Ani Romaningsih: makalah studi kasus disiplin kerja

Sunday, December 6, 2015

makalah studi kasus disiplin kerja



Makalah
Manajemen Sumber Daya Manusia
“ Disiplin Kerja”

Description: stikes.jpg















Dosen Pengampu : Leli Sumiarni S.Pd.,M.M
DI SUSUN KELOMPOK 3 :
1.      Ani Romaningsih
2.      Doni Agung Sakti
3.      Doni Fernando
4.      Muslih
5.      Saripudin


PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
TAHUN AJARAN 2015/2016
DAFTAR PUSTAKA

1.      Sukamti, Umi. 1989. Management personalia/Sumber Daya manusia. Jakarta. Depdikbud Jakarta
2.      Winardi. 2002, motivasi dan pemotivasian dalam manajemen jakarta: PT Raja Grafindo Persada
3.      Ruky, Achmad. 2003. SDM Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas. Jakrta: PT Gramedia Pustaka Utama.
4.      Moekijat. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Dan Hubungan Kerja. Bandung:CV Pionir Jaya Nelson Bob. 2003. 1001 Cara Memberdayakan Karyawan. Jakarta: Jakarta Indonesia.
5.      Mapparenta. 2010. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara. Maluku: Pusat Penerbitan Dan Publikasi Ilmiah FE-UMI, (online), (http://www.google.com), diakses 19 November 2015




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Disiplin Kerja”.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dengan dosen pengampu Leli Suniarni S.Pd.MM Sebagaimana kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun pembahasan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas makalah ini.
            Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
                                                                                       

Bangko,    November  2015

           

Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI  .......................................................................................................... ii
BAB     I    PENDAHULUAN        
A.    Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C.     Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
BAB    II    PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................... 3
B.     Pengertian Disiplin Kerja........................................................................ 3
C.     Jenis-Jenis Disiplin Kerja........................................................................ 4
D.    Maksud dan Sasaran Kedisiplinan.......................................................... 4
E.     Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja.................................................................. 5
F.      Indikator Disiplin Kerja.......................................................................... 6
BAB III STUDI KASUS
A.    Kasus ..................................................................................................... 8
B.     Analisis Kasus ........................................................................................ 8
C.     Solusi ..................................................................................................... 9
BAB   IV  PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................. 10
B.     Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA


 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi oleh manajemen semakin kompleks seiring dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini. Pada masa kini persoalan manajemen tidak hanya terdapat pada bahan mentah atau bahan baku akan tetapi juga menyangkut prilaku karyawan atau sumber daya manusia. Seperti sumber daya lainnya, sumber daya manusia merupakan masukan yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran. Sumber daya manusia merupakan aset bagi perusahaan yang tentunya akan mengguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang belum mempunyai keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan apabila dilatih, diberikan pengalaman dan diberikan motivasi untuk berkembang maka akan menjadi aset yang mengguntungkan bagi perusahaan.
Pengelolaan sumber daya manusia inilah yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia. Dengan kata lain manajemen sumber daya manusia adalah mengembangkan pegawai dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut, manajemen sumber daya manusia harus melaksanakan beberapa kelompok aktivitas yang semuanya saling berhubungan dan terkait seperti yang terjadi dalam konteks organisasi meliputi perencanaan sumber daya manusia, penerapan disiplin kerja, kompensasi, dan tunjangan kesehatan, keselamatan dan keamanann, hubungan karyawan dan buruh.
Disiplin merupakan fungsi operatif dari manjemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi kerja dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Pada umumnya apabila orang memikirkan tentang disiplin, yang terbayang adalah berupa hukuman hanya sebagaian dari seluruh persoalan disiplin. Dengan disiplin kerja yang baik diharapkan akan terwujudnya lingkungan yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna melalui seperangkat peraturan yang jelas dan tepat. Umunya disiplin ini dapat dilihat dari indikator seperti karyawan datang ke tempat kerja tepat waktu, berpakaian rapi, sopan, memperhatikan etika cara berpakaian sebagaimana mestinya seorang pegawai, karyawan menggunakan alat-alat dan perlengkapan sesuai ketentuan, mereka bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan aturan yang ditetapkan perusahaan. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan terwujud kalau para karyawannya mempunyai disiplin yang baik. Penanaman disiplin ini tentunya perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk menciptakan kinerja atau kualitas kerja yang baik. Penerapan disiplin kerja di lingkungan kerja memang awalnya akan dirasakan berat oleh para pegawai, tetapi apabila terus menerus diberlakukan akan menjadi kebiasaan dan disiplin tidak akan menjadi beban berat bagi para pegawai. Disiplin ini perlu diterapkan di lingkunagn kerja, karena seperti telah disinggung di atas bahwa disiplin tidak lahir begitu saja, tetapi perlu adanya pembinaan dalam menegakkan disiplin kerja ini.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya yaitu:
1.      Apa pengertian manajemen sumber daya manusia ?
2.      Apa pengertian disiplin kerja ?
3.      Apa saja jenis-jenis disiplin kerja ?
4.      Apa maksud dan sasaran kedisiplinan ?
5.      Apa saja prinsip-prinsip disiplin kerja ?
6.      Apa saja indikator disiplin kerja ?
7.      Sebutkan salah satu contoh kasus dari segi kedisiplinan kerja karyawan ?
8.      Bagaimana solusi untuk kasus tersebut ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah manajemen sumber daya manusia.
2.      Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Kedisiplinan dalam bekerja.
3.      Untuk mengetahui lebih jelas tentang manajemen sumber daya manusia.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manusia sebagai tenaga kerja merupakan inti atau menjadi aset setiap perusahaan, karena manusialah yang akan menentukan peranan sumber daya lainnya yang di ikutsertakan dalam proses produksi. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manjemen di mana manajemen sumber daya manusia ini menitikberatkan perhatiannya pada masalah-masalah manusia dalam hubungan kerja dengan tugas-tugasnya tanpa mengabaikan faktor-faktor produksi lainnya, sehingga manajemen sumber daya manusia di artikan sebagai kumpulan aktivitas di dalam semua organisasi yang bermaksud mempengaruhi efektivitas sumber daya manusia dan organisasi.
Menurut lumbangaol (2013;13) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dam pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan. Sedangkan menurut wayne (2008;6) manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu atau organisasi.
Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk memperoleh, mempertahankan dan mengembangkan tenaga kerja, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dengan memperhatikan sifat dan hakekat manusia sebagai anggota organisasi bersangkuatan secara tepat dan efisien atau dengan kata lain keberhasilan pengelolaan suatu organisasi beserta aktivitasnya sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia.

B.     Pengertian Disiplin kerja
Menurut moukijat (2010 ;96) mengemukakan disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Secara etimologis, kata disiplin berasal dari kata latin “diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Kedisplinan adalah kesadaran dan kesedian seseorang menaati semua peraturan perusahann dan norma-norma sosial yang berlaku. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efisien.

C.    Jenis-jenis disiplin kerja
Sutrisno (2009:100) menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam bentuk yaitu :
1.      Disiplin preventif
Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi SDM.
2.      Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Tindakan itubiasanya berupa hukuman tertentu yang biasa disebut sebagai tindakan disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, pemecatan.
3.      Disiplin progresif
Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.

D.    Maksud dan sasaran kedesiplinan
Hani handoko (2008:209) berpendapat bahwa “maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegitan di waktu yang akan datang bukan menghukum kegitan di masa lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat salah”. Tindakan negatif ini biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan, dan ketakutan pada penyelia. Maksud dan sasaran dari disiplin kerja adalh terpenuhinya beberapa tujuan yaitu :
1.      Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku baik tertulis maupun yang tidak tertulis serta melaksanakan perintah manajemen.
2.      Dapat melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya serta mampu memberikan servis yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3.      Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.
4.      Dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.
5.      Tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

E.     Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja
Prinsip-prinsip pendisiplinan yang dikemukakan siagain (2008:327) adalah :
1.      Pendisiplinan dilakuakn secara pribadi. Pendisiplinan seharusnya dilakukan dengan memberikan teguran kepada karyawan. Teguran jangan dilakuakn dihadapan orang banyak. Karena dapat menyebabkan karyawan yang ditegur akan merasa malu dan tidak menutup kemungkinan menimbulkan rasa dendam yang dapat merugikan organisasi.
2.      Pendisiplinan harus membangun. Selain memberikan teguran dan menunjukkan kesalahan yang dilakukan karyawan, harus disertai dengan saran tentang bagaiman seharusnya berbuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.
3.      Pendisiplinan harus dilakukan secara langsung dan segera. Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa karyawan telah melakuakn kesalahan. Jangan membiarkan masalah menjadi kadaluarsa sehingga terlupakan oleh karyawan yang bersangkutan.
4.      Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan. Dalam tindakan pendisiplinan dilakuakn secara adil tanpa pilih kasih. Siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapat tindakan pendisiplinan secara adil tanpa membeda-bedakan.
5.      Pimpinan  hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu karyawan absen. Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan karyawan yang bersangkutan secara pribadi agar ia tahu telah melakukan kesalahan. Karena percuma pendisiplinan yang dilakuakn tanpa adanya pihak yang bersangkutan.
6.      Hubungan pemimpin dan karyawan harus kembali seperti semula. Sehingga proses kerja dapat lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap.

F.     Indikator Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2013;194-198) pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi di antaranya :
1.      Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akn dicapai harus jelas dan ditetapakn secar ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pekerjaan itu diluar kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah
2.      Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berpengaruh dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahanya akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik maka para bawahannya pun akan kurang disiplin. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik. Jika dia sendiri kurang disiplin. pimpinan harus menyadari bahwa prilakunya di contoh dan di teladani bawahannya.
3.      Balas jasa
Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi disiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin tinggi terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik. Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya.
4.      Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplina karyawan karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta di perlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manjer yang baik dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua karyawan. Dengan keadilan yang baik akan terciptakan kedisiplinan yang baik pula.
5.      Pengawasan Melekat (Waskat)
Waskat adalh tindakan nyata yang paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahan. Denag waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya.
6.      Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat atau ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan.
7.      Ketegasan
Ketegasan pemimpin dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk memberikan sanksi sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.
8.      Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi baik di antara semua karyawan. kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

BAB III
STUDI KASUS

A.    Kasus
Kasus yang sering di bicarakan saat ini di bidang manajemen sumber daya manusia yaitu kasus-kasus indisiplin karyawan, diakui sulit untuk dihindarkan, hampir di semua organisasi atau perusahaan selalu saja ada orang-orang yang ingin menyimpang dari prosedur dan kesepakatan. contoh kasusnya :
1.      Terlambat 90 menit
2.      Menemukan video pornografi di dalam handphone seorang karyawan

B.     Analisis kasus
Seorang karyawan yang terlambat 90 menit datang ke kantor dengan tidak sengaja karena ada halangan seperti ban bocor, hal ini perlu dimaklumi oleh seorang manajer. Namun apabila keterlambatan 90 menit oleh karyawan dilakukan sengaja setiap hari. Karena karyawan tersebut yakin dari kebiasaannya itu, gajinya tak akan dipotong oleh perusahaan yang menganut “all-in”, dimana hanya ada gaji pokok. Perilaku ini yang dikhawatirkan orang Human Resource akan menular kepada para rekannya, yang juga berakibat menggangu produktivitas perusahaan.
Seorang manager dibuat pusing lantaran di kantornya, ia menemukan video pornografi di dalam handphone seorang karyawan. Si karyawan berdalih bahwa hanya menyimpan saja, jadi menurut pelaku hal ini tidak ada hubungan dengan pekerjaan.
Dua contoh kasus tersebut, perlu mendapat perhatian serius dari manajemen. Perusahan perlu untuk menegakkan kedisiplinan terhadap karyawannya. Disiplin dibagi menjadi dua yakni disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif untuk pencegahan agar karyawan disiplin melakukan aturan yang ada dalam perusahaan sehingga tidak melakukan pelanggaran seperti dua kasus tersebut. Sedangkan disiplin korektif berupa hukuman, yang diberikan bila karyawan sudah melakukan pelanggaran supaya karyawan dapat memperbaiki pelanggarannya, menghalangi karyawan lain melakukan kegiatan serupa, dan menjaga standar kelompok agar tetap konsisten dan efektif. Untuk pelanggaran yang sudah dilakukan berulang-ulang, perusahaan melakukan disiplin progresif yakni melalui tahap-tahap :
1.      Teguran lisan oleh manajer
2.      Teguran tertulis dengan catatan file personalia 
3.      Skorsing pekerjaan hingga 3 hari
4.      Skorsing pekerjaan hingga satu minggu
5.      Penurunan jabatan (demosi)
6.      Pemecatan

C.    Solusi
Untuk menangani masalah tersebut yaitu dengan cara :
1.      Posisikan diri pada sudut pandang orang bermasalah. Kenali persepsinya terhadap pekerjaannya untuk mengetahui akar masalah, mengapa ia menjadi orang bermasalah. Setelah akarnya didapat, diskusikan dengannya untuk mengatasi masalahnya.
2.      Berikan solusi, bukan sekadar kritik. Orang cenderung defensif terhadap kritik, tapi lebih terbuka bila diajak duduk bersama membicarakan masalah, dan bagaimana solusinya. Bawahan merasa dimanfaatkan, jika tidak dilibatkan dalam penyelesaian masalahnya. Orang cenderung destruktif ketimbang kooperatif, jika sekadar dikritik.
3.      Berikan perhatian dan pengertian. Ajak ia berbicara dari hati ke hati, bahwa ia pun bagian dari tim yang sangat penting bagi keberhasilan secara keseluruhan. Tegaskan kontribusi setiap orang penting bagi keberhasilan perusahaan.
4.      Berikan apresiasi dan dukungan. Orang bermasalah, terlebih yang tergolong low self esteem, cenderung amat irasional dan sulit diajak berbicara secara rasional. Untuk itu, atasan atau koleganya, harus rajin memberi apresiasi jika ia melakukan pekerjaannya dengan baik. Apresiasi tak harus berupa hadiah, bisa pujian atau sekadar tepukan di pundaknya. Bisa pula melibatkannya dalam proyek yang sekiranya ia sanggup menggarapnya. Keberhasilan proyek bisa membangkitkan rasa percaya dirinya.
5.      Orang bermasalah tipe high self esteem, mesti pula diajak bicara dari hati ke hati. Tipe ini cenderung memiliki harga diri tinggi, jangan sekali-kali merendahkan egonya dengan mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja sendiri. Berilah kesan bahwa ia sangat dibutuhkan rekan-rekannya agar bisa mencapai hasil maksimal.


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keberhasilan suatu perusahaan sebagai organisasi tergantung pada unsur manusia di dalamnya karena besarnya kontribusi sumber daya manusia  jauh melampui peran yang diberikan oleh sumber-sumber daya lainnya. Oleh karena itu pendayagunaan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas agar disiplin kerja dalam lingkungan organisasi dapat terus ditingkatkan menurunnya kualitas disiplin kerja kryawan bisa berdampak negatif bagi perusahaan, karena ini terkait dengan produktivitas kerja perusahaan, semakin rendah kualitas kerja karyawan maka semakin rendah juga produktivitas dan pemasukan bagi perusahaan.

B.     Saran
1.      Dalam berkerja harus mematuhi aturan yang ada dalam perusahaan.
2.      Disiplin seharusnya dimulai dari masing-masing individu sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
3.      Diharapkan setiap karyawan mempunyai motivsi kerja yang tinggi dalam berkerja.
4.      Untuk pemberian sanksi atau hukuman terhadap pelanggaran disiplin kerja seharusnya juga harus benar-benar melihat kesalahan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.





10 comments:

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...