Ani Romaningsih: November 2015

Saturday, November 14, 2015

makalah mega colon



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Usus besar atau colon yang kira- kira satu 1,5 m panjangnya adalah sumbangan dari usus halus dan mulai dikatup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat sisa makanan lewat. Reflex gastrokolik terjadi ketika makanan masuk lambung dan menimbulkan peristaltic didalam usus besar. Reflex ini menyebabkan defekasi atau pembuangan air besar.
Usus besar atau colon tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi makanan. Bila isi usus halus  mencapai sekum maka semua zat makanan telah diabsorpsi dan isinya cair. Selama perjalanan di dalam kolon  isinya menjadi makin padat, ketika rectum dicapai maka feses bersifat padat dan lunak. Peristaltic dialam colon sangat lambat . . kegiatan diatas akan terjadi dengan lancer ketika syaraf- syaraf pada colon tidak memiliki gangguan dan bekerja sesuai alurnya.
Namun , pada colon dapat terjadi penyumbatan karena akibat dari sebagian usus tidak memiliki saraf- saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya dan sering di sebut sebagai penyakit hirschprung atau mega colon. Penyakit Hirschsprung atau Megakolon adalah kelainan bawaan penyebab gangguan pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan terjadi pada bayi dengan berat lahir lebih kurang 3 Kg, lebih banyak pada anak laki-laki dari pada anak perempuan (Arief Mansjoer dkk, 2000).
Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi dengan Penyakit Hirshsprung dapat menunjukkan gejala klinis sebagai berikut. Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketidakadaan evakuasi mekonium. Keterlambatan evakuasi meconium diikuti obstruksi konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut. Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare, distensi abdomen dan demam. Adanya feses yang menyemprot pada saat colok dubur merupakan tanda yang khas. Bila telah timbul enterokolitis nikrotiskans terjadi distensi abdomen hebat dan diare berbau busuk yang dapat berdarah.

1.2. POKOK PERMASALAHAN
1.      Apa Pengertian Mega Colon ?
2.      Bagaimana Patofisiologi Mega Colon ?
3.      Bagaimana Klasifikasi Mega Colon ?
4.      Apa Faktor – Faktor Penyebab Mega Colon ?
5.      Apa Gejala yang timbul pada penderita mega colon ?
6.      Bagaimana Pemeriksaan Penunjang pada Mega Colon ?
7.      Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak dengan Masalah Penyakit Hisprung ?

1.3.TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian mega colon
2.      Mengetahui patofisiologi mega colon
3.      Mengetahui pengkelasifikasian penyakit mega colon
4.      Mengetahui factor- factor penyebab terjadinya mega colon
5.      Mengetahui gejala – gejala yang timbul pada penderita mega colon
6.      Mengetahui beberapa pemeriksaan penunjang pada mega colon
7.  Mengetahui Asuhan Keperawatan Anak dengan Masalah Penyakit Hisprung

1.4.  MANFAAT

Manfaat pembuatan makalah ini, baik untuk penulis maupun pembaca sebagai sarana memperluas pengetahuan mengenai salah satu penyakit berbahaya  yaitu Hirschprung atau sering di sebut Mega Colon.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN MEGA COLON

Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya. Ada beberapa pengertian mengenai Megakolon, namun pada intinya sama yaitu penyakit yang disebabkan oleh obstruksi mekanis yang disebabkan oleh tidak adekuatnya motilitas pada usus sehingga tidak ada evakuasi usus spontan dan tidak mampunya spinkter rectum berelaksasi.
 Hirschsprung atau Megakolon adalah penyakit yang tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya evakuasi usus spontan (Betz, Cecily & Sowden : 2000 ). Penyakit Hirschsprung atau Megakolon adalah kelainan bawaan penyebab gangguan pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir lebih kurang 3 Kg, lebih banyak pada anak laki-laki dari pada anak perempuan (Arief Mansjoer dkk, 2000).

2.2.PATOFISIOLOGI MEGA COLON

Istilah congenital aganglionic Megakolon menggambarkan adanya kerusakan primer  dengan tidak adanya sel ganglion meissner dan auerbach pada dinding sub mukosa kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna.       Bagian proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Megakolon. Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul di daerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian Colon tersebut melebar.

2.3. KLASIFIKASI MEGA COLON

Berdasarkan panjang segmen yang terkena, mega colon dapat dibedakan 2 tipe yaitu:
      Penyakit hirschsprung segmen pendek. Segmen aganglionis mulai dari anus sampai sigmoid, ini merupakan 70% dari kasus penyakit hirschsprung dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.
      Penykit hirschsprung segmen panjang. Kelainan dapat melebihi sigmoid bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus halus. Ditemukan sama banyak pada anak lelaki maupun perempuan. Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan merupakan kelainan bawaan tunggal. Jarang sekali ia terjadi pada bayi prematur atau bersamaan dengan kalainan bawaan yang lain. Penyakit ini merupakan penyebab tersering gangguan pasase usus pada bayi.Obstipsi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir dan dapat merupakan gejala obstruksi akut. Trias yang sering ditemukan ialah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam setelah lahir), perut kembung dan muntah berwarna hijau.

2.4. FAKTOR – FAKTOR  PENYEBAB MEGA COLON

Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Megakolon yaitu :
Ø  Karena faktor genetik .
Ø  Karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya.
Ø  Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan-bahan yang dicerna dan terjadi penyumbatan.
Ø  Kegagalan migrasi hindgut sel ganglion sel neural pada masa embrio dalam dinding usus.
Ø  Gagal eksistensi .
Ø  Gangguan pasase usus tersering pada neonates.

2.5. GEJALA YANG TIMBUL  PADA PENDERITA MEGA COLON

Pada bayi yang baru lahir :
¯  Tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir). Tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir.
¯  Perut menggembung
¯  Muntah
¯  Diare encer (pada bayi baru lahir)
¯  Berat badan tidak bertambah Malabsorbsi.
¯   Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian hari.
Pada anak yang sudah balita :
¯  Sembelit menahun
¯  Perut menggembung
¯  Gangguan pertumbuhan

2.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG MEGA COLON

1.      Pemeriksaan dengan barium enema, pada pemeriksaan ini akan bisa ditemukan :
a)      Daerah transisi .
b)      Gambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian usus yang menyempit .
c)      Entrokolitis pada segmen yang melebar.
d)     Terdapat retensi barium setelah 24 – 48 jam ( Mansjoer, dkk 2000; James & Ashwill, 2007 ).
2.      Biopsi isap Yaitu mengambil mukosa dan sub mukosa dengan alat penghisap dan mencari sel ganglion pada daerah sub mukosa ( Mansjoer,dkk 2000 hal 380 ) .
3.      Biopsi otot rectum, Yaitu pengambilan lapisan otot rectum Megakolon di pastikan dengan tidak ditemui sel ganglion dalam sampel (James & Ashley, 2007).
4.      Periksaan aktivitas enzim asetil kolin esterase dari hasil biobsi isap pada penyakit ini khas terdapat peningkatan, aktifitas enzimasetil kolin esterase ( Darmawan K, 2004 : 17 ).
5.      Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsi usus.
6.      Pemeriksaan colok anus. Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan kadang disertai tinja yang menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahui bau dari tinja, kotoran yang menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian bawah.

2.7.KEPERAWATAN  ANAK  DENGAN MASALAH PENYAKIT HIRSPRUNG

1.    Pengkajian keperawatan
            Pada pengkajian anak dengan penyakit hisprung dapat ditemukan tanda dan gejala sebagai berikut. Adanya kegagalan mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-28 jam setelah lahir, muntah berwarna hijau, dan konstipasi. Pada pengkajian terhadap faktor penyebab penyakit hisprung diduga dapat terjadi karena faktor genetis dan faktor lingkungan.
            Penyakit ini dapat muncul pada semua usia akan tetapi paling sering ditemukan pada neonatus. Pada perkusi adanya kembung, apabila dilakukan colok anus, feses akan menyemprot. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan adanya segmen aganglionosis diantaranya: apabila segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid, maka termasuk tipe hisprung segmen pendek dan apabila segmen aganglionosis melebihi sigmoid sampai seluruh kolon maka termasuk tipe hisprung segmen panjang. Pemeriksaan biopsi rektal digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion. Pemeriksaan manometri anorektal digunakan untuk mencatat respons refluks sfingter internal dan eksternal.

2.      Diagnosa keperawatan
·         Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang (Betz, Cecily & Sowden 2002:197)
·          Konstipasi berhubungan dengan obstruksi
·         Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan saluran pencernaan mual dan muntah
·          Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatanya. ( Whaley & Wong, 2004 ).

3. Intervensi keperawatan
a.       Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang (Betz, Cecily & Sowden 2002:197)
§  Tujuan : Status hidrasi pasien dapat mencukupi kebutuhan tubuh
§  Kriteria Hasil: 
Ø  Turgor kulit lembab.
Ø  Keseimbangan cairan
v  Intervensi:
v  Berikan asupan cairan yang adekuat pada pasien.
v   Pantau tanda–tanda cairan tubuh yang tercukupi turgor, intake – output
v  Observasi adanya peningkatan mual dan muntah antisipasi devisit cairan tubuh dengan segera

b.      Konstipasi berhubungan dengan obstruksi
Ketidakmampuan Kolon mengevakuasi feces ( Wong, Donna, 2004 : 508 )
§  Tujuan : Anak dapat melakukan eliminasi dengan beberapa adaptasi sampai fungsi eliminasi secara normal dan bisa dilakukan.
§  Kriteria Hasil:
o   Pasien dapat melakukan eliminasi dengan beberapa adapatasi.
o   Ada peningkatan pola eliminasi yang lebih baik
§  Intervensi :
i.        Berikan bantuan enema dengan cairan Fisiologis NaCl 0,9 %
ii.      Observasi tanda vital dan bising usus setiap 2 jam sekali.
iii.    Observasi pengeluaran feces per rektal – bentuk, konsistensi,
iv.    Observasi intake yang mempengaruhi pola dan konsistensi feses.
v.      Anjurkan untuk menjalankan diet yang telah dianjurkan.

c.       Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan saluran pencernaan mual dan muntah
Ø  Tujuan : Pasien menerima asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan diet yang dianjurkan.
Ø  Kriteria Hasil:
o   Berat badan pasien sesuai dengan umurnya
o   Turgor kulit pasien lembab.
o   Orang tua bisa memilih makanan yang di anjurkan.
Ø  Intervensi:
¯  Berikan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan diet yang dianjurkan.
¯  Ukur berat badan anak tiap hari.
¯  Gunakan rute alternatif pemberian nutrisi ( seperti NGT dan parenteral ) untuk mengantisipasi pasien yang sudah mulai merasa mual dan muntah.

d.      Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatanya. ( Whaley & Wong, 2004 ).
*      Tujuan : pengetahuan pasien tentang penyakitnya menjadi lebih adekuat.
*      Kriteria hasil: Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakitnya, perawatan dan obat – obatan lebih meningkat.
*      Intervensi:
§  Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui sehubunagndengan penyaakit yang dialami pasien
§  Kaji pengetahuan keluarga tentang Mega Colon
§  Kaji latar belakang keluarga
§  Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan serta obat – obatan pada keluarga pasien
§  Jelaskan semua prosedur yang akan dilaksanakan dan manfaatnya bagi pasien.



BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa penyakit MEGA COLON disebabkan adanya penyumbatan pada colon karena akibat dari sebagian usus tidak memiliki saraf- saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya . Gejala yang timbul pada penderita mega colon biasanya untuk bayi akan mengalami tidak dapat buang tinja pertama,muntah, perut kembung dan lain-lain. Dan  pada anak di atas balita akan terganggu proses pertumbuhannya. Dan pada umumnya di derita oleh bayi laki-  laki.

3.2.SARAN

Sebagai mahasiswa kesehatan wajib bagi kita untuk peduli  terhadap keberadaan penyakit- penyakt berbahaya yang timbul di kalangan masyarakat. Dan membantu menanggulangi, dengan berbagai penyuluhan.



DAFTAR PUSTAKA

C.Pearce, evelyn.1979.”anatomi dan fisiologi untuk paramedic.PT Gramedia:Jakarta pusat.
 

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...