MAKALAH
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
MENULAR
“Determinan
Sosial, Ekonomi, Prilaku, Demografi Dan Lingkungan Terhadap Transmisi Penyakit
Infeksi”
Dosen Pengampu : Indra SKM.,M.PH
DI
SUSUN OLEH :
Nama : Ani Romaningsih
Nim :
12127211 0009
Kelas :
AKK
Semester :
VI (Enam)
YAYASAN HAJI
SOEHELLY QARY
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MERANGIN
PRODI S1 KESEHATAN
MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2015/2016
DAFTAR PUSTAKA
- Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2006. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
- Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
- Alimul.A.azis.2008. Ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan.23 oktober 2010.Books.html
- Syamsudin Encu. Keyboard Komputer Menyebarkan Kuman.24 oktober 2010. Jam 7.03 P.M
5.
Komalaningsih, Iceu.
2011. Determinan Kesehatan. http://id.scribd.com/doc/69789896/Determinan-Kesehatan. diakses tanggal 11 Agustus 2015
6.
Safira. 2011. Determinan yang Mempengaruhi Status
Kesehatan. http://catatansafira.wordpress.com/2011/10/19/determinan-yang-mempengaruhi-status-kesehatan-2/diakses
tanggal 11
Agustus 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Determinan Sosial, Ekonomi, Prilaku,
Demografi Dan Lingkungan Terhadap Transmisi Penyakit Infeksi”.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit
Menular dengan dosen pengampu bapak Indra S.KM,M.PH. Sebagaimana kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun pembahasan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna menyempurnakan tugas makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat. Atas
perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Bangko, 09
Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Determinan ................................................................................ 3
B.
Prilaku ........................................................................................ 10
C.
Lingkungan ................................................................................ 13
D.
Transmisi penyakit infeksi ......................................................... 14
E.
Penyakit Infeksi.......................................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 22
B. Saran
.......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Penyakit
tidak pernah dating tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan bukan merupakan
keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan kita. Kebanyakan
dari penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap hukum-hukum
dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari
pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum aktivitas dan
istirahat, hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan jiwa.
Penyakit
dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menyebabkan
parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran normal. Sedangkan infeksi adalah proses
invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasididalam tubuh yang menyebabkan
sakit. Infeksi adalahinvasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam
jaringan tubuh. Menurut kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah
invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang
menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin,
replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.
Kesehatan dipengaruhi,
baik secara positif maupun negatif, akibat berbagai faktor. Beberapa
faktor-faktor ini genetik atau biologis dan relatif tetap. ‘Sosial penentu dari
health’arise dari kondisi sosial dan ekonomi di mana kita hidup dan tidak jadi
tetap. Jenis perumahan dan lingkungan kita hidup, kesehatan atau pendidikan
layanan yang kami memiliki akses ke, pendapatan kita bisa menghasilkan dan
jenis pekerjaan yang kita lakukan, misalnya, semua dapat mempengaruhi kesehatan
kita, dan keputusan gaya hidup yang kita buat.
Berbagai faktor telah
diidentifikasi sebagai faktor penentu sosial dari kesehatan dan ini umumnya
meliputi : konteks sosial-ekonomi yang lebih luas; ketimpangan, kemiskinan,
sosial eksklusi; sosial ekonomi posisi; pendapatan; kebijakan publik; pelayanan
kesehatan; pekerjaan, pendidikan, perumahan, transportasi, lingkungan dibangun;
perilaku kesehatan atau gaya hidup, sosial dan jaringan dukungan masyarakat dan
stres. Sebuah kursus kehidupan perspektif menyediakan kerangka kerja untuk
memahami bagaimana determinan sosial kesehatan bentuk dan pengaruh kesehatan
individu sejak lahir sampai usia lanjut.
Sebagian masyarakat
berpendapat bahwa kebijakan pemerintah lah yang salah, sehingga masalah-masalah
kesehatan di Indonesia seakan tak ada ujungnya. Akan tetapi, kita tidak bisa
hanya menyalahkan pemerintah saja dalam hal ini. Karena bagaimanapun juga,
sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam menentukan status
kesehatan. Dengan kata lain, selain pemerintah masih banyak lagi faktor-faktor
atau determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
- Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam
makalah ini yaitu :
1.
Apa
pengertian determinan ?
2.
Apa
jenis-jenis determinan ?
3.
Bagaimana
prilaku mempengaruhi kesehatan
4.
Bagaimana
lingkungan dalam kesehatan ?
5.
Bagaimana
transmisi penyakit infeksi ?
6.
Apa itu
penyakit infeksi ?
- Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan
penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui dan memahami tentang determinan
sosial, ekonomi, prilaku, demografi dan lingkungan terhadap transmisi penyakit
infeksi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Determinan
1. Pengertian
determinan
Determinan adalah faktor-faktor yang
menentukan dan mempengaruhi suatu keadaan misalnya status kesehatan dari
individu atau masyarakat.
2. Jenis-jenis
determinan
a. Determinan
Agent
Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor
mekanis. kadang-kadang, untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak diketahui
seperti penyakit ulkus peptiku, coronaryheart diseases, dan lain-lain. Menurut
Bustan (2006), Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok
yaitu:
1)
Agen Biologis yaitu virus, bakteri, fungi,
riketsia, protozoa, dan metazoan.
2)
Agen Nutrisi yaitu protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, dan air.
3)
Agen Fisik yaitu danas, radiasi, dingin,
kelembaban, tekanan.
4)
Agen Kimiawi yaitu Dapat bersifat
endogenous seperti asidosis, diabetes (hiperglikimia), uremia, dan eksogenous
seperti zat kimia, allergen, gas, debu, dan lain-lain.
5)
Agen Mekanis yaitu gesekan, benturan,
pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
b. Determinan Host
Menurut Rajab (2009), dijelaskan bahwa faktor pejamu (host) adalah
semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu
perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
biologis dan manusia makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai
dua keadaan dalam timbulnya suatu penyakit yaitu manusia kemungkinan terpajan
dan kemungkinan rentan/resisten.
Faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam proses kejadian
penyakit pada pejamu (host) adalah sebagai berikut:
1)
Faktor Keturunan. Ada beberapa penyakit
keturunan yang dapat ditularkan dari kedua orang tua (misalnya penyakit asma
dan diabetes mellitus).
2)
Mekanisme Kekebalan Tubuh/Imunitas. Daya tahan
tubuh seseorang tidaklah sama, namun faktor imunitas sangat berperan dalam
proses terjadinya penyakit. Imunitas dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :
Imunitas alamiah, Imunitas didapat dan Kekebalan kelompok.
3)
Usia, Jenis Kelamin dan Ras
4)
Sosial ekonomi, Status Perkawinan, Penyakit
Terdahulu dan Nutrisi.
c. Determinan Ekstrinsik
Penyakit
Determinan Faktor Ekstrinsik pada Penyakit adalah faktor ketiga
atau semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,
biologik dan sosial sebagai penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini disebut
juga faktor ekstrinsik.
1)
Iklim
Penularan beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor
iklim. Menurut Brisbois, dkk (2010), menyebutkan bahwa Parasit dan vektor
penyakit sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan,
kelembaban, permukaan air, dan angin.2 Begitu juga dalam hal distribusi dan
kelimpahan dari organisme vektor dan host intermediate. Penyakit yang
tersebar melalui vektor (vector borne disease) seperti malaria dan Demam
Berdarah Dengue (DBD) perlu diwaspadai karena penularan penyakit seperti ini
akan makin meningkat dengan perubahan iklim. Di banyak negara tropis penyakit
ini merupakan penyebab kematian utama.
Iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyakit infeksi karena agen
penyakit baik virus, bakteri atau parasit, dan vekor bersifat sensitif terhadap
suhu, kelembaban, dan kondisi lingkungan ambien lainnya. Selain itu, WHO juga
menyatakan bahwa penyakit yang ditularkan melalui nyamuk seperti DBD
berhubungan dengan kondisi cuaca yang hangat. (Sitorus, 2003)
2)
Tanah
Tanah adalah merupakan lingkungan biologis semua makluk hidup yang
berada disekitar manusia yaitu flora dan fauna, termasuk juga manusia. Misalnya,
wilayah dengan flora yang berbeda akan mempunyai pola penyakit yang berbeda.
Faktor ini adalah faktor yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya bakteri dan
virus sebagai penyebab sakit.
3)
Peran Manusia
Tahap ini digambarkan sebagai interaksi manusia dengan lingkungan,
dimana suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungannya
dan terjadi pada saat pra-patogenesis (Periode sebelum manusia sakit terdapat
interaksi antara faktor-faktor host, agent dan environment yang berlangsung
terus menerus) suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan
membuat/menyediakan makanan. Akibatnya faktor tersebut akan mempengaruhi agen
penyakit, host dan lingkungan secara serentak, sehingga akan mempengaruhi agen
penyakit untuk masuk ke dalam tubuh manusia, misalnya pencemaran air sumur oleh
kotoran manusia yang akan menyebabkan muntaber (Rajab, 2009).
d. Determinan
sosial
Determinan sosial menurut Simon-Morton meliputi ekonomi, agama,
gender, budaya, demografi, populasi penduduk. Status ekonomi seringkali
mempengaruhi status kesehatan individu. Akses terhadap pelayanan kesehatan yang
terhambat akibat kemiskinan menjadi factor yang mempengaruhi kesehatan
seseorang. Agama menjadi determinan social karena agama merupakan panutan
bagaimana seseorang individu berperilaku baik sebagai social maupun sebagai
individu itu sendiri. Gender menjadi determinan social karena di beberapa
Negara, termasuk Indonesia, isu gender masih sangat kental. Kaum laki laki
lebih dominan daripada perempuan, termasuk dalam hal kesehatan. Budaya
patriakal merupakan salah satu contoh determinan social dalam hal budaya.
Menempatkan laki laki (suami) sebagai pelindung, dan pengambil keputusan untuk
semuanya kadangkala sangat menentukan terhadap status kesehatan masing masing
individu
e. Determinan Kesehatan
Kini makin disadari bahwa kesehatan dipengaruhi oleh
determinan-determinan sosial dan lingkungan fisik dan biologi. Determinan
sosial yang mempengaruhi kesehatan antara lain :
1)
Kesenjangan social: Masyarakat dengan kelas
sosial ekonomi rendah, biasanya sangat rentan dan beresiko terhadap penyakit,
harapan hidup juga rendah.
2)
Stress: Stres merupakan keadaan psikologis/jiwa
yang labil, kegagalan menanggulangi stress baik dalam kehidupan sehari - hari
dirumah, lingkungan kerja akan mempengaruhi kesehatan seseorang.
3)
Pengucilan social: Kehidupan di pengasingan,
perasaan terkucil akan menghasilkan perasaan tidak nyaman, tidak berharga,
kehilangan harga diri, akan mempengaruhi kesehatan, fisik dan mental.
4)
Kehidupan dini: Kesehatan masa dewasa ditentukan
oleh kondisi kesehatan di awal kehidupan. Pertumbuhan fisik yang lambat,
dukungan emosi kurang baik pada awal kehidupan akan memberikan dampak pada
kesehatan fisik, mental dan kemampuan intelektual masa dewasa
5)
Pekerjaan: Stress ditempat kerja meningkatkan
resiko terhadap penyakit dan kematian. Syarat-syarat kesehatan di tempat kerja
akan membantu meningkatkan derajat kesehatan.
6)
Pengangguran: Pekerjaan merupakan penopang biaya
kehidupan, jaminan pekerjaan mantap akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan,
bagi diri dan keluarganya.
7)
Dukungan social: Hubungan sosial, persahabatan,
kekerabatan yang baik dalam keluarga dan juga di tempat kerja
8)
Penyalahgunaan Napza: Pemakaian Napza merupakan
faktor memperburuk kondisi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan.
Napza/Narkoba, Alcohol, Merokok akan memberikan dampak buruk terhadap kehidupan
sosial dan ekonomi masyarakat.
9)
Pangan: Ketersediaan Pangan, pendayagunaan
penghaasilan keluarga untuk pangan, cara makan berpengaruh terhadap kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat. Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi
berdampak terhadap kesehatan dan penyakit.
10) Transportasi:
Transportasi yang sehat, mengurangi waktu mengendarai, meningkatkan aktivitas
fisik yang memadai akan baik bagi kebugaran dan kesehatan, mengurangi waktu
tempat dalam kendaraan akan mengurangi polusi pada manusia.
f. Determinan yang
mempengaruhi status kesehatan
Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa
adanya 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu,
kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut
besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan atau herediter.
Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan kelompok
atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan tetapi
untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut, faktor
internal individu juga berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan
sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut
determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan
manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini
berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah
dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau
menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Diantaranya yaitu :
1)
Faktor makanan
Makanan merupakan faktor penting dalam kesehatan kita. Bayi lahir
dari seorang ibu yang telah siap dengan persediaan susu yang merupakan makanan
lengkap untuk seorang bayi. Mereka yang memelihara tubuhnya dengan makanan yang
cocok, menikmati tubuh yang benar-benar sehat.Kecocokan makanan ini menurut
waktu, jumlah, dan harga yang tepat. Hanya saat kita makan secara berlebihan
makanan yang tidak cocok dengan tubuh kita, maka tubuh akan bereaksi
sebaliknya. Sakit adalah salah satu reaksi tubuh, dan bila kemudian dicegah
atau dirawat dengan benar, tubuh kembali sehat.Penyakit merupakan peringatan
untuk mengubah kebiasaan kita.Perlu diingat selalu bahwa tubuh kita hanya
memerlukan makanan yang tepat dalam jumlah yang sesuai.
2)
Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan
seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan
menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga
secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga
kesehatannya. Biasanya, orang yang berpendidikan (dalam hal ini orang yang
menempuh pendidikan formal) mempunyai resiko lebih kecil terkena penyakit atau
masalah kesehatan lainnya dibandingkan dengan masyarakat yang awam dengan
kesehatan.
3)
Faktor sosioekonomi
Faktor-faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan sosial,
tingkat pendapatan, pekerjaan, dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan
faktor yang berpengaruh besar pada penentuan derajat kesehatan seseorang. Dalam
masalah gizi buruk misalnya, masyarakat dengan tingkat ekonomi dan
berpendapatan rendah biasanya lebih rentan menderita gizi buruk.Hal tersebut
bisa terjadi karena orang dengan tingkat ekonomi rendah sulit untuk mendapatkan
makanan dengan nilai gizi yang bisa dibilang layak.
4)
Latar belakang budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan
individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi. Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki beribu-ribu
suku dengan adat istiadat yang berbeda-beda pula. Sebagian dari adat
istiadat tersebut ada yang masih bisa dibilang “primitif” dan tidak
mempedulikan aspek kesehatan.Misalnya saja, pada suku Baduy yang tidak
memperbolehkan masyarakat menggunakan alas kaki.
5)
Usia
Setiap rentang usia
(bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon yang berbeda-beda terhadap
perubahan kesehatan yang terjadi.
6)
Faktor emosional
Setiap pemikiran positif akan sangat berpengaruh, pikiran yang
sehat dan bahagia semakin meningkatkan kesehatan tubuh kita. Tidak sulit
memahami pengaruh dari pikiran terhadap kesehatan kita.Yang diperlukan hanyalah
usaha mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.
7)
Faktor agama dan keyakinan
Agama dan kepercayaan yang dianut oleh seorang individu secara
tidak langsung mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat.Misalnya,
pada agama Islam.Islam mengajarkan bahwa “anna ghafatul minal iman” atau
“kebersihan adalah sebagian dari iman”. Sebagai umat muslim, tentu kita akan
melaksanakan perintah Allah SWT. untuk berperilaku bersih dan sehat.
B. Prilaku
1. Pengertian
Prilaku
Perilaku adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsang atau lingkungan. Pengertian
lain menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan organisme yang dapat
diamati dan dipelajari.
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang
biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner (1938) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua :
a.
Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (covert), Misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa
kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan
seks, dan sebagainya.
b.
Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa
anaknya ke Puskesmas untuk diimunisasi
2. Jenis-jenis
perilaku
Adapun jenis-jenis perilaku yang berhubungan dengan kesehatan:
a.
Perilaku
kesehatan, yaitu tindakan seseorang untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
b.
Perilaku
sakit, yaitu tindakan seseorang yang merasa sakit untuk merasakan keadaannya
serta mengidentifikasi penyakit dan mencegah penyakit tersebut
c.
Perilaku
peran sakit, yaitu tindakan seseorang yang merasa sakit untuk memperoleh
kesembuhan.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain:
a.
Faktor
internal, yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri. Faktor internal ini
terdiri dari kecerdasan, persepsi, motivasi, minat,emosi dan sebagainya.
b.
Faktor
eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang bersangkutan.
Faktor ini meliputi obyek, orang, kelompok dan hasil kebudayaan.
4. Perilaku
Kesehatan
Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3
kelompok:
a.
Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health
maintenance) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
1)
Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan
penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari
penyakit.
2)
Perilaku peningkatan kesehatan, apabila
seseorang dalam keadaan sakit.
3)
Perilaku gizi (makanan dan minuman).
b.
Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau
Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan
(Health Seeking Behavior). Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
c.
Perilaku Kesehatan Lingkungan Adalah bagaimana
seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan
bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku
kesehatan ini.
1)
Perilaku hidup sehat.
Adalah perilaku-perilaku
yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan
meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :
a)
Menu seimbang
b)
Olahraga teratur
c)
Tidak merokok
d) Tidak minum-minuman
keras dan narkoba
e)
Istirahat yang cukup
f)
Mengendalian stress
g)
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi
kesehatan
2)
Perilaku Sakit
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan
penyakit dan sebagainya, dsb.
3)
Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup:
a)
Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
b)
Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran
pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
c)
Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh
perawatan, dan pelayanan kesehatan).
C. Lingkungan
1. Pengertian
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik
benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk
akibat interaksi semua elemen-elemen tersebut, termasuk host yang lain.
2. Peran Lingkungan dalam
kesehatan
Lingkungan berperan sebagai media transmisi yang mendukung
terjadinya penyakit apabila media/lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan
agent pada host.
a.
Media transmisi yang tidak hidup seperti air,
udara, makanan, debu disebutvehicle. Sedangkan yang hidup secara spesifik
seperti insekta atau arthropoda disebut vektor.
b.
Penularan penyakit dapat terjadi karena
1)
Fingers atau tangan yang kotor karena
terkontaminasi agent
2)
Flies atau lalat merupakan media transmisi yang
hidup
3)
Food atau makanan
4)
field atau ladang merupakan lingkungan padat
atau litosfer dan menyebabkanpenyakit lewat debu
5)
Faeces/tinja merupakan buangan manusia yang
berisi banyak agent.
3. Karakteristik lingkungan
a.
Topografi : Situasi lokasi baik yang natural
maupun buatan manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya penyebaran
suatupenyakit tertentu.
b.
Geografis : Keadaan yang berhubungan dengan
strukur geologi dari bumi yang berhubungan dengan kejadian penyakit
D. Transmisi
penyakit infeksi
Cara penyebaran
atau Mode of transmission dari penyakit infeksi dapat ditularkan
kepada manusia yang sensitif melalui beberapa cara penularan baik terjadi
secara langsung atau tidak langsung dari orang ke orang lain dan cara
penyebarannya di masyarakat, ditinjau dari aspek epidemiologik dapat
bersifat lokal, regional maupun internasional.
E. Penyakit
infeksi
1. Pengertian
Infeksi adalah masuknya dan berkembangnya agen penyakit kedalam
tubuh manusia atau binatang serta timbul reaksi tubuh terhadap agen penyakit.
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya
bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang
sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari golongan
ini.
Penyakit infeksi adalah
penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan bersifat sangat dinamis.
Secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga faktor yang saling
berinteraksi yaitu : faktor penyebab penyakit (agen), faktor manusia atau
pejamu (host), dan faktor lingkungan.
2. Contoh-contoh penyakit infeksi
a.
Penyebab penyakit adalah bakteri (jasad renik
dan kuman)
1)
TBC : ditularkan memalui udara
2)
Tetanus : melalui luka yang kotor
3)
Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
4)
Pneumonia : lewat batuk (udara)
5)
Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
6)
Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan
pilek)
b.
Penyebab penyakit adalah virus (kuman yang lebih
kecil daripada bakteri)
1)
Selesma, influenza, campak, gondok : ditularkan
melalui udara, batuk, ataupun lalat
2)
Rabies : melalui gigitan binatang
3)
Penyakit kulit : melalui sentuhan
c.
Jamur
Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha :
ditularkan melalui sentuhan atau dari pakaian yang di pakai secara bergantian
d.
Parasit internal (hewan yang berbahaya yang
hidup di dalam tubuh)
1)
Disentri : ditularkan dari kotoran ke mulut
2)
Malaria : malalui gigitan nyamuk
3)
Parasit eksternal (hewan yang berbahaya yang
hidup di permukaan tubuh)
4)
Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis
: penularannya dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian.
3. Penyebaran Penyakit Infeksi
Dalam garis besarnya
mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentan melalui dua cara:
a.
Transmisi
Langsung
Penularan langsung oleh
mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari pejamu. Sebagai contoh adalah
adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei saat
bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan darah yang
terkontaminasi mikroba patogen.
b.
Transmisi
Tidak Langsung
Penularan mikroba
patogen yang memerlukan media perantara baik berupa barang/bahan, air, udara,
makanan/minuman, maupun vektor.
1)
Vehicle
Borne
Sebagai media perantara
penularan adalah barang/bahan yang terkontaminasi seperti peralatan makan,
minum, alat-alat bedah/kebidanan, peralatan laboratorium, peralatan infus/transfusi.
2)
Vektor
Borne
Sebagai media perantara
adalah vektor (serangga) yang memindahkan mikroba patogen ke pejamu adalah
sebagai berikut:
a)
Cara
Mekanis
Pada kaki serangga
melekat kotoran/sputum mikroba patogen, lalu hinggap pada makanan/minuman,
dimana selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.
b)
Cara
Bologis
Sebelum masuk ke tubuh
pejamu, mikroba mengalami siklus perkembangbiakkan dalam tubuh vektor/serangga,
selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh pejamu melalui gigitan.
3)
Food Borne
Makanan dan minuman
adalah media perantara yang cukup efektif untuk menyebarnya mikroba patogen ke
pejamu, yaitu melalui saluran cerna.
4)
Water Borne
Tersedianya air bersih
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama untuk kebutuhan rumah sakit
adalah mutlak. Kualitas air yang meliputi aspek fisik, kimiawi, dan
bakteriologis diharapkan terbebas dari mikroba patogen sehingga aman untuk
dikonsumsi. Jika tidak, sebagai media perantara, air sangat mudah menyebarkan
mikroba patogen ke pejamu, melalui pintu masuk saluran cerna atau yang lainnya.
5)
Air Borne
Udara sangat mutlak
diperlukan oleh setiap orang, namun adanya udara yang terkontaminasi oleh
mikroba patogen sangat sulit untuk dideteksi. Mikroba patogen dalam udara masuk
ke saluran nafas pejamu dalam bentuk droplet nuclei yang dikeluarkan
oleh penderita saat batuk atau bersin, bicara atau bernafas, melalui mulut atau
hidung. Sedangkan debu merupakan partikel yang dapat terbang bersama partikel
lantai/tanah. Penularan melalui udara ini umumnya mudah terjadi di dalam ruangan
yang tertutup seperti di dalam gedung, ruangan/bangsal/kamar perawatan, atau
pada laboratorium klinik.
4. Sifat-sifat penyakit
infeksi
Sebagai agen penyebab penyakit, mikroba patogen memiliki
sifat-sifat khusus yang sangat berbeda dengan agen penyebab penyakit lainnya. Sebagai makhluk hidup,
mikroba patogen memiliki ciri–ciri kehidupan, yaitu :
a.
Mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara
berkembang biak.
b.
Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi
kelangsungan hidupnya.
c.
Bergerak dan berpindah tempat.
Ciri-ciri kehidupan mikroba patogen tersebut di
atas, merupakan sifat-sifat spesifik mikroba patogen
dalam upaya mempertahankan hidupnya. Cara menyerang/invasi ke pejamu/
manusia melalui tahapan sebagai berikut.
a.
Sebelum pindah ke pejamu (calon penderita), mikroba
patogen hidup dan berkembang biak pada reservoir (orang/penderita, hewan,
benda-benda lain).
b.
Untuk mencapai pejamu (calon penderita),
diperlukan adanya mekanisme penyebaran.
c.
Untuk masuk ke tubuh pejamu (calon penderita),
mikroba patogen memerlukan pintu masuk (port d’entrée) seperti kulit/mukosa yang
terluka, hidung, rongga mulut, dan sebagainya.Adanya tenggang waktu saat
masuknya mikroba patogen melalui port d’entrée sampai timbulnya
manifestasi klinis, untuk masing-masing mikroba patogen berbeda-beda.
d.
Pada prinsipnya semua organ tubuh pejamu dapat
terserang oleh mikroba patogen, namun berbeda mikroba patogen secara selektif
hanya menyerang organ-organ tubuh tertentu dari pejamu/target organ.
e.
Besarnya kemampuan merusak dan menimbulkan
manifestasi klinis dari mikroba patogen terhadap pejamu dapat dinilai dari
beberapa faktor berikut.
1)
Infeksivitas
Besarnya kemampuan mikroba
patogen melakukan invasi, berkembang biak dan menyesuaikan diri, serta
bertempat tinggal pada jaringan tubuh pejamu.
2)
Patogenitas
Derajat respons/reaksi
pejamu untuk menjadi sakit.
3)
Virulensi
Besarnya kemampuan merusak
mirkoba patogen terhadap jaringan pejamu.
4)
Toksigenitas
Besarnya kemampuan mikroba
patogen untuk menghasilkan toksin, di mana toksin berpengaruh dalam perjalanan
penyakit.
5)
Antigenitas
Kemampuan mikroba patogen
merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh/antibodi pada diri pejamu.
Kondisi ini akan mempersulit mikroba patogen itu sendiri untuk berkembang biak,
karena melemahnya respons pejamu menjadi sakit.
5. Upaya Pencegahan
Penularan Penyakit Infeksi
Tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit infeksi adalah
tindakan yang paling utama. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara
memutuskan rantai penularannya. Rantai penularan adalah rentetan proses
berpindahnya mikroba patogen dari sumber penularan (reservoir) ke pejamu dengan/tanpa
media perantara. Jadi, kunci untuk mencegah atau mengendalikan penyakit infeksi
adalah mengeliminasi mikroba patogen yang bersumber pada reservoir serta mengamati mekanisme
transmisinya, khususnya yang menggunakan media perantara.
Sebagai sumber penularan atau reservoir adalah orang/penderita,
hewan, serangga (arthropoda) seperti lalat, nyamuk, kecoa, yang sekaligus
dapat berfungsi sebagai media perantara. Contoh lain adalah sampah, limbah,
ekskreta/sekreta dari penderita, sisa makanan, dan lain-lain. Apabila perilaku
hidup sehat sudah menjadi budaya dan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, serta sanitasi lingkungan yang sudah terjamin, diharapkan kejadian
penularan penyakit infeksi dapat ditekan seminimal mungkin.
F.
Hubungan antara infeksi dengan penyakit
Menurut Bustan (2006),
mengemukan bahwa Infeksi dan penyakit mempunyai hubungan satu sama lain disebut
juga sebuah proses interaksi. Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya
interaksi antara agen yang merupakan faktor penyebab penyakit, manusia sebagai
penjamu atau lebih dikenal dengan Host, dan faktor lingkungan yang mendukung
proses interaksi.
Selanjutnya Bustan
(2007), mengemukan bahwa Proses interaksi ini dapat terjadi secara individu
atau kelompok, karena adanya mikroorganisme yang kontak baik secara langsung
maupn tidak secara langsung dengan manusia sebagai penjamu yang rentan, daya
tahan tubuh yang rendah dan lingkungan yang tidak sehat yang menyebabkan sakit
pada host.
Pada sebuah penelitian
tentang kesehatan anak, Mubarak, dkk (1995) mengemukakan bahwa, Infeksi
mempunyai konstribusi terhadap defisiensi energi, protein dan zat gizi lainnya
karena menurunnya nafsu makan sehingga asupan makan menjadi berkurang. Kebutuhan
energi pada saat infeksi bisa mencapai dua kali dari kebutuhan normal karena
meningkatnya kebutuhan metabolisme basal.
Dalam riwayat alamiah
penyakit infeksi, proses terjadinya infeksi, penyakit klinis, maupun kematian
dari suatu penyakit tergantung dari berbagai determinan, baik intrinsik maupun
ekstrinsik, yang mempengaruhi penjamu maupun agen kausal. Tergantung tingkat
kerentanan (atau imunitas), individu sebagai penjamu yang terpapar oleh agen
kausal dapat tetap sehat, atau mengalami infeksi (jika penyakit infeksi) dan
mengalami perubahan patologi yang ireversibel.
Dalam epidemiologi
penyakit infeksi, individu yang terpapar belum tentu terinfeksi. Hanya jika
agen kausal penyakit infeksi terpapar pada individu lalu memasuki tubuh dan sel
(cell entry), lalu melakukan multiplikasi dan maturasi, dan menimbulkan
perubahan patologis yang dapat dideteksi secara laboratoris atau terwujud
secara klinis, maka individu tersebut dikatakan mengalami infeksi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Infeksi dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa tahap.
Adapun tanda dan gejala yang diakibatkan infeksi tersebut berbeda-beda,
tergantung dari penyebab dari infeksi yang mengakibatkannya.
Ada 4 determinan utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat
determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan
adalah: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan atau
herediter. Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk kesehatan
kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di kalangan masyarakat. Akan
tetapi untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut,
faktor internal individu juga berperan, misalnya : umur, gender,
pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter.
B. Saran
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan
perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu
dan berkelanjutan
No comments:
Post a Comment