Ani Romaningsih: PENYAKIT LEPRA/KUSTA

Sunday, April 12, 2015

PENYAKIT LEPRA/KUSTA


PENYAKIT LEPRA/KUSTA
PAPER

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Epidemiologi Dasar yang dibina oleh Bapak Lutvi Heryantoro SKM.,M.PH

Nama          : Ani Romaningsih
Nim            : 12127211 0009
Jurusan       : Kesehatan Masyarakat










YAYASAN HAJI SOEHELLY  QARY
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2014/2015

PENYAKIT LEPRA

  1. Pengertian Penyakit Lepra
Penyakit lepra merupakan penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh manusia yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, namun susunan saraf pusat berfungsi.
Meskipun infeksius, tetapi derajat infektivitasnya rendah. Waktu inkubasinya panjang, mungkin beberapa tahun, dan tampaknya kebanyakan pasien mendapatkan infeksi sewaktu masa kanak-kanak. Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, ada bagian tubuh tidak berkeringat, rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka, dan mati rasa karena kerusakan syaraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu tampak. Justru sebaiknya waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung sembuh dalam jangka waktu lama.
  1. Gambar Penyakit Lepra

  1. Penyebab Penyakit Lepra
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Bacteria
Filum               : Actinobacteria
Ordo                : Actinomycetales
Upaordo          : Corynebacterineae
Famili              : Mycobacteriaceae
Genus              : Mycobacterium
Spesies            : M. Leprae.

Penyebab penyakit Lepra adalah kuman Kusta Mycobacterium leprae (M. Leprae). Kuman ini adalah kuman aerob, berbentuk batang dengan ukuran 1-8 μ, lebar 0,2-0,5 μ, sifatnya tahan asam sehingga tidak mudah untuk diwarnai. M. Leprae biasanya berkelompok dan ada pula yang tersebar satu-satu. Kuman ini hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat dikultur dalam media buatan.
Masa belah diri kuman kusta Mycobacterium leprae (M. Leprae) ini memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21 hari. Sehingga masa tunas pun menjadi lama, yaitu sekitar 2–5 tahun. Kuman Kusta ini pertama kali menyerang saraf tepi, yang selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan juga testis, kecuali susunan saraf pusat.
  1. Sumber Penyakit Lepra
Sampai saat ini hanya manusia yang dianggap sebagai sumber penularan, walaupun kuman kusta Mycobacterium leprae (M. Leprae) dapat hidup pada armadillo, simpanse dan pada telapak kaki tikus yang tidak mempunyai kelenjar tymus.
  1. Cara/jalan keluar penyebab penyakit Lepra dari reservoir (Portal of Exit)
Kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) banyak ditemukan dimukosa hidung manusia yang telah  lama  dikenal  sebagai  sumber  dari  kuman. Suatu kerokan hidung dari penderita type Lepramatous yang tidak diobati menunjukan jumlah kuman sebesar 104-1010. Dan telah terbukti bahwa saluran nafas bagian atas dari penderita tipe Lepramatous merupakan sumber kuman yang terpenting dalam lingkungan. Jadi portal of exit yaitu jalan keluar bakteri dari tubuh penderita adalah selaput lendir hidung.
  1. Cara Penularan
Cara penularan penyakit lepra melalui saluran pernafasan dan kulit (mungkin secara langsung mungkin secara tidak langsung). perlu diketahui bahwa jalan keluar dari kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) ini adalah melalui selaput lendir hidung penderita. Namun ada juga yang melalui sekret hidung penderita yang telah mengering dimana basil dapat hidup 2-7 hari. Cara penularan lain yang umumnya diungkapkan adalah melalui kulit ke kulit, namun dengan syarat tertentu. Karena tidak semua sentuhan kulit ke kulit itu dapat menyebabkan penularan.
Kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) mempunyai masa inkubasi selama 2-5 tahun, akan tetapi dapat juga bertahun-tahun. Penularan terjadi apabila M. Leprae yang utuh (hidup) keluar dari tubuh penderita dan masuk kedalam tubuh orang lain. Belum diketahui secara pasti cara penularan penyakit kusta. Secara teoritis penularan ini dapat terjadi dengan cara kontak yang lama dengan penderita. Penderita yang sudah minum obat sesuai regimen WHO tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain. Kesimpulannya bahwa penularan dan perkembangan penyakit kusta hanya tergantung dari dua hal yakni jumlah atau keganasan Mycobakterium Leprae dan daya tahan tubuh penderita. Disamping itu faktor-faktor yang berperan dalam penularan ini adalah :
1.      Usia yaitu anak-anak lebih peka dari pada orang dewasa.
2.      Jenis kelamin yaitu laki-laki lebih banyak dijangkiti.
3.      Ras yaitu bangsa Asia dan Afrika lebih banyak dijangkiti.
4.      Kesadaran sosial yaitu umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah.
5.      Lingkungan yaitu fisik, biologi dan sosial yang kurang sehat.
  1. Cara/jalan masuk penyebab penyakit Lepra ke dalam host baru (Portal of entry)
Tempat masuk kuman kusta mycobacterium leprae (M. Leprae) kedalam tubuh pejamu sampai saat ini belum dapat dipastikan. Diperkirakan cara masuknya adalah melalui saluran pernafasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang tidak utuh. Jadi portal of entry yaitu bersentuhan kulit dengan penderita lepra secara langsung dan lewat respirasi dimana lingkungan tempat tinggal mengandung Mycobacterium leprae dapat terkena penyakit Lepra. Interaksi penyakit dengan penderita dipengaruhi oleh :
1.      Infektivitas
Infektivitas adalah kemampuan unsur penyebab atau agent untuk masuk dan berkembang biak serta menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu.
2.      Patogenesis
Pathogenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan segala klinis yang jelas.
3.      Virulensa
Virulensa adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang jelas terhadap seluruh penderita dengan gejala klinis jelas.
4.      Imunogenisitas
imunogenisitas adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan atau imunitas.
  1. Kerentanan Penjamu (host)
Hanya sedikit orang yang akan terjangkit kusta  setelah kontak dengan penderita, hal ini disebabkan karena adanya imunitas. M Leprae termasuk kuman obligat intraseluler dan sistem kekebalan yang efektif adalah sistem kekebalan seluler. Faktor fisiologik seperti pubertas, menopause, kehamilan serta faktor infeksi malnutrisi dapat meningkatkan perubahan klinis penyakit kusta. Dari studi keluarga kembar didapatkan bahwa faktor genetik mempengaruhi tipe penyakit yang berkembang setelah infeksi. Sebagian besar (95%) manusia kebal terhadap penyakit kusta hanya sebagian kecil yang dapat ditulari (5%). Dari 5% yang tertular tersebut, sekitar 70 % dapat sembuh sendiri dan hanya 30% yang menjadi sakit.














DAFTAR PUSTAKA

·        Amiruddin, M Dali., Marwali Harahap. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates. Halaman 260-271
·        Melniek, dkk. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Unair. Surabaya.
·        Naafs B, Silva E, Vilani-Moreno F, Marcos E, Nogueira M, Opromolla D.”Factors influencing the development of leprosy: an overview”. Int J Lepr Other Mycobact Dis. 2001; 69 (1): 26-33
·        Dorland, W.A.Newman.2002. Kamus Kedokteran Dorland edisi kedua puluh sembilan. Jakarta: EGC. Halaman; 1195
·        Graham, Robin. 2002. Lecture Notes Dermatologi. Erlangga. Jakarta.
·        Siregar, RS. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta; EGC. Halaman;155
·        Djuanda, Adhi dkk. Kusta. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, dan Siti Aisah. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman;73-88.
·        Lewis Felisa S, Conologue T, Harrop E. Leprosy: mycobacterial infection. 2008. Available at :http://emedicine.m edscape.com/artic le/1104977-overvie w

No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...