Ani Romaningsih: JUMLAH KELUAGA DG STATUS GIZI BALITA

Tuesday, April 7, 2015

JUMLAH KELUAGA DG STATUS GIZI BALITA


METODOLOGI PENELITIAN
“Pengaruh JUMLAH ANAK DALAM KELUARGA terhadap STATUS GIZI
BALITA di desa x ”









Dosen Pengampu : Asparian S.kep Mkes

NAMA KELOMPOK 1 :
1.      Aang Gunaivi
2.      Abdul Ghoni
3.      Ahmad Fikri Ramadhana
4.      Ani Romaningsih
5.      Bela Arnanda


YAYASAN HAJI SOEHELLY  QARY
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Gizi yang baik dikombinasikan dengan kebiasaan makan yang sehat selama masa balita akan menjadi dasar bagi kesehatan yang bagus di masa yang akan datang. Pengaturan makanan yang seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi untuk energi, pertumbuhan anak, melindungi anak dari penyakit dan infeksi serta membantu perkembangan mental dan kemampuan belajarnya (June Thompson, 2003).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara komponen zat gizinya, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan, padahal makanan yang tidak disukai itu mengandung zat gizi yang seimbang sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana. Nafsu makan balita kadang hanya sedikit dan sering kali menyukai sesuatu jenis makanan hanya pada masa tertentu, Ia menolak makanan yang satu dan terus menerus memilih makanan yang lain (Azis Alimul H, 2005).
Menurut Rachmat yang mewakili komisi perlindungan anak Indonesia angka kematian bayi di Indonesia memang turun. Namun untuk status gizi buruk Indonesia hanya sedikit lebih baik dari India. Data UNICEF tahun 2007 menyatakan ada 8,3% balita di Indonesia yang berstatus gizi buruk akibat asupan gizi yang kurang dan perubahan pola asuh keluarga yang tidak terpantau dengan baik (Daniel, 2008: 64).
Beberapa faktor yang menyebabkan masalah mengenai kurang gizi pada balita adalah faktor ekonomi, peran orang tua, pengetahuan orang tua, lingkungan, jumlah saudara, dan kesehatan anak.
Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi status gizi anak. Hal ini dapat terlihat anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan sosial ekonomi tinggi, tentunya pemenuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan anak dengan status sosial ekonominya rendah. Karena anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan untuk memberi makanan bergizi, membayar biaya pendidikan, dan memenuhi kebutuhan primer lainnya. Tentunya keluarganya akan mendapat kesulitan untuk membantu anak mencapai status gizi yang baik (Yupi Supartini, 2004).
Pengetahuan merupakan segala informasi yang di peroleh dengan proses belajar, sehingga timbul pengertian atau pemahaman dan perasaan informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang di hadapi. Satu cara untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui pendidikan formal. Keluarga yang pendidikannya rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah juga sering kali tidak dapat, tidak mau, atau tidak meyakini pentingnya penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Yupi Supartini, 2004).
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua yang di terima anaknya, terutama kalau jarak anak yang terlalu dekat. Pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak juga kebutuhan primer seperti makan sandang dan perumahan yang terpenuhi (Soetjiningsih, 1998).
Selain itu posisi anak dalam keluarga juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak hal ini dapat dilihat pada anak pertama atau tunggal kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang di bandingkan anak kedua karena pada anak pertama orang tua memberikan perhatian sepenuhnya dalam segala hal yang baik pendidikan, gizi, atau yang lain. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi anak (Azis Alimul H, 2005).
Lingkungan memegang peranan penting dalam menentukan gizi anak yaitu terdiri dari lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin seperti obat-obatan dapat menyebabkan infeksi dalam kandungan dan bayi berat badan lahir rendah, sedangkan lingkungan postnatal meliputi budaya lingkungan yang pada masa tertentu anak dilarang makan makanan bergizi, sehingga menyebabkan anak kurang gizi (Azis Alimul H, 2005).
Anak sehat umumnya akan tumbuh dengan baik berbeda dengan anak yang sering sakit. Anak yang menderita penyakit menahun seperti asma, sakit jantung, sakit ginjal pertumbuhannya akan terganggu karena kurangnya asupan gizi maka diupayakan pengobatan yang murah sehingga dijamin kontinuitas pengobatan dan makanan ekstra.
Pemenuhan nutrisi bila tidak di penuhi dengan sempurna akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis, diantaranya psikodinamik, psikososial dan maturasi organik yang tidak optimal dan sebaliknya apabila pemenuhan nutrisi terpenuhi dengan sempurna maka anak akan tumbuh dan bertambah berat serta bertambah tinggi secara proporsional (Yupi Supartini, 2004)
Pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya untuk mengurangi angka balita yang kurang gizi, melalui Departemen Kesehatan (Dep Kes) merencanakan dan menyediakan anggaran bagi keluarga miskin melalui jaminan kesehatan. Dep Kes pada tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) pencegahan dan penanggulangan gizi buruk 2005-2009 antara lain meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan balita di Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU), meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) atau rumah sakit dan rumah tangga, menyediakan pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberi asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI) serta memberi suplementasi gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita.
Tugas tenaga kesehatan masyarakat disini adalah memberikan penyuluhan kepada ibu balita, memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada balita, dan memberikan asupan gizi berupa makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Dari ur5aian latar belakang di atas dapat dilihat bahwa masalah penelitian ini adalah masih tingginya status gizi kurang atau buruk di Desa X Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi status gizi balita, pada penelitian ini di batasi pada faktor jumlah anak dalam keluarga dengan status gizi balita.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana jumlah anak dalam keluarga balita di desa X ?
2.      Bagaimana status gizi balita di Desa X ?
3.      Bagaimana pengaruh jumlah anak dalam keluarga terhadap status gizi balita di Desa X ?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk menganalisis Pengaruh jumlah anak dalam keluarga terhadap status gizi balita di Desa X
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengidentifikasi jumlah anak dalam keluarga balita di Desa X
b.      Untuk mengidentifikasi status gizi balita di Desa X
c.       Untuk menganalisis pengaruh jumlah anak dalam keluarga terhadap status gizi balita di Desa X

D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan sekaligus sebagai ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu kesehatan masyarakat.
2.      Bagi profesi kesehatan masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan kesehatan pada balita dalam  pemenuhan gizi.
3.      Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi bagi penelitian lain, dan juga menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya tentang gizi balita.

4.      Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau saran bagi orang tua balita dalam pemenuhan gizi.
5.      Bagi institusi (Puskesmas)
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya penyuluhan di bidang kesehatan khususnya tentang gizi.

No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...