PENYAKIT
LEPRA/KUSTA
PAPER
Diajukan sebagai salah satu syarat
tugas mata kuliah Epidemiologi Dasar yang dibina oleh Bapak Lutvi Heryantoro
SKM.,M.PH
Nama : Ani Romaningsih
Nim :
12127211 0009
Jurusan : Kesehatan Masyarakat
YAYASAN HAJI SOEHELLY QARY
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2014/2015
PENYAKIT LEPRA
- Pengertian Penyakit Lepra
Penyakit
lepra merupakan penyakit menular, menahun dan disebabkan
oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh manusia
yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya, namun susunan saraf
pusat berfungsi.
Meskipun
infeksius, tetapi derajat infektivitasnya rendah. Waktu inkubasinya panjang,
mungkin beberapa tahun, dan tampaknya kebanyakan pasien mendapatkan infeksi
sewaktu masa kanak-kanak. Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara
lain, kulit mengalami bercak putih, merah, ada bagian tubuh tidak berkeringat,
rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka, dan mati rasa karena
kerusakan syaraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu tampak. Justru sebaiknya
waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam jangka
waktu lama.
- Gambar Penyakit Lepra
- Penyebab Penyakit Lepra
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Upaordo : Corynebacterineae
Famili : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Spesies : M. Leprae.
Penyebab penyakit Lepra adalah kuman Kusta Mycobacterium leprae (M.
Leprae). Kuman ini adalah kuman aerob, berbentuk batang dengan ukuran 1-8
μ, lebar 0,2-0,5 μ, sifatnya tahan asam sehingga tidak mudah untuk diwarnai. M.
Leprae biasanya berkelompok dan ada pula yang tersebar satu-satu. Kuman ini
hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat dikultur
dalam media buatan.
Masa belah
diri kuman kusta Mycobacterium leprae (M. Leprae) ini memerlukan
waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21 hari.
Sehingga masa tunas pun menjadi lama, yaitu sekitar 2–5 tahun. Kuman Kusta ini
pertama kali menyerang saraf tepi, yang selanjutnya dapat menyerang kulit,
mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot,
tulang dan juga testis, kecuali susunan saraf pusat.
- Sumber Penyakit Lepra
Sampai saat ini hanya manusia yang dianggap sebagai
sumber penularan, walaupun kuman kusta Mycobacterium leprae (M. Leprae) dapat hidup pada armadillo, simpanse dan
pada telapak kaki tikus yang tidak mempunyai kelenjar tymus.
- Cara/jalan keluar penyebab penyakit Lepra dari reservoir (Portal of Exit)
Kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) banyak ditemukan dimukosa hidung
manusia yang telah lama dikenal
sebagai sumber dari
kuman. Suatu kerokan hidung dari penderita type Lepramatous
yang tidak diobati menunjukan jumlah kuman sebesar 104-1010.
Dan telah terbukti bahwa saluran nafas bagian atas dari penderita tipe Lepramatous
merupakan sumber kuman yang terpenting dalam lingkungan. Jadi portal of exit yaitu jalan keluar
bakteri dari tubuh penderita adalah selaput lendir hidung.
- Cara Penularan
Cara
penularan penyakit lepra melalui saluran pernafasan dan kulit (mungkin secara
langsung mungkin secara tidak langsung). perlu diketahui bahwa jalan keluar
dari kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) ini adalah
melalui selaput lendir hidung penderita. Namun ada juga yang melalui sekret
hidung penderita yang telah mengering dimana basil dapat hidup 2-7 hari. Cara penularan
lain yang umumnya diungkapkan adalah melalui kulit ke kulit, namun dengan
syarat tertentu. Karena tidak semua sentuhan kulit ke kulit itu dapat
menyebabkan penularan.
Kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) mempunyai masa inkubasi selama 2-5
tahun, akan tetapi dapat juga bertahun-tahun. Penularan terjadi apabila M.
Leprae yang utuh (hidup) keluar dari tubuh penderita dan masuk kedalam
tubuh orang lain. Belum diketahui secara pasti cara penularan penyakit kusta.
Secara teoritis penularan ini dapat terjadi dengan cara kontak yang lama dengan
penderita. Penderita yang sudah minum obat sesuai regimen WHO tidak menjadi
sumber penularan kepada orang lain. Kesimpulannya bahwa penularan dan perkembangan penyakit
kusta hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah atau keganasan Mycobakterium
Leprae dan daya tahan tubuh penderita. Disamping itu faktor-faktor yang
berperan dalam penularan ini adalah :
1.
Usia
yaitu anak-anak lebih peka dari pada orang dewasa.
2.
Jenis
kelamin yaitu laki-laki lebih banyak dijangkiti.
3.
Ras
yaitu bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti.
4.
Kesadaran
sosial yaitu umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat
sosial ekonomi rendah.
5.
Lingkungan
yaitu fisik, biologi dan sosial yang kurang sehat.
- Cara/jalan masuk penyebab penyakit Lepra ke dalam host baru (Portal of entry)
Tempat masuk kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) kedalam tubuh
pejamu sampai saat ini belum dapat dipastikan. Diperkirakan cara masuknya
adalah melalui saluran pernafasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang
tidak utuh. Jadi portal
of entry yaitu bersentuhan kulit dengan penderita lepra secara langsung dan
lewat respirasi dimana lingkungan tempat tinggal mengandung Mycobacterium
leprae dapat terkena penyakit Lepra. Interaksi penyakit dengan penderita
dipengaruhi oleh :
1.
Infektivitas
Infektivitas adalah kemampuan unsur
penyebab atau agent untuk masuk dan berkembang biak serta menghasilkan infeksi
dalam tubuh pejamu.
2.
Patogenesis
Pathogenesis adalah kemampuan untuk
menghasilkan penyakit dengan segala klinis yang jelas.
3.
Virulensa
Virulensa adalah nilai proporsi
penderita dengan gejala klinis yang jelas terhadap seluruh penderita dengan
gejala klinis jelas.
4.
Imunogenisitas
imunogenisitas adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan atau imunitas.
imunogenisitas adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan atau imunitas.
- Kerentanan Penjamu (host)
Hanya sedikit orang yang akan terjangkit kusta
setelah kontak dengan penderita, hal ini disebabkan karena adanya imunitas. M
Leprae termasuk kuman obligat intraseluler dan sistem kekebalan yang
efektif adalah sistem kekebalan seluler. Faktor fisiologik seperti pubertas,
menopause, kehamilan serta faktor infeksi malnutrisi dapat meningkatkan
perubahan klinis penyakit kusta. Dari studi keluarga kembar didapatkan
bahwa faktor genetik mempengaruhi tipe penyakit yang berkembang setelah
infeksi. Sebagian besar (95%) manusia kebal terhadap penyakit
kusta hanya sebagian kecil yang dapat ditulari (5%). Dari 5% yang tertular
tersebut, sekitar 70 % dapat sembuh sendiri dan hanya 30% yang menjadi sakit.
DAFTAR PUSTAKA
·
Amiruddin,
M Dali., Marwali Harahap. 2000. Ilmu
Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates. Halaman 260-271
·
Melniek,
dkk. 2001. Mikrobiologi Kedokteran.
Unair. Surabaya.
·
Naafs
B, Silva E, Vilani-Moreno F, Marcos E, Nogueira M, Opromolla D.”Factors
influencing the development of leprosy: an overview”. Int J Lepr Other Mycobact
Dis. 2001; 69 (1): 26-33
·
Dorland,
W.A.Newman.2002. Kamus Kedokteran Dorland
edisi kedua puluh sembilan. Jakarta: EGC. Halaman; 1195
·
Graham,
Robin. 2002. Lecture Notes Dermatologi. Erlangga. Jakarta.
·
Siregar,
RS. 2005. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Jakarta; EGC. Halaman;155
·
Djuanda,
Adhi dkk. Kusta. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, dan Siti Aisah. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman;73-88.
·
Lewis
Felisa S, Conologue T, Harrop E. Leprosy: mycobacterial infection. 2008.
Available at :http://emedicine.m
edscape.com/artic le/1104977-overvie w