibandingkan penampilan sebelumnya. ( Hal : 147 )

Sudut pandang orang kedua

Sukma dan hanummengangguk. Membayangkan bagaimana bterlukanya hati warga kampung kalau mereka terus dihimpit oleh nasibnya dari banyak sisi. Dihimpit oleh kerasnya hidup akibat pasar  bebas yang memihak pedagang besar dan peraturan kota yang membatasi ruang gerak mereka. ( Hal : 85 )

Mereka sebenarnya heran sendiri.kenapa harus pontang-panting sampai ke kota ini, padahal berdasarkan laporan teman-teman, mereka tidak dalam keadaan dicari atau dicurigai.tidak ada petugas yang mendatangi asrama, kecualiasrama hanum. Juga tidak ada isyarat yang dapat ditafsirkan membahayakan nasib mereka. ( Hal : 188-189 )

Sudat Pandang Orang Ketiga

Hamum cepat menghubungi maya dan sukma. Dua kakak beradik itu kaget mendengar cerita hanum. Mereka tidak pernah membayangkan di negeri ini terjadi kasus seperti itu. Mereka memang pernah mendengar bagaimana pemerintah mengklaim pasar yang tumbuh di masyarakat sebagai pasar pemerintah. Tetapi biasanya yang menyediakan fasilitas jual beli adalah pemerintah setempat. Pasar yang semula tumbuh di persimpangan jalan, berada di bawah pohon besar itu kemudian dibagun. Jadi bukannya mencaplok pasar milik masyarakat yang sudah jadi seperti yang menimpa pasar di dekat rumah kakek hanum. ( Hal : 91-92 )

Mereka bertiga merasa tidak sebagai siapa-siapa. Tidak sebagai aji saka, tidak sebagai Hanoman atau anak kecil yang cerdik dan lucu itu mereka merasa sekedar menjadi orang yang sadar situasi dan keadaan, kemudian diliputi kebingungan. ( Hal : 100 )


Amanat

Pemerintah dan petugas negara tidak boleh seenaknya dengan kekuasaan mereka.pemerintah dan petugas negara juga tidak boleh seenaknya menutup  pasar tradisional yang sudah di buat oleh para pedagang.karena mereka telah bersusah payah membuat pasar tradisional tersebut.




Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Pengarang

Waktu masih sekolah di SD dan sekolah menengah di Kota Gede, penulis sempat membaca buku berjudul Uncle's Tom Cabin Karta MB Stowie dan Max Havelaar karya Multatuli. Juga Nole Me Tangere karya Jose Rizal dan hampir semua karya Pramoedia Ananta Teor, karya-karya sebelum karya pasca pulau buru. Di tambah bertumpuk-tumpuk buku silat cina karya Kho Ping Hoo dan sejawatnya. Serial karya Karl May baik serial balkal, timur tengah, Amerika Utara dan Amerika Selatan hampir semua telah penulis baca.

Pasca sekolah, saat belajar menjadi wartawan dan penyuntingan buku, penulis mulai mengenal karya Franz Fanon dan Ali Syariati. Juga kisah yang dahsyat dari kehidupan Abu Dzarr Al Ghifari. Karya Maxim Gorky berjudul ibunda dan Seabreg karya penulis Rusia Semisal Leo Tolstoi, Boris Pasternak, Nikoloi Gogol, Alexander Solzeinetsin, karya pengarang lain semisal Andere Gide melengkapi berbagai-bagai bacaan yang menjadi adonan informasi yang menjadi fondasi dari pengetahuan Kritis penulis. Belum lagi puisi-puisi rendra, Taufiq Ismail emhaAinun Nadjib dan antologi puisi pejuangan yang berjudul bunga para syuhada ikut memperkaya mesiu semangat dalam jiwa.

Ditambah dengan tontonan film semisal gandhi yang monumental dan menggugah, pada jam lima sore yang mengisahkan episode akhir kehidupan Federico Garcia Lorca, dan film-film India yang sering mewartakan adanya perlawanan struktural di sana, plus film-film tentang perang Vietnam versi Olivier Stone yang mengkritisi perang itu.dan sebagai wartawan di 'koran perjuangan' dan di 'majalah perjuangan' penulis cukup punya kesempatan untuk mewawancarai banyak pihak, orang-orang kecil dari berbagai pelosok daerah di Indonesia.

Demikian juga setelah sekitar dua puluh tahunan terakhir penulis dengan beberapa teman mencoba mencoba mengkaji surat-surat makiyah dan menemukan bagaimana energi makna surat al ma'un yang legendaris di kalangan Muhammadiyah, yang dalam memahami zaman terkini perlu ditemani dengan energi makna surat-surat yang lain.

Dengan bekal seabreg pengamalan membaca buku di atas, penulis mendapat kesempatan, kemudian, untuk membaca masyarakat secara ' baru' masyarakat Kotagede yang adem ayem kemudian terbaca dan tersedia sebagai masyarakat yang banyak menyimpan persoalan besar, persoalan penindasan atas kemanusiaan. Apalagi di kota ini penulis pernah merasakan betapa pahit hidup dalam keluarga buruh kecil.demikian juga ketika membaca kota Yogyakarta, dimana selama lima tahun tinggal di tepi sungai code.

Dengan cara membaca yang baru tampak kota Yogyakarta kerta, bahkan pulau Jawa dan Indonesia tampak sebagai sesuatu yang baru dimana banyak sekali persoalan struktural yang rumit tak terpecahkan. penindasan struktural, sistematis, dan layak disebut penindasan “konstitusional” terjadi di mana-mana. Ini yang menyebabkan sebuah UUD diamandemen.

Di tengah kegalauan melihat semuy itu, penulis kemudian ingin bereksperimen untuk membuat karya sastra yang bersifat perlawanan. Dalam hal ini penulis awalnya melihat bahwa pada hakekatnya semua karya sastra merupakan karya perlawanan, paling tidak perlawanan terhadap waktu, ruang dan ingatan kolektif atas peristiwa dan kenyataan yang membanjir dalam kehidupan. Sastra melakukan perlawanan dengan cara memberinya pemaknaan-pemakaan baru. Meski kemudian pemaknaan-pemakaan itu sering terbatas pada pemaknaan estetik dan linguistik belaka, atau menjelajah pada pemaknaan tematik yang unik.

Ada juga karya sastra yang bergerak melakukan pemaknaan moral atas berbagai peristiwa dan kejadian yang muncul dalam kehidupan ini. semua itu kemudian terasa belum mencukupi. Masih diperlukan langkah maju. Maka sastra perlawanan sepertinya harus bergerak melawan berbagai-bagai penindasan dan penjajahan. Penindasan atas kemanusiaan dan penjajahan oleh rezim lupa dan renzim global yang terlihat jelas sedang menghisap sumber daya, sumberdana, dan sumber-sumber kemanusiaan bangsa dan masyarakat kita.

Tanpa ada kesadaran akan perlunya perlawanan maka karya sastra sering amat bagus dan mempesona tetapi hanya berhasil menyentuh dan menghasilkan semacam ' kesalehan individual ' belaka. Belum mampu menyentuh dan menghasilkan semacam “kesalehan sosial ' di mana yang dimaksud dengan amal Soleh adalah kerja-kerja perlawanan. Perlawanan melawan kemungkaran sistem global, nasional, lokal yang tengah menghisap dan melucuti aneka sumberdaya, simber dana, sumber kemanusiaan dan hak manusia dan masyarakat untuk memilih alternatif agenda kehidupan, memilih rute kehidupan dan memilih menjadi diri sendiri. Pada zaman ini, menjadi diri nya sendiri saja sering dibicarakan dan diberi stigma sebagai hal yang buruk ketinggalan zaman dan dianggap melawan perubahan global. Masalahnya, apa artinya menjadi manusia dan masyarakat tanpa adanya hak dan kebolehan untuk menjadi dirinya sendiri?

Novel yang penulis buat ini juga berbicara tentang perjuangan anak-anak muda dan masyarakat pinggir yang ingin menjadi dirinya sendiri, ingin mandiri secara ekonomi tetapi secara sistem nasional dan sistem global justru di salahkan dan dianggap musuh. Oleh karena itu anak-anak muda ini bersama masyarakat kemudian melakukan perlawanan.

Nafas sebuah karya sastra perlawanan antara lain terletak pada tema perlawanan semacam ini. Ditambah dengan pengembangan imajinatif tentang alternatif perlawanan itu sendiri. Perlawanan lewat kata, lewat ide, lewat teks, lewat kecerdikan akal yang senantiasa menyiksakan peluang. Dan peluang untuk melakukan perlawanan itu masih ada kalau kita berfikir dan menyadari nya ada. Anak-anak muda dan masyarakat dalam novel ini sungguh menyai kalau peluang itu. Dan kesadaran tentang masih adanya peluang itulah yang coba penulis tularkan kepada pembaca lewat novel ini, yang semoga saja dapat berhasil dengan baik. Itu saja, terima kasih.

                                                                                                MUSTOFA W HASYIM


Latar Belakang Masyarakat

-



Membuat Ringkasan Buku Fiksi Berbentuk Skema

Orientasi

Mbah mantri murung. Hanum heran.

" Ada apa mbah?"

Lelaki tua itu menunjuk ke arah pasar.

"Ada apa dengan pasar kita ini mbah ?"

Lelaki tua itu menggeleng.

" Kenapa mbah ?".

" Mau diminta pemerintah."

Kenapa bisa mbah?"

"Bisa saja wong pemerintah itu sejak zaman kerajaan sampai zaman kompeni sudah ahli dalam memaksa orang. Ahli dalam hal meminta-minta."

" Bukankah pasar ini milik masyarakat? Di Bagun setapak demi setapak oleh masyarakat sendiri. Dimulai dengan hadirnya warung soto, warung es, kios bensin, toko kelontong. Ketika pasar wonomakmur ditutup pemerintahan, para pedagang. Mereka atas inisiatif dan keinginan sendiri menyewa tanah mbah untuk mendirikan pasar ini. Para pedagang patungan membangun pasar ini. Pasar berdenyut, hidup dan makmur. Mampu memakmurkan warga desa ini dan warga desa sekitar. Sekarang maju dan berkembang. Masyarakat senang karena bisa hidup mandiri dan tidak pernah merepotkan negara.

Masyarakat dan pedagang disini tidak pernah merugikan pemerintah serupiahpun. Mereka mencari uang sendiri, mereka saling memakmurkan. Ini artinya para pedagang dan masyarakat disini sudah dapat mengurangi beban pemerintah sudah menolong pemerintah agar tidak susah-susah mengurusi warga desa-desa sekitar sini.


Rangkaian Peristiwa

Mbah mantri murung. Hanum heran.

" Ada apa mbah?"

Lelaki tua itu menunjuk ke arah pasar.

"Ada apa dengan pasar kita ini mbah ?"

Lelaki tua itu menggeleng.

" Kenapa mbah ?".

" Mau diminta pemerintah."

Kenapa bisa mbah?"

" Bisa saja wong pemerintah itu sejak zaman kerajaan sampai zaman kompeni sudah ahli dalam memaksa orang. Ahli dalam hal meminta-minta."

" Bukankah pasar ini milik masyarakat? Di Bagun setapak demi setapak oleh masyarakat sendiri. Dimulai dengan hadirnya warung soto, warung es, kios bensin, toko kelontong. Ketika pasar wonomakmur ditutup pemerintahan, para pedagang. Mereka atas inisiatif dan keinginan sendiri menyewa tanah mbah untuk mendirikan pasar ini. Para pedagang patungan membangun pasar ini. Pasar berdenyut, hidup dan makmur. Mampu memakmurkan warga desa ini dan warga desa sekitar. Sekarang maju dan berkembang. Masyarakat senang karena bisa hidup mandiri dan tidak pernah merepotkan negara.

Masyarakat dan pedagang disini tidak pernah merugikan pemerintah serupiahpun. Mereka mencari uang sendiri, mereka saling memakmurkan. Ini artinya para pedagang dan masyarakat disini sudah dapat mengurangi beban pemerintah sudah menolong pemerintah agar tidak susah-susah mengurusi warga desa-desa sekitar sini.

Seharusnya pemerintah berterima kasih kepada warga desa dan para pedagang yang mampu menggerakkan roda ekonomi di desa dan kecamatan ini, bukannya malah mau mencaplok pasar yang dengan susah payah dirintis dan pembangunannya dibiayai sendiri oleh masyarakat ini."

Hanum berbicara panjang lebar. suaranya membanjiri tidak dapat di bandung lagi. Kakeknya hanya diam mendengarkan dan menyimak kata sang lucu yang meledak ledak itu.

" utusan pemerintah bilang kepada saya kalau pasar ini mau diterbitkan. pemerintah menganggap ini pasar liar."

Hanum tambah heran.

" Pasar liar? Apanya yang liar mbah? Pasar ini sudah tertib sejak awal berdiri karena diatur oleh kesepakatan para pedagang sendiri, bukan diatur oleh peraturan dari luar yang biasanya dipaksakan berlakunya. Coba mbah rasakan, apa selama ini ada masalah di antara pedagang, atau ada masalah antar pasar ini dengan masyarakat? Atau ada masalah serius selama pasar ini ada.?"

Ketua tua itu menggeleng.

" kalau begitu, kenapa harus ditertibkan?"

" Utusan pemerintah bilang, pungutan karcis atau uang sapon itu liar, demikian juga uang parkir yang dipungut oleh para pemuda. utusan itu bilang, yang berhak mengeluarkan keras karcis untuk pedagang dan karcis parkir itu hanya pemerintah, bukan masyarakat.begitu katanya."

Hanum makin tidak mengerti.

"Lantas uangnya mengalir ke mana ?"

" Ke pemerintah, kata utusan itu."

" Lantas untuk membianyai tenaga kebersihan di ambil dari mana?"

" Pemerintah katanya akan memberi upah, atau gaji kepada tenaga kebersihan itu."

" Katanya begitu. Bahkan, katanya pemerintah mau menugaskan seorang lurah pasar untuk mengendalikan pasar ini."

" Lho, kan sudah ada pakde naryo yang selama ini bertugas mengatur pasar ini. Selama ini tidak ada keluhan para pedagang atas apa yang pakde naryo kerjakan."

"Naryo dikatakan sebagai pejabat liar oleh pemerintah. Sebab yang mengangkat dia bukan pemerintah. Maka pemerintah bermaksud mengirim lurah pasar yang resmi, yang bertindak atas nama negara untuk mengatur pasar ini."

" Waduh, gimana sih cara berpikir pemerintah atau negara itu mbah."

" Pemerintah dan negara itu tidak bisa berpikir. Pemerintah itu bisanya bertindak, memerintah. sedang negara itu hanya bisa berkuasa.tidak lebih dari itu."

" Kalau sudah begitu memang repot mbah.apa pemerintah atau negara itu tidak melihat bagaimana dulu para pedagang yang bingung karena pasar wonomakmur ditutup kemudian bersatu mendirikan koperasi pedagang.

Koperasi pedagang itulah yang membiayai pembangunan pasar ini, kemudian koperasi pula yang mengangkat pakde naryo sebagai kepala pasar ini.selama ini, para pedagang yang sekaligus anggota koperasi merasa yang memiliki pasar ini, dan Secara nyata pasar ini memang milik pedagang,milik koperasi,milik masyarakat. Bukan milik pemerintah atau negara. Pemerintah tidak berhak memungut karcis, tidak berhak memungut uang parkir, tidak berhak mengirim dan menempatkan lurah pasar sebagai petugas negara atau pejabat pemerintah di pasar ini.apa pemerintah tidak melihat kenyataan bahwa masyarakat kita ternyata kalau di biarkan Tumbuh sesungguhnya mampu membangun pasar sendiri dan sanggup mengatur diri mereka dan sanggup mengatur diri mereka sendiri?"

" Pemerintah dan negara sepertinya memang tidak bisa melihat. Sebab tugas mereka memang hukum untuk melihat lihat dan mengakui kenyataan ini. Seperti saya kata tadi, tugas pemerintah itu ya memerintah, memerintah siapa saja, dan tugas negara adalah berkuasa untuk menguasai apa saja. Jangan harap pemerintah dan negara untuk berfikir dan memikirkan soal kemandirian masyarakat yang dalam bahasa kerjaan dulu disebut wilayah perdikan, sekarang tidak ada lagi wilayah perdikan semacam itu, yang ada semua hanya wilayah penguasaan pemerintah dan negara. Maka menurut utusan pemerintah itu, logis dan masuk akal bahkan sudah seharusnya pasar inu di caplok oleh pemerintah."

Hanum tertawa.

" Simbah ini bisa melucu juga."

" Saya hanya menirukan apa kata utusan itu waktu kemarin kesini."

" Kalau begitu, utusan itu memang lucu."

" Tetapi saya tidak berani tertawa, waktu itu. "

" Betul mbah, kalau mbah tertawa bisa dihukum."

Keduanya tertawa. Ada rasa getir menguasa udara.

" Apakah tidak ada jalan lain mbah selain menyerangkan pasar milik masyarakat ini kepada pemerintah?" Tanya hanum kemudian.

" Seperti nya tidak ada jalan lain. Aku tidak mau Dikatakan melawan pemerintah, atau dihukum karena melawan negara, mendirikan pasar swasta, melanggar undang undang."

" Pemerintah sepertinya ingin sekali menguasai pasar ini."

" Jelas,ya."

" Lantas bagaimana dengan tanahnya? Inikah tanah milik mbah?"

" Pemerintah mau membeli dan akan menjadikan tanah ini tanah negara."

" Mbah belum memberikan persetujuan kan?"

" Belum. Yang saya katakan pada utusan itu adalah saya baru tahap mendengarkan apa kemauan pemerintah dan saya bilang mau berembung dengan para pedagang dulu."

Hanum berfikir keras. Mencari celah untuk melakukan perlawanan. entah perlawanan seperti apa, ia tidak tahu.

" Bagus mbah. Tolong mbah mengulur-ngulur waktu sementara saya menyelidiki kasus ini. Kalau ada pihak yang mendesakkan kemauannya seperti itu pasti ada sebabnya. Saya akan menyelidiki apa yang menjadi latar belakang kenapa ada utusan pemerintah datang ketempat ini dan ingin cepat cepat mencaplok pasar ini."

" Baik. Saya akan mengulur ulur waktu agar proses pencaplokan itu tidak serta terjadi. Kalau perlu, kita gagalkan. Sebab kalau masih ada waktu, berati masih ada harapan."

" Betul mbah."


Komplikasi

Seharusnya pemerintah berterima kasih kepada warga desa dan para pedagang yang mampu menggerakkan roda ekonomi didesa dan kecamatan ini, bukannya malah mau mencaplok pasar yang dengan susah payah dirintis dan pembangunannya dibiayai sendiri oleh masyarakat ini."

Hanum berbicara panjang lebar. Suaranya membanjiri tidak dapat di bandung lagi. Kakeknya hanya diam mendengarkan dan menyimak kata sang lucu yang meledak ledak itu.

" utusan pemerintah bilang kepada saya kalau pasar ini mau diterbitkan. Pemerintah menganggap ini pasar liar."

Hanum tambah heran.

"pasar liar? Apanya yang liar mbah? Pasar ini sudah tertib sejak awal berdiri karena diatur oleh kesepakatan para pedagang sendiri, bukan diatur oleh peraturan dari luar yang biasanya dipaksakan berlakunya. Cobambah rasakan, apa selama ini ada masalah di antara pedagang, atau ada masalah antar pasar ini dengan masyarakat? Atau ada masalah serius selama pasar ini ada.?"

Ketua tua itu menggeleng.

" kalau begitu, kenapa harus ditertibkan?"

"utusan pemerintah bilang, pungutan karcis atau uang sapon itu liar, demikian juga uang parkir yang dipungut oleh para pemuda. Utusan itu bilang, yang berhak mengeluarkan keras karcis untuk pedagang dan karcis parkir itu hanya pemerintah, bukan masyarakat.begitu katanya."

Hanum makin tidak mengerti.

"lantas uangnya mengalir kemana ?"

" ke pemerintah, kata utusan itu."

"lantas untuk membianyai tenaga kebersihan di ambil dari mana?"

"pemerintah katanya akan memberi upah, atau gaji kepada tenaga kebersihan itu."

" katanya begitu. Bahkan, katanya pemerintah mau menugaskan seorang lurah pasar untuk mengendalikan pasar ini."

"lho, kan sudah ada pakde naryo yang selama ini bertugas mengatur pasar ini. Selama ini tidak ada keluhan para pedagang atas apa yang pakde naryo kerjakan."

"naryo dikatakan sebagai pejabat liar oleh pemerintah. Sebab yang mengangkat dia bukan pemerintah. Maka pemerintah bermaksud mengirim lurah pasar yang resmi, yang bertindak atas nama negara untuk mengatur pasar ini."

"waduh, gimana sih cara berpikir pemerintah atau negara itu mbah."

" pemerintah dan negara itu tidak bisa berpikir. Pemerintah itu bisanya bertindak, memerintah. Sedang negara itu hanya bisa berkuasa.tidak lebih dari itu."

" kalau sudah begitu memang repot mbah.apa pemerintah atau negara itu tidak melihat bagaimana dulu para pedagang yang bingung karena pasar wonomakmur ditutup kemudian bersatu mendirikan koperasi pedagang.

Koperasi pedagang itulah yang membiayai pembangunan pasar ini, kemudian koperasi pula yang mengangkat pakde naryo sebagai kepala pasar ini.selama ini, para pedagang yang sekaligus anggota koperasi merasa yang memiliki pasar ini, dan secara nyata pasar ini memang milik pedagang,milik koperasi,milik masyarakat. Bukan milik pemerintah atau negara. Pemerintah tidak berhak memungut karcis, tidak berhak memungut uang parkir, tidak berhak mengirim dan menempatkan lurah pasar sebagai petugas negara atau pejabat pemerintah di pasar ini.apa pemerintah tidak melihat kenyataan bahwa masyarakat kita ternyata kalau di biarkan tumbuh sesungguhnya mampu membangun pasar sendiri dan sanggup mengatur diri mereka dan sanggup mengatur diri mereka sendiri?"

" pemerintah dan negara sepertinya memang tidak bisa melihat. Sebab tugas mereka memang hukum untuk melihat lihat dan mengakui kenyataan ini. Seperti saya kata tadi, tugas pemerintah itu ya memerintah, memerintah siapa saja, dan tugas negara adalah berkuasa untuk menguasai apa saja. Jangan harap pemerintah dan negara untuk berfikir dan memikirkan soal kemandirian masyarakat yang dalam bahasa kerjaan dulu disebut wilayah perdikan, sekarang tidak ada lagi wilayah perdikan semacam itu, yang ada semua hanya wilayah penguasaan pemerintah dan negara. Maka menurututusan pemerintah itu, logis dan masuk akal bahkan sudah seharusnya pasar inu di caplok oleh pemerintah."

Hanum tertawa.

" simbah ini bisa melucu juga."

" saya hanya menirukan apa kata utusan itu waktu kemarin kesini."

"kalau begitu, utusan itu memang lucu."

" tetapi saya tidak berani tertawa, waktu itu."

" betul mbah, kalau mbah tertawa bisa dihukum."

Keduanya tertawa. Ada rasa getir menguasa udara.


Resolusi

" apakah tidak ada jalan lain mbah selain menyerangkan pasar milik masyarakat ini kepada pemerintah?" tanya hanum kemudian.

"seperti nya tidak ada jalan lain. Aku tidak mau dikatakan melawan pemerintah, atau dihukum karena melawan negara, mendirikan pasar swasta, melanggar undang undang."

" pemerintah sepertinya ingin sekali menguasai pasar ini."

" jelas,ya."

" lantas bagaimana dengan tanahnya? Inikah tanah milik mbah?"

" pemerintah mau membeli dan akan menjadikan tanah ini tanah negara."

" mbah belum memberikan persetujuan kan?"

"belum. Yang saya katakan pada utusan itu adalah saya baru tahap mendengarkan apa kemauan pemerintah dan saya bilang mau berembung dengan para pedagang dulu."

Hanum berfikir keras. Mencari celah untuk melakukan perlawanan.entah perlawanan seperti apa, ia tidak tahu.

" bagus mbah. Tolong mbah mengulur-ngulur waktu sementara saya menyelidiki kasus ini. Kalau ada pihak yang mendesakkan kemauannya seperti itu pasti ada sebabnya. Saya akan menyelidiki apa yang menjadi latar belakang kenapa ada utusan pemerintah datang ketempat ini dan ingin cepat cepat mencaplok pasar ini."

" baik. Saya akan mengulur ulur waktu agar proses pencaplokan itu tidak serta terjadi. Kalau perlu, kita gagalkan. Sebab kalau masih ada waktu, berati masih ada harapan."

"betul mbah."


Menanggapi atau mengomentari buku fiksi yang dibaca

Bahasa yang digunakan penulis

Bahasa yang digunakan sulit dimengerti karena tidak semua bahasa dalam novel tersebut  menggunakan bahasa indonesia. Di dalam novel tersebut juga  terdapat bahasa jawa. Jadi, para pembaca harus memahami terlebih dahulu bahasa jawa yang tidak di mengerti.


Kelemahan dan keunggulan buku fiksi

Kelemahan

Kelemahan buku ini adalah cerita dalam buku ini susah di tebak dan di mengerti jadi kita harus membaca dengan konsentrasi agar bisa memahami cerita dalam buku ini.

Kelebihan

Buku ini bisa mengajarkan bagaimana penjajahan ekonomi yang terjadi di negeri ini. Buku ini juga mengajarkan anak-anak muda agar bisa melawan penjajah ekonomi yang terus mengobarkan pelawan

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...