Strategi program pencegahan dan penanggulangan Hipertensi yaitu (Depkes RI, 2006) :
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Hipertensi .
Memfasilitasi dan mendorong tumbuhnya gerakan dalam pencegahan dan penanggulangan Hipertensi .
Meningkatkan kemampuan SDM dalam pencegahan dan penanggulangan Hipertensi .
Meningkatkan surveilans rutin dan faktor risiko, registri penyakit, surveilans kematian yang disebabkan Hipertensi .
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan (penemuan/ deteksi dini dan tata laksana Hipertensi).
Melaksanakan sosialisasi advokasi pada pemerintah daerah legislatif dan stakeholders untuk terlaksananya dukungan pendanaan dan operasional.
Hipertensi adalah suatu penyakit multifaktorial yang timbul disebabkan interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Hipertensi adalah; (Yogiantoro, 2009)
Faktor resiko seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok, genetis.
Sistem saraf simpatis yaitu tonus simpatis dan variasi diurnal
Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: Endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot polos, dan interstisium juga memberikan kontribusi akhir.
Pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin, dan aldosteron
Pencegahan dan penanggulangan Hipertensi seyogyanya harus dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, karena berbagai wadah kerjasama lintas sektoral perlu dikembangkan dengan berpedoman pada strategi five level of preventif (5 tingkatan pendekatan pencegahan dan penanggulangan) Hipertensi .
Menurut Kemenkes RI (2017), adapun pengendalian hipertensi sesuai dengan pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol hipertensi adalah :
Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak.
Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
Gaya hidup aktif atau olahraga teratur.
Stop rokok
Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).
Pengobatan hipertensi merupakan pengobatan yang lamam dan terus menerus sepanjang hidup. Penggunaan obat-obatan alternative seperti jamu dan lain-lain mulai di indikasi romotif, preventif, rehabilitatif serta paliatif. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat diharapkan terjadi penurunan tekanan darah. Pasien dan keluarga hendaknya selalu dinasehati untuk (Depkes RI, 2006) :
Jangan tambahkan garam di meja makan dan hindari makanan asin, makanan cepat saji, makanan kaleng dan bumbu penyedap makanan.
Ukur kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur
Minumlah obat secara teratur sesuai intruksi dokter.
Tekanan darah yang diperiksa harus dicatat sehingga dapat dimonitor tekanan darahnya dengan ketat.
Sistematika penemuan kasus dan tatalaksana penyakit Hipertensi meliputi (Depkes RI, 2006) :
Penemuan kasus dilakukan melalui pendekatan deteksi dini yaitu melakukan kegiatan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit Hipertensi yang meningkat pada saat ini, dengan cara screening kasus (penderita).
Tatalaksana pengendalian penyakit Hipertensi dilakukan dengan pendekatan:
Promosi kesehatan diharapkan dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri serta kondisi lingkungan sosial, diintervensi dengan kebijakan publik, serta dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai prilaku hidup sehat dalam pengendalian Hipertensi .
Preventif dengan cara larangan merokok, peningkatan gizi seimbang dan aktifitas fisik untuk mencegah timbulnya faktor risiko menjadi lebih buruk dan menghindari terjadi Rekurensi (kambuh) faktor risiko.
Kuratif dilakukan melalui pengobatan farmakologis dan tindakan yang diperlukan. Kematian mendadak yang menjadi kasus utama diharapkan berkurang dengan dilakukannya pengembangan manajemen kasus dan penanganan kegawatdaruratan disemua tingkat pelayanan dengan melibatkan organisasi profesi, pengelola program dan pelaksana pelayanan yang dibutuhkan dalam pengendalian Hipertensi .
Rehabilitatif dilakukan agar penderita tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk dengan melakukan kontrol teratur dan fisioterapi Komplikasi serangan Hipertensi yang fatal dapat diturunkan dengan mengembangkan manajemen rehabilitasi kasus kronis dengan melibatkan unsur organisasi profesi, pengelola program dan pelaksana pelayanan di berbagai tingkatan.