Makalah
Manajemen Sumber Daya Manusia
“ Disiplin Kerja”
Dosen
Pengampu : Leli Sumiarni S.Pd.,M.M
DI
SUSUN KELOMPOK 3
:
1. Ani Romaningsih
2. Doni Agung Sakti
3. Doni Fernando
4. Muslih
5. Saripudin
PRODI
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
TAHUN
AJARAN 2015/2016
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Sukamti, Umi. 1989. Management personalia/Sumber Daya manusia. Jakarta.
Depdikbud Jakarta
2.
Winardi. 2002, motivasi dan pemotivasian dalam manajemen jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
3.
Ruky, Achmad. 2003. SDM Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas. Jakrta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
4.
Moekijat. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Dan Hubungan Kerja. Bandung:CV
Pionir Jaya Nelson Bob. 2003. 1001 Cara Memberdayakan Karyawan. Jakarta:
Jakarta Indonesia.
5.
Mapparenta. 2010. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Halmahera
Timur Provinsi Maluku Utara. Maluku: Pusat Penerbitan Dan Publikasi Ilmiah
FE-UMI, (online), (http://www.google.com),
diakses 19 November 2015
6.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/disiplin-kerja-karyawan.html
diakses 19 November 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Disiplin
Kerja”.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dengan dosen pengampu Leli Suniarni S.Pd.MM Sebagaimana kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari isi maupun pembahasan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Bangko, November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR
ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................... 3
B. Pengertian
Disiplin Kerja........................................................................ 3
C. Jenis-Jenis
Disiplin Kerja........................................................................ 4
D. Maksud
dan Sasaran Kedisiplinan.......................................................... 4
E. Prinsip-Prinsip
Disiplin Kerja.................................................................. 5
F. Indikator
Disiplin Kerja.......................................................................... 6
BAB III STUDI KASUS
A. Kasus ..................................................................................................... 8
B. Analisis Kasus ........................................................................................ 8
C. Solusi ..................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan,
permasalahan yang dihadapi oleh manajemen semakin kompleks seiring dengan
perkembangan teknologi di era globalisasi ini. Pada masa kini persoalan
manajemen tidak hanya terdapat pada bahan mentah atau bahan baku akan tetapi
juga menyangkut prilaku karyawan atau sumber daya manusia. Seperti sumber daya
lainnya, sumber daya manusia merupakan masukan yang diolah oleh perusahaan dan
menghasilkan keluaran. Sumber daya manusia merupakan aset bagi perusahaan yang
tentunya akan mengguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang belum
mempunyai keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan apabila dilatih,
diberikan pengalaman dan diberikan motivasi untuk berkembang maka akan menjadi
aset yang mengguntungkan bagi perusahaan.
Pengelolaan sumber daya manusia inilah
yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia. Dengan kata lain manajemen
sumber daya manusia adalah mengembangkan pegawai dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan tersebut, manajemen sumber daya manusia harus melaksanakan
beberapa kelompok aktivitas yang semuanya saling berhubungan dan terkait
seperti yang terjadi dalam konteks organisasi meliputi perencanaan sumber daya
manusia, penerapan disiplin kerja, kompensasi, dan tunjangan kesehatan,
keselamatan dan keamanann, hubungan karyawan dan buruh.
Disiplin merupakan fungsi operatif dari
manjemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin
karyawan semakin tinggi prestasi kerja dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang
baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Pada umumnya apabila
orang memikirkan tentang disiplin, yang terbayang adalah berupa hukuman hanya
sebagaian dari seluruh persoalan disiplin. Dengan disiplin kerja yang baik diharapkan
akan terwujudnya lingkungan yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna melalui
seperangkat peraturan yang jelas dan tepat. Umunya disiplin ini dapat dilihat
dari indikator seperti karyawan datang ke tempat kerja tepat waktu, berpakaian
rapi, sopan, memperhatikan etika cara berpakaian sebagaimana mestinya seorang
pegawai, karyawan menggunakan alat-alat dan perlengkapan sesuai ketentuan,
mereka bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan aturan yang ditetapkan
perusahaan. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan terwujud kalau para karyawannya
mempunyai disiplin yang baik. Penanaman disiplin ini tentunya perlu diterapkan
oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk menciptakan kinerja atau
kualitas kerja yang baik. Penerapan disiplin kerja di lingkungan kerja memang
awalnya akan dirasakan berat oleh para pegawai, tetapi apabila terus menerus
diberlakukan akan menjadi kebiasaan dan disiplin tidak akan menjadi beban berat
bagi para pegawai. Disiplin ini perlu diterapkan di lingkunagn kerja, karena
seperti telah disinggung di atas bahwa disiplin tidak lahir begitu saja, tetapi
perlu adanya pembinaan dalam menegakkan disiplin kerja ini.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa
pengertian manajemen sumber daya manusia ?
2. Apa
pengertian disiplin kerja ?
3. Apa
saja jenis-jenis disiplin kerja ?
4. Apa
maksud dan sasaran kedisiplinan ?
5. Apa
saja prinsip-prinsip disiplin kerja ?
6. Apa
saja indikator disiplin kerja ?
7. Sebutkan
salah satu contoh kasus dari segi kedisiplinan kerja karyawan ?
8. Bagaimana
solusi untuk kasus tersebut ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah manajemen sumber daya manusia.
2. Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Kedisiplinan dalam bekerja.
3. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang manajemen sumber daya manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manusia sebagai tenaga kerja merupakan
inti atau menjadi aset setiap perusahaan, karena manusialah yang akan
menentukan peranan sumber daya lainnya yang di ikutsertakan dalam proses
produksi. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manjemen di mana
manajemen sumber daya manusia ini menitikberatkan perhatiannya pada
masalah-masalah manusia dalam hubungan kerja dengan tugas-tugasnya tanpa
mengabaikan faktor-faktor produksi lainnya, sehingga manajemen sumber daya
manusia di artikan sebagai kumpulan aktivitas di dalam semua organisasi yang
bermaksud mempengaruhi efektivitas sumber daya manusia dan organisasi.
Menurut lumbangaol (2013;13) manajemen
sumber daya manusia merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pemimpin dam pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan.
Sedangkan menurut wayne (2008;6) manajemen sumber daya manusia adalah
penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan individu atau organisasi.
Berdasarkan definisi para ahli di atas
dapat di simpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk memperoleh, mempertahankan dan
mengembangkan tenaga kerja, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dengan
memperhatikan sifat dan hakekat manusia sebagai anggota organisasi
bersangkuatan secara tepat dan efisien atau dengan kata lain keberhasilan
pengelolaan suatu organisasi beserta aktivitasnya sangat ditentukan oleh
kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia.
B.
Pengertian
Disiplin kerja
Menurut moukijat (2010 ;96) mengemukakan
disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar
organisasional. Secara etimologis, kata disiplin berasal dari kata latin
“diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta
pengembangan tabiat. Kedisplinan adalah kesadaran dan kesedian seseorang
menaati semua peraturan perusahann dan norma-norma sosial yang berlaku.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai
merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan
seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh
instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga
diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efisien.
C.
Jenis-jenis
disiplin kerja
Sutrisno
(2009:100) menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam bentuk yaitu :
1. Disiplin
preventif
Disiplin preventif adalah tindakan SDM
agar terdorong untuk menaati standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah
mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran
kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan, yang dapat
mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi SDM.
2. Disiplin
korektif
Disiplin korektif adalah tindakan
dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut
dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Tindakan
itubiasanya berupa hukuman tertentu yang biasa disebut sebagai tindakan
disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, pemecatan.
3. Disiplin
progresif
Disiplin progresif adalah tindakan
disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar
pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.
D.
Maksud
dan sasaran kedesiplinan
Hani handoko (2008:209) berpendapat
bahwa “maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegitan di waktu yang akan
datang bukan menghukum kegitan di masa lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan
pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan
tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat salah”. Tindakan
negatif ini biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan
seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan, dan
ketakutan pada penyelia. Maksud dan sasaran dari disiplin kerja adalh
terpenuhinya beberapa tujuan yaitu :
1. Agar
para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan
maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku baik tertulis maupun
yang tidak tertulis serta melaksanakan perintah manajemen.
2. Dapat
melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya serta mampu memberikan servis yang
maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai
dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Dapat
menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa perusahaan
dengan sebaik-baiknya.
4. Dapat
bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada
perusahaan.
5. Tenaga
kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan
perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
E.
Prinsip-Prinsip
Disiplin Kerja
Prinsip-prinsip
pendisiplinan yang dikemukakan siagain (2008:327) adalah :
1. Pendisiplinan
dilakuakn secara pribadi. Pendisiplinan seharusnya dilakukan dengan memberikan
teguran kepada karyawan. Teguran jangan dilakuakn dihadapan orang banyak.
Karena dapat menyebabkan karyawan yang ditegur akan merasa malu dan tidak
menutup kemungkinan menimbulkan rasa dendam yang dapat merugikan organisasi.
2. Pendisiplinan
harus membangun. Selain memberikan teguran dan menunjukkan kesalahan yang
dilakukan karyawan, harus disertai dengan saran tentang bagaiman seharusnya
berbuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.
3. Pendisiplinan
harus dilakukan secara langsung dan segera. Suatu tindakan dilakukan dengan
segera setelah terbukti bahwa karyawan telah melakuakn kesalahan. Jangan
membiarkan masalah menjadi kadaluarsa sehingga terlupakan oleh karyawan yang
bersangkutan.
4. Keadilan
dalam pendisiplinan sangat diperlukan. Dalam tindakan pendisiplinan dilakuakn
secara adil tanpa pilih kasih. Siapapun yang telah melakukan kesalahan harus
mendapat tindakan pendisiplinan secara adil tanpa membeda-bedakan.
5. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu
karyawan absen. Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan karyawan yang
bersangkutan secara pribadi agar ia tahu telah melakukan kesalahan. Karena
percuma pendisiplinan yang dilakuakn tanpa adanya pihak yang bersangkutan.
6. Hubungan
pemimpin dan karyawan harus kembali seperti semula. Sehingga proses kerja dapat
lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap.
F.
Indikator
Disiplin Kerja
Menurut
Hasibuan (2013;194-198) pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi di antaranya :
1. Tujuan
dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi
tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akn dicapai harus jelas dan
ditetapakn secar ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini
berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pekerjaan
itu diluar kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah
2. Teladan
Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berpengaruh
dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan
panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik,
berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan
pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahanya akan ikut baik. Jika teladan
pimpinan kurang baik maka para bawahannya pun akan kurang disiplin. Pimpinan
jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik. Jika dia sendiri kurang
disiplin. pimpinan harus menyadari bahwa prilakunya di contoh dan di teladani
bawahannya.
3. Balas
jasa
Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut
mempengaruhi disiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan
dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin
tinggi terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik. Untuk mewujudkan
kedisiplinan karyawan yang baik perusahaan harus memberikan balas jasa yang
relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang
mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta
keluarganya.
4. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya
kedisiplina karyawan karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya
penting dan minta di perlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang
dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta
kedisiplinan yang baik. Manjer yang baik dalam memimpin selalu berusaha
bersikap adil terhadap semua karyawan. Dengan keadilan yang baik akan
terciptakan kedisiplinan yang baik pula.
5. Pengawasan
Melekat (Waskat)
Waskat adalh tindakan nyata yang paling
efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahan. Denag waskat berarti
atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja
dan prestasi kerja bawahannya.
6. Sanksi
Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam
memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,
karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat
atau ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya
kedisiplinan karyawan.
7. Ketegasan
Ketegasan pemimpin dalam melakukan
tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus
berani dan tegas bertindak untuk memberikan sanksi sesuai dengan yang telah
ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat
memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.
8. Hubungan
Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di
antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu
perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan
yang serasi baik di antara semua karyawan. kedisiplinan karyawan akan tercipta
apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.
BAB III
STUDI KASUS
A.
Kasus
Kasus yang sering di bicarakan saat ini di bidang
manajemen sumber daya manusia yaitu kasus-kasus indisiplin karyawan, diakui
sulit untuk dihindarkan, hampir di semua organisasi atau perusahaan selalu saja
ada orang-orang yang ingin menyimpang dari prosedur dan kesepakatan. contoh
kasusnya :
1. Terlambat 90 menit
2. Menemukan video pornografi di dalam handphone seorang karyawan
B.
Analisis
kasus
Seorang karyawan yang terlambat 90 menit datang ke
kantor dengan tidak sengaja karena ada halangan seperti ban bocor, hal ini
perlu dimaklumi oleh seorang manajer. Namun apabila keterlambatan 90 menit oleh
karyawan dilakukan sengaja setiap hari. Karena karyawan tersebut yakin dari
kebiasaannya itu, gajinya tak akan dipotong oleh perusahaan yang menganut
“all-in”, dimana hanya ada gaji pokok. Perilaku ini yang dikhawatirkan orang
Human Resource akan menular kepada para rekannya, yang juga berakibat menggangu
produktivitas perusahaan.
Seorang manager dibuat pusing lantaran di kantornya,
ia menemukan video pornografi di dalam handphone seorang
karyawan. Si karyawan berdalih bahwa hanya menyimpan saja, jadi menurut pelaku
hal ini tidak ada hubungan dengan pekerjaan.
Dua contoh kasus tersebut, perlu mendapat perhatian
serius dari manajemen. Perusahan perlu untuk menegakkan kedisiplinan terhadap
karyawannya. Disiplin dibagi menjadi dua yakni disiplin preventif dan disiplin
korektif. Disiplin preventif untuk pencegahan agar karyawan disiplin melakukan
aturan yang ada dalam perusahaan sehingga tidak melakukan pelanggaran seperti
dua kasus tersebut. Sedangkan disiplin korektif berupa hukuman, yang diberikan
bila karyawan sudah melakukan pelanggaran supaya karyawan dapat memperbaiki
pelanggarannya, menghalangi karyawan lain melakukan kegiatan serupa, dan menjaga
standar kelompok agar tetap konsisten dan efektif. Untuk pelanggaran yang sudah
dilakukan berulang-ulang, perusahaan melakukan disiplin progresif yakni melalui
tahap-tahap :
1. Teguran
lisan oleh manajer
2. Teguran
tertulis dengan catatan file personalia
3. Skorsing
pekerjaan hingga 3 hari
4. Skorsing
pekerjaan hingga satu minggu
5. Penurunan
jabatan (demosi)
6. Pemecatan
C.
Solusi
Untuk
menangani masalah tersebut yaitu dengan cara :
1. Posisikan diri pada sudut pandang orang bermasalah. Kenali
persepsinya terhadap pekerjaannya untuk mengetahui akar masalah, mengapa ia
menjadi orang bermasalah. Setelah akarnya didapat, diskusikan dengannya untuk
mengatasi masalahnya.
2. Berikan solusi, bukan sekadar kritik. Orang
cenderung defensif terhadap kritik, tapi lebih terbuka bila diajak duduk
bersama membicarakan masalah, dan bagaimana solusinya. Bawahan merasa
dimanfaatkan, jika tidak dilibatkan dalam penyelesaian masalahnya. Orang
cenderung destruktif ketimbang kooperatif, jika sekadar dikritik.
3. Berikan perhatian dan pengertian. Ajak ia berbicara dari hati ke
hati, bahwa ia pun bagian dari tim yang sangat penting bagi keberhasilan secara
keseluruhan. Tegaskan kontribusi setiap orang penting bagi keberhasilan
perusahaan.
4. Berikan apresiasi dan dukungan. Orang bermasalah, terlebih yang
tergolong low self esteem, cenderung amat irasional dan sulit diajak berbicara
secara rasional. Untuk itu, atasan atau koleganya, harus rajin memberi
apresiasi jika ia melakukan pekerjaannya dengan baik. Apresiasi tak harus
berupa hadiah, bisa pujian atau sekadar tepukan di pundaknya. Bisa pula
melibatkannya dalam proyek yang sekiranya ia sanggup menggarapnya. Keberhasilan
proyek bisa membangkitkan rasa percaya dirinya.
5. Orang bermasalah tipe high self esteem, mesti pula diajak bicara dari
hati ke hati. Tipe ini cenderung memiliki harga diri tinggi, jangan
sekali-kali merendahkan egonya dengan mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja
sendiri. Berilah kesan bahwa ia sangat dibutuhkan rekan-rekannya agar bisa
mencapai hasil maksimal.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keberhasilan suatu perusahaan sebagai
organisasi tergantung pada unsur manusia di dalamnya karena besarnya kontribusi
sumber daya manusia jauh melampui peran
yang diberikan oleh sumber-sumber daya lainnya. Oleh karena itu pendayagunaan
sumber daya manusia sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas agar disiplin
kerja dalam lingkungan organisasi dapat terus ditingkatkan menurunnya kualitas
disiplin kerja kryawan bisa berdampak negatif bagi perusahaan, karena ini
terkait dengan produktivitas kerja perusahaan, semakin rendah kualitas kerja
karyawan maka semakin rendah juga produktivitas dan pemasukan bagi perusahaan.
B.
Saran
1. Dalam
berkerja harus mematuhi aturan yang ada dalam perusahaan.
2. Disiplin
seharusnya dimulai dari masing-masing individu sehingga dapat menciptakan
sumber daya manusia yang unggul.
3. Diharapkan
setiap karyawan mempunyai motivsi kerja yang tinggi dalam berkerja.
4. Untuk
pemberian sanksi atau hukuman terhadap pelanggaran disiplin kerja seharusnya
juga harus benar-benar melihat kesalahan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
trimakasih
ReplyDeleteSama2...
Deleteijin copas buat tugas ya
ReplyDeleteIa... copas aja...
DeleteTERIMAKASIH ATAS BANTUANNYA DAN ARAHANNYA YA... ^___^
ReplyDeleterefrensinya dri siapa?
ReplyDeleteDari beberapa sumber di internet....☺
DeleteTerima kasih makalah anda sangat membantu
ReplyDeleteTerima kasih makalah anda sangat membantu
ReplyDeleteKak ijin copas ya, untuk tugas kuliah, terima kasih kak
ReplyDelete