METODOLOGI PENELITIAN
“Pengaruh
JUMLAH ANAK DALAM KELUARGA terhadap STATUS GIZI
BALITA di
desa x ”
Dosen Pengampu : Asparian S.kep Mkes
NAMA
KELOMPOK 1 :
1. Aang Gunaivi
2. Abdul
Ghoni
3. Ahmad Fikri Ramadhana
4. Ani
Romaningsih
5. Bela Arnanda
YAYASAN
HAJI SOEHELLY QARY
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
PRODI
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN
AJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Gizi yang baik
dikombinasikan dengan kebiasaan makan yang sehat selama masa balita akan
menjadi dasar bagi kesehatan yang bagus di masa yang akan datang. Pengaturan
makanan yang seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi untuk energi,
pertumbuhan anak, melindungi anak dari penyakit dan infeksi serta membantu
perkembangan mental dan kemampuan belajarnya (June Thompson, 2003).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak haruslah seimbang diantara komponen zat gizinya, mengingat banyak
sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk
makan, padahal makanan yang tidak disukai itu mengandung zat gizi yang seimbang
sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi dan seimbang tidak
terlaksana. Nafsu makan balita kadang hanya sedikit dan sering kali menyukai
sesuatu jenis makanan hanya pada masa tertentu, Ia menolak makanan yang satu
dan terus menerus memilih makanan yang lain (Azis Alimul H, 2005).
Menurut Rachmat yang
mewakili komisi perlindungan anak Indonesia angka kematian bayi di Indonesia
memang turun. Namun untuk status gizi buruk Indonesia hanya sedikit lebih baik
dari India. Data UNICEF tahun 2007 menyatakan ada 8,3% balita di Indonesia yang
berstatus gizi buruk akibat asupan gizi yang kurang dan perubahan pola asuh
keluarga yang tidak terpantau dengan baik (Daniel, 2008: 64).
Beberapa faktor yang
menyebabkan masalah mengenai kurang gizi pada balita adalah faktor ekonomi,
peran orang tua, pengetahuan orang tua, lingkungan, jumlah saudara, dan kesehatan anak.
Status sosial ekonomi juga
dapat mempengaruhi status gizi anak. Hal ini dapat terlihat anak yang
dibesarkan dalam keluarga dengan sosial ekonomi tinggi, tentunya pemenuhan gizi
sangat cukup baik dibandingkan anak dengan status sosial ekonominya rendah.
Karena anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang sosial ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan untuk
memberi makanan bergizi, membayar biaya pendidikan, dan memenuhi kebutuhan
primer lainnya. Tentunya keluarganya akan mendapat kesulitan untuk membantu
anak mencapai status gizi yang baik (Yupi Supartini, 2004).
Pengetahuan merupakan segala
informasi yang di peroleh dengan proses belajar, sehingga timbul pengertian
atau pemahaman dan perasaan informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah yang di hadapi. Satu cara untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui
pendidikan formal. Keluarga yang pendidikannya rendah akan sulit untuk menerima
arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini
pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain
yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga
dengan latar belakang pendidikan rendah juga sering kali tidak dapat, tidak mau,
atau tidak meyakini pentingnya penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Yupi Supartini, 2004).
Jumlah anak yang banyak pada
keluarga yang keadaan ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian
dan kasih sayang orang tua yang di terima anaknya, terutama kalau jarak anak
yang terlalu dekat. Pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak akan
mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak juga
kebutuhan primer seperti makan sandang dan perumahan yang terpenuhi
(Soetjiningsih, 1998).
Selain itu posisi anak dalam
keluarga juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak hal ini
dapat dilihat pada anak pertama atau tunggal kemampuan intelektual lebih
menonjol dan cepat berkembang di bandingkan anak kedua karena pada anak pertama
orang tua memberikan perhatian sepenuhnya dalam segala hal yang baik
pendidikan, gizi, atau yang lain. Maka dari itu peran orang tua sangat penting
dalam pemenuhan gizi anak (Azis Alimul H, 2005).
Lingkungan memegang peranan
penting dalam menentukan gizi anak yaitu terdiri dari lingkungan prenatal dan
lingkungan postnatal meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin
seperti obat-obatan dapat menyebabkan infeksi dalam kandungan dan bayi berat
badan lahir rendah, sedangkan lingkungan postnatal meliputi budaya lingkungan
yang pada masa tertentu anak dilarang makan makanan bergizi, sehingga
menyebabkan anak kurang gizi (Azis Alimul H, 2005).
Anak sehat umumnya akan
tumbuh dengan baik berbeda dengan anak yang sering sakit. Anak yang menderita
penyakit menahun seperti asma, sakit jantung, sakit ginjal pertumbuhannya akan
terganggu karena kurangnya asupan gizi maka diupayakan pengobatan yang murah
sehingga dijamin kontinuitas pengobatan dan makanan ekstra.
Pemenuhan nutrisi bila tidak
di penuhi dengan sempurna akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikologis, diantaranya psikodinamik, psikososial dan maturasi
organik yang tidak optimal dan sebaliknya apabila pemenuhan nutrisi terpenuhi
dengan sempurna maka anak akan tumbuh dan bertambah berat serta bertambah
tinggi secara proporsional (Yupi Supartini, 2004)
Pemerintah telah
melaksanakan berbagai upaya untuk mengurangi angka balita yang kurang gizi,
melalui Departemen Kesehatan (Dep Kes) merencanakan dan menyediakan anggaran
bagi keluarga miskin melalui jaminan kesehatan. Dep Kes pada tahun 2005 telah
mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) pencegahan dan penanggulangan gizi
buruk 2005-2009 antara lain meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk
melalui penimbangan bulanan balita di Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU),
meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) atau rumah sakit dan rumah tangga, menyediakan
pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi dari
keluarga miskin, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberi
asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI) serta memberi suplementasi gizi (kapsul
vitamin A) kepada semua balita.
Tugas tenaga kesehatan masyarakat disini adalah memberikan penyuluhan kepada ibu
balita, memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada balita, dan
memberikan asupan gizi berupa makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Dari ur5aian latar belakang di atas dapat dilihat bahwa masalah penelitian ini
adalah masih tingginya status gizi kurang atau buruk di Desa X Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi status gizi balita, pada
penelitian ini di batasi pada faktor jumlah anak dalam keluarga dengan status
gizi balita.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana jumlah
anak dalam keluarga balita di desa X ?
2.
Bagaimana status
gizi balita di Desa X ?
3.
Bagaimana pengaruh jumlah anak dalam keluarga terhadap status gizi balita di Desa X ?
C. Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk menganalisis Pengaruh jumlah anak dalam keluarga terhadap status gizi balita di Desa X
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengidentifikasi jumlah anak dalam keluarga balita di Desa X
b.
Untuk mengidentifikasi status gizi balita di Desa X
c.
Untuk menganalisis pengaruh jumlah anak dalam keluarga terhadap status gizi balita di Desa X
D. Manfaat
Penelitian
1.
Bagi institusi
pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan sekaligus sebagai
ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu kesehatan masyarakat.
2.
Bagi profesi kesehatan
masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi dalam
mengembangkan perencanaan kesehatan pada balita dalam pemenuhan gizi.
3.
Bagi peneliti
yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi bagi penelitian
lain, dan juga menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya tentang gizi
balita.
4.
Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau saran bagi orang
tua balita dalam pemenuhan gizi.
5.
Bagi institusi
(Puskesmas)
Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya penyuluhan di bidang kesehatan
khususnya tentang gizi.
No comments:
Post a Comment