Ani Romaningsih: Penyakit Kionstipasi

Sunday, April 12, 2015

Penyakit Kionstipasi


MAKALAH ANATOMI
Penyakit Kionstipasi
                         
Dosen Pengampu : Hendry Wibowo S.Kep
 









Nama kelompok 1 :
1.      Ani Romaningsih
2.      Aang Gunaivi
3.      Abdul Ghoni
4.      Ahmad Fikri Ramadhana
5.      Bella Arnanda
6.      Bhima Putra
7.      Budi Handoko
8.      David Saputra
9.      Dedi Ariadi
10.     Deni Safutra
11.     Denny Saputra
    

S1 KESEHATAN MASYARAKAT (KESMAS)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
MERANGIN
2013


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “ Penyakit Konstipasi ”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, Kami ucapkan terima kasih kepada Hendry Wibowo S.Kep sebagai pengajar mata kuliah syang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. tidak lupa pula kepada rekan rekan yang telah ikut berpartisipasi. Sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.




Bangko, 02 April 2013


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii
BAB I        PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang ................................................................................. 1
B.    Rumusan Masalah............................................................................. 2
C.    Tujuan ............................................................................................... 2
D.   Manfaat ............................................................................................ 3
E.    Sistematika penulisan........................................................................ 3
BAB II       PEMBAHASAN
A.   Definisi Konstipasi ........................................................................... 4
B.    Penyebab Konstipasi ........................................................................ 6
C.    Gejala-gejala Konstipasi ................................................................... 8
D.   Ciri-ciri penderita konstipasi............................................................. 9
E.    Patofisiologi...................................................................................... 9
F.     Akibat konstipasi............................................................................... 10
G.   Cara pencegahan Konstipasi ............................................................ 12
H.   Pengobatan konstipasi ...................................................................... 14


BAB III     PENUTUP
A.   Kesimpulan ....................................................................................... 18
B.    Saran ................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali timbul keluhan dan gangguan penyakit di lingkungan masyarakat terutama yang disebabkan oleh adanya pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur sehingga menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Salah satunya adalah konstipasi yang umumnya disebut juga dengan sembelit.
Konstipasi merupakan kelainan pada system pencernaan dimana seorang manusia mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Sebagian besar orang pasti pernah mengalami konstipasi. Konstipasi ada yang ringan dan ada yang berat. Konstipasi yang berat atau cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Apabila seseorang menganggap remeh obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya. Jika tidak segera ditanggulangi, akan menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran pencernaan. Dan jika sudah akut, kemungkinan besar sulit diobati. Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang segala sesuatu tentang konstipasi dan cara penanganannya.
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada kelompok usia 60 tahun ke atas. Ternyata, wanita lebih sering mengeluh konstipasi dibanding pria dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat seiring bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas. Pada suatu penelitian pada orang berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen wanita dan pria 26 persen.
Konstipasi bisa terjadi di mana saja, dapat terjadi saat bepergian, misalnya karena jijik dengan WC-nya, bingung caranya buang air besar seperti sewaktu naik pesawat dan kendaraan umum lainnya. Penyebab konstipasi bisa karena faktor sistemik, efek samping obat, faktor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga karena faktor kelainan organ di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak normal atau kelainan pada rektum, anak dan dasar pelvis dan dapat disebabkan faktor idiopatik kronik.
Mencegah konstipasi secara umum ternyata tidaklah sulit. Lagi-lagi, kuncinya adalah mengonsumsi serat yang cukup. Serat yang paling mudah diperoleh adalah pada buah dan sayur. Jika penderita konstipasi ini mengalami kesulitan mengunyah, misalnya karena ompong, haluskan sayur atau buah tersebut dengan blender.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa saja Definisi Konstipasi ?
2.      Apa Penyebab Konstipasi ?
3.      Apa Gejala-gejala Konstipasi
4.      Apa Ciri-ciri penderita konstipasi ?
5.      Apa itu Patofisiologi ?
6.      Apa akibat konstipasi ?
7.      Bagaimana Cara Penanganan atau pencegahan  Konstipasi ?
8.      Apa saja Pengobatan bagi penderita konstipasi ?

C.     Tujuan
Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini :
a.       Memenuhi tugas kelompok dari pelajaran Anatomi semester 2 STIKES MERANGIN
b.      Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Penyakit Konstipasi
c.       Mengetahui dampak konstipasi






D.    Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini bagi penulis maupun pembaca ialah untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang penyakit konstipasi dalm kehidupan bermasyarakat .


E.     Sistematika penulisan
·         Bab I Pendahuluan, Isi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan
·         Bab II Pembahasan, Pembahasan ini menguraikan materi tentang Definisi Konstipasi , Penyebab Konstipasi , factor-faktor yang menyebabkan konstipasi, Gejala-gejala Konstipasi ,cirri-ciri konstipasi, patofisiologi, akibat kontipasi,  Cara Pencegahan  Konstipasi, dan Pengobatan bagi penderita konstipasi
·         Bab III Penutup, Dalam Bab ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana penulis setelah menguraikan materi tentang penyakit konstipasi selanjutnya menyimpulkan dan memberikan saran sehingga makalah ini bisa bermanfaat.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi konstipasi
·         Menurut NIDDK, 2000
Konstipasi merupakan defekasi tidak teratur yang abnormal dan juga pengerasan feses tak normal yang membuat pasasenya sulit dan kadang menimbulkan nyeri. Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar.

·         Menurut Holson, 2002;
 Konstipasi adalah suatu keluhan, bukan penyakit.

·         Menurut Azer,2001
konstipasi didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu.

·         Menurut Hamdy 1984
Penggunaan istilah konstipasi secara keliru dan belum adanya definisi yang universal menyebabkan lebih kaburnya hal ini.

·         Menurut Harari, 1999
konstipasi klinik adalah ditemukannya sejumlah feses pada kolon, rektum atau keduanya yang tampak pada foto polos perut.

·         Menurut Cheskin dkk,1990
Para tenaga medis mendefinisikan konstipasi sebagai penurunan frekuensi buang air besar, kesulitan dalam mengeluarkan feses, atau perasaan tidak tuntas ketika buang air besar. Studi epidemiologik menunjukkan kenaikan pesat konstipasi berkaitan dengan usia terutama berdasarkan keluhan penderita dan bukan karena konstipasi klinik. Banyak orang mengira dirinya konstipasi bila tidak buang air besar setiap hari. Sering ada perbedaan pandangan antara dokter dan penderita tentang arti konstipasi.

·         Menurut Paath, E.F 2004
Konstipasi adalah kesulitan atau jarang defekasi yang mungkin karena feses keras atau kering sehingga terjadi kebiasaaan defekasi yang tidak teratur, faktor psikogenik, kurang aktifitas, asupan cairan yang tidak adekuat dan abnormalitas usus.

·         Menurut Klurfeld 2005
Konstipasi, atau yang sering disebut dengan sembelit, adalah suatu gejala, bukan penyakit, dimana feses susah keluar melalui proses defekasi (buang air besar) yang disebabkan  pergerakan feses di dalam usus besar melambat sehingga menghasilkan feses yang kering dan keras.  Definisi lain tentang konstipasi yaitu feses yang kecil, kering dan keras yang tidak teratur dikeluarkan secara tidak teratur dan sering disertai dengan rasa tidak nyaman dan sakit .

Jadi Konstipasi merupakan kelainan pada system pencernaan dimana seorang manusia mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Sebagian besar orang pasti pernah mengalami konstipasi. Konstipasi ada yang ringan dan ada yang berat. Konstipasi yang berat atau cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Apabila seseorang menganggap remeh obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya. Jika tidak segera ditanggulangi, akan menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran pencernaan. Dan jika sudah akut, kemungkinan besar sulit diobati. Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang segala sesuatu tentang konstipasi dan cara penanganannya.

B.     Penyebab Konstipasi
Sebelum mengetahui apa penyebab konstipasi, sebaiknya diketahui terlebih dahulu bagaimana usus besar atau kolon bekerja. Saat sisa makanan yang telah dicerna melewati kolon, terjadi penyerapan air  selama proses pembentukkan produk sisa metabolisme atau yang disebut dengan feses. Selanjutnya, otot berkontraksi dan mendorong feses keluar melalui rektum. Ketika feses berada pada rektum, feses bersifat padat karena sebagian besar air telah terserap saat melewati kolon. Konstipasi terjadi ketika kolon menyerap air secara berlebih atau ketika kontraksi otot-otot kolon melemah atau sulit berkontraksi secara normal. Hal tersebut menyebabkan pergerakan feses dalam kolon sangat lambat dan hasilnya feses dapat menjadi keras dan kering sehingga sulit untuk dikeluarkan.
Biasanya hal-hal yang menyebabkan terjadinya konstipasi adalah kurangnya konsumsi serat dalam menu makanan sehari-hari, kurang aktif secara fisik (biasanya pada orang tua usia lanjut), efek samping dari pengobatan, konsumsi susu, sindrom peradangan perut, perubahan pola hidup atau perubahan rutinitas seperti hamil, penuaan dan perjalanan, penyalahgunaan obat pencahar, pengabaian keinginan untuk buang air besar, serta kurangnya konsumsi cairan. Selain hal-hal yang telah disebutkan, juga ada beberapa penyebab lain yaitu Kelainan metabolik dan endokrin seperti hypothyroidism, uremia dan hypercalcemia, penyakit systemic neuromuscular yang mengakibatkan penurunan fungsi otot-otot sadar, penyakit pembuluh darah di usus besar.
Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain karena sedang menjalankan ibadah  puasa, kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat, pengaruh hormon  dalam tubuh, sedang dalam masa kehamilan, kelainan anatomis pada sistem pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek samping akibat meminum obat tertentu (misalnya obat antidiare,  analgesic ,antasida, antikolinergik, obat darah tinggi (anti-hipertensi), golongan narkotik, beberapa obat penenang dan obat tidur), kekurangan asupan vitamin C, terlalu banyak duduk, disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan untuk buang air besar dalam  jangka waktu yang lama dan seharusnya segera dikeluarkan dan dibuang, -kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih banyak lainnya.

Penyebab konstipasi atau sembelit antara lain adalah:
·         Kebiasaan untuk menahan atau menunda-nunda buang air besar
·         kurang memakan makanan yang berserat / diet rendah serat (dietary fiber)
·         Tidak cukup minum air
·         Stress dan sedang dalam perjalanan
·         Sindrom iritasi usus besar, kanker usus, serta gangguan neurologis
·         Kurang aktitas fisik

Faktor-faktor yang menyebabkan konstipasi
1.      Perubahan  hormon yang menyebabkan tonus otot menurun sehingga akan menghambat gerakan  peristatik usus. Jika hal ini terjadi pada wanita hamil yang mengalami kesulitan buang air besar.
2.      Fisiologik, dehidrasi, diet rendah serat. 
3.      Psikologenik atau tingkah laku  kebiasaan buruk (mengabaikan keinginan untuk buang air besar) dan lemas.
4.      Hormonal yaitu efek relaksasi pada otot-otot halus seluruh tubuh. Perut lebih lambat dan usus kecil menjadi lebih santai sehingga gerakan konstraksi usus berkurang dan sering terjadi konstipasi.
5.      Tablet zat besi (iron) yang diberikan oleh dokter biasanya tablet Fe tersebut menyebabkan warna feses (tinja) kehitaman. 
6.      Pola hidup. Pola hidup dengan diet rendah serat seperti terdapat pada sayuran, buah dan biji-bijian dan tinggi lemak seperti dalam Keju, mentega, telur dan daging.
7.      Peningkatan hormon progesteron  yang memperlambat proses pencernaan yang membuat kondisi feses cenderung lebih keras dan lebih sulit keluar. 
8.      Kurang minum.  
9.      Kurang olah raga.  
10.  Kebiasaan buang air besar yang buruk.
11.  Rahim yang membesar menekan kolon dan rektun sehingga menganggu ekskresi.
12.  Peningkatan relaksasi pada otot-otot saluran pencernaan akibat meningkatnya hormon-hormon tertentu selama kehamilan sehingga sistem pembuagan sisa-sisa makanan menjadi lambat.
C.    Gejala-gejala konstipasi
Tanda yang umum atau gejala yang timbul pada sebagian besar penderita konstipasi adalah sebagai berikut:
·         Perut terasa begah, penuh dan tidak plong, sedikit lebih panas dari pada biasanya, nyeri dan mulas, membesar dan mengeras sehingga terkadang harus memakai baju  yang ukurannya lebih besar untuk menutupinya.
·         Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk.
·         Jantung sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres  sehingga rentan sakit kepala dan bahkan demam.
·         Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak  bersemangat, dan tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
·         Terkadang pernapasan menjadi sesak karena volume perut untuk bernapas berkurang.
·         Tinja atau feses lebih keras, lebih panas suhunya, berwarna lebih gelap, lebih kering, lebih berbau busuk daripada biasanya dan lebih berbentuk bulat-bulat kecil.
·         Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh  berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut  terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien atau wasir).
·         Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman.
·         Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk dari pada biasanya.
·         Usus kurang elastis (biasanya karena mengalami kehamilan atau usia lanjut), berbunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal, dan gerakannya lebih lambat daripada biasanya.

Gejala Konstipasi atau Sembelit antara lain:
o   Sakit perut
o   Sakit kepala yang disertai  rasa ingin buang air besar tapi tidak keluar
o   Perut kembung dan keras
o   Tidak buang air besar lebih dari 3 hari

D.    Ciri-ciri penderita konstipasi
1.      Merasa defekasinya menjadi sulit dan nyeri. 
2.      Tinja Keras. 
3.      Mengejan pada defekasi.  
4.      Lelah 
5.      Tidak nyaman . 
6.      Defekasi hanya tiga kali atau kurang dari seminggu
7.      Perut kembung.
8.      Malas.
9.      Kurang enak badan.
10.  Nyeri pinggang bagian bawah.
11.  Warna tinja kehitam-hitaman.
12.  Perut mual-mual.
13.  Mulut terasa pahit.
14.  Lidah kering.
15.  Kepala pusing.
16.  Nafsu makan menurun. 

E.     Patofisiologi
Buang air besar yang normal adalah 3 kali sehari sampai 3 hari sekali. Dikatakan konstipasi bila  buang air besar kurang dari 3 kali perminggu atau lebih dari 3 hari tidak buang air besar harus mengejan secara berlebihan. Konstipasi ini biasanya terjadi pada ibu hamil  trimester II dan III.
Makanan masuk kedalam kolon, kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa makanan  atau tinja. Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini kearah rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan berbentuk padat karena sebagian besar airnya akan diserap. Tinja yang keras dan kering pada konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu banyak air. Hal ini terjadi karena kontraksi otot kolon terlalu perlahah-lahan dan malas sehigga menyebabkan tinja bergerak kearah kolon terlalu lama. Penyebab lain karena perubahan hormon yang menyebabkan tonus otot menurun sehingga akan menghambat gerakan peristatik usus. Maka wanita hamil akan mengalami kesulitan buang air besar.
Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas, primer, penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan jumlah besar penyakit sistemik yang mempengaruhi  traktus gastrointestinal. Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum. Pengisian rektum yang tidak sempurna  terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif (misalnya bila ada obstruksi besar yang disebabkan oleh penyakit hirsehprung). Konstipasi cenderung menetap dengan sendirinya.Tinja yang besar dan keras didalam rektum menjadi sulit dan bahkan sakit bila dikeluarkan, jadi lebih sering terjadi retensi dan terbentuklah suatu lingkaran setan. Distensi rektum dan kolon mengurangi sensitifitas refleks defekasi dan efektifitas refleks defekasi dan efektivitas peristaltik. Akhirnya cairan dari kolon proksimal dapat menapis disekitar ginjal yang keras dan keluar dari rektum tanpa terasa.

F.     Akibat konstipasi
Pada seseorang yang mengalami konstipasi, sebagai akibat dari absorpsi cairan yang terus berlangsung,maka tinja akan menjadi lebih padat dan mengeras.Tinja yang keras dan padat menyebabkan makin susahnya defekasi sehingga akan menimbulkan hemorhoid.
DAMPAK SERIUS  AKIBAT KONSTIPASI
Bila konstipasi tidak segera diatasi biasanya akan menimbulkan komplikasi seperti hemorrhoid (wasir), yang disebabkan karena pemaksaan untuk buang air besar, atau robeknya kulit di sekitar anus, terjadi ketika feses yang keras melonggarkan otot sphincter.
Lebih jauh lagi, bila seseorang menderita konstipasi dalam jangka waktu yang lama maka akan beresiko untuk menderita divertikulosis, penyakit yang ditandai dengan terbentuknya divertikula (kantong) pada usus besar dan biasanya juga disebabkan karena peningkatan tekanan intrakolon. Divertikulosis yang parah akan berlanjut menjadi divertikulitis yakni peradangan pada divertikula-divertikula.
Ø  WASIR
Wasir, atau yang lebih dikenal dengan ambeien, adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Pada penderita wasir umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita wasir parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah diobati. hemoroid berhubungan dengan pola diet dan defekasi seseorang.
Wasir atau ambeien ada dua macam, yaitu wasir dalam dan wasir luar. Pada wasir dalam terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti wasir luar.
Gejala wasir dalam keluarnya dari anus saat bab / buang air besar. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Wasir luar merupakan varises di bawah otot yang umumnya berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal.
Hal-hal yang menyebabkan seseorang menderita wasir adalah beragam, yaitu terlalu banyak duduk, diare menahun, kehamilan ibu hamil yang diakibatkan perubahan hormone, keturunan penderita wasir, hubungan seks yang tidak lazim, penyakit yang meningkatkan tekanan intrakolon penderita atau mengejan, sembelit / konstipasi / obsitpasi menahun, penekanan kembali aliran darah vena, dan lain-lain.

Ø  DIVERTIKULOSIS &  DIVERTIKULITIS
Divertikulosis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya divertikula (kantung-kantung), biasanya pada diding kolon. Divertikulosis bisa terjadi pada seseorang yang menderita konstipasi dalam jangka waktu yang panjang. Divertikula juga dapat terbentuk akibat peningkatan tekanan intrakolon, yang terjadi bila buang air besar dilakukan dengan dipaksa dan batuk rejang yang parah. Divertikula bisa muncul di setiap bagian dari kolon, tetapi paling sering terdapat di kolon sigmoid, yaitu bagian terakhir dari kolon tepat sebelum rektum. Sebuah divertikulum merupakan penonjolan pada titik-titik yang lemah, biasanya pada titik dimana pembuluh nadi (arteri) masuk ke dalam lapisan otot dari usus besar. Kejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya tekanan dalam usus besar, sehingga akan menyebabkan terjadinya lebih banyak divertikula dan memperbesar divertikula yang sudah ada.
Sebagian besar penderita divertikulosis tidak menunjukan gejala. Namun beberapa ahli yakin bahwa bila seseorang mengalami nyeri kram, diare dan gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bisa dipastikan penyebabnya adalah divertikulosis. Pintu divertikulum bisa mengalami perdarahan, yang akan masuk ke dalam usus dan keluar melalui rektum. Perdarahan bisa terjadi jika tinja terjepit di dalam divertikulum dan merusak pembuluh darahnya. Perdarahan lebih sering terjadi pada divertikula yang terletak di kolon asendens (arah naik). Sesungguhnya divertikula tidak berbahaya tetapi tinja yang terperangkap di dalam divertikula akibat konstipasilah yang berbahaya. Alasannya adalah tidak hanya menyebabkan perdarahan tetapi juga dapat menyebabkan peradangan dan infeksi sehingga timbul divertikulitis.
F.     Pencegahan konstipasi
·         Hindari makanan yang halus yang dapat menyebabkan konstipasi.
·         Konsumsi makanan yang berserat tinggi yang sangat bermanfaat untuk melunakkan feses sehingga memudahkan eliminasi (pengeluaran kotoran tubuh). 
·         Hindari terlalu sering mengkonsumsi daging . 
·         Minum cairan minimal delapan gelas sehar
·         Hindari penggunaan obat pencahar kecuali memang dianjurkan oleh dokter . 
·         Biasakan pola buang air besar yang teratur setiap hari, misalnya setiap pagi hari.
·         Minuman hangat di pagi hari setelah bangun tidur dapat merangsang pergerakan usus. 
·         Tunggu sampai keinginan buang air  besar muncul untuk ke toilet, jangan terburu-buru dan jangan menunda keinginan untuk buang air besar muncul untuk ke toilet. 
·         Penggunaan pencahar dilakukan oleh tenaga medis dengan catatan jika cara-cara alternatif tidak berhasil. 
·         Lakukan olah raga ringan teratur seperti berjalan (jogging). 
·         Konsultasikan kedokter anda bila anda tetap sulit buang air besar  
·         Istirahat yang cukup
·         Berenang beberapa kali seminggu untuk membantu merangsang sistem tubuh. 
·         Makan-makanan seimbang dengan banyak roti, gandum, buah dan sayuran.
·         Makan kulit buah seperti apel dan pear.
TIPS-TIPS PENCEGAHAN KONSTIPASI
Harus diingat bahwa setiap orang dapat mengalami konstipasi dan biasanya banyak orang berpikir bahwa mereka menderita konsipasi walaupun defekasi mereka tergolong normal.  Seperti telah disebutkan sebelumnya, konstipasi adalah gejala yang sering disebabkan oleh kurangnya asupan serat pada diet dan kurangnya berolahraga.  Selain itu, penyebab lainnya adalah efek samping pengobatan, irritable bowel syndrome, penyalahgunaan obat pencahar, dan penyakit-penyakit spesifik lainnya.
Berikut adalah tips-tips mudah untuk mencegah terjadinya konstipasi kembali, yaitu:
1.      Mengonsumsi makanan yang seimbang, tinggi serat yang terdiri dari kacang-kacangan, serealia, buah segar dan sayur-sayuran
2.      Meminum cairan yang cukup
3.      Biasa berolahraga
4.      Meluangkan waktu untuk buang air besar sesaat setelah sarapan
5.      Tidak menahan keinginan untuk buang air besar ketika rangsangan untuk defekasi  sudah terasa
6.      Mengerti bahwa kebiasaan defekasi yang normal dapat beragam
G.    Pengobatan konstipasi dengan obat medis
obat-obatan medis yang digunakan adalah obat golongan laxativa(pencahar). Laxativa berdasarkan mekanisme kerja dan sifat kimianya digolongkan menjadi :
1.      Zat-zat perangsang dinding usus
·         Merangsang dinding usus besar (rhei, sennae, bisakodil, aloe).
·         Merangsang dinding usus kecil (oleum ricini dan kalomel)
2.      Zat-zat yang dapat memperbesar isi usus
·         Obat yang bekerja dengan jalan menahan cairan dalam usus (magnesiumsulfat, natrium fosfat).
·         Obat yang dapat mengembang dalam usus (agar-agar,CMC, tylose).
·         Serat (buah-buahan dan sayuran)
3.      Zat pelican atau pelunak tinja Zat ini dapat mempermudah defikasi karena memperlunak tinja dan memperlicin jalannya defekasi, contohnya paraffin cair, suppositoria dengan gliserin, klisma dengan larutan sabun. Obat tradisional juga dapat digunakan untuk pengobatan konstipasi, dimanadigunakan ramuan tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mudah diperoleh dilingkungan sekitar kita.
OBAT PENCAHAR
Bagi penderita konstipasi ringan, penggunaan obat pencahar merupakan langkah terakhir yang sebaiknya digunakan. Walaupun begitu, jika konstipasi terus berlanjut walau sudah menerapkan perubahan diet dan gaya hidup kearah yang sehat, biasanya dokter akan memberikan solusi melalui obat pencahar untuk waktu yang singkat.  Penanganan ini akan memudahkan defekasi yang sulit.
Bentuk obat pencahar bagi masing-masing orang berbeda. Oleh sebab itu perlulah berkonsultasi pada dokter mengenai bentuk dan jenis obat pencahar yang tepat dengan keadaan dan kondisi penderita. Obat pencahar yang sekarang beredar adalah dalam  bentuk cair, tablet, permen karet, dan butiran.
Berikut adalah jenis-jenis obat pencahar yang beredar, yaitu:
·         Obat pencahar pembentuk Bulk (Bulking Agents)
Jenis ini dianggap sebagai obat pencahar yang paling aman, tetapi mengganggu penyerapan obat-obatan.  Obat pencahar atau yang lebih dikenal dengan suplemen serat, diminum dengan air yang nantinya akan diserap oleh serat dan serat akan membuat feses semakin lunak. Merek yang beredar dari jenis obat pencahar ini adalah Metamucil, Fiberall, Citrucel, Konsyl, dan Serutan. Obat-obat ini harus diminum bersama dengan air, jika tidak maka akan menyebabkan gangguan.
·         Stimulants
menyebabkan kontraksi otot pada kolon. Obat pencahar pada jenis ini yaitu Correctol, Dulcolax, Purge, dan Senokot. Berdasarkan penelitian-penelitian, dibuktikan bahwa phenolphthalein, komposisi yang pada beberapa obat pencahar stimulant, dapat meningkatkan resiko seseorang terhadap kanker. Oleh sebab itu, sebagian besar produsen obat pencahar ini mensubstitusi phenolphthalein dengan komposisi yang lebih aman.
·         Osmotik
menyebabkan cairan melewati cara tertentu pada kolon, yang menyebabkan pergerakan feses. Jenis obat pencahar ini biasa digunakan oleh penderita konstipasi idiopatik. Merek pada jenis obat pencahar ini adalah Cephulac, Sorbitol, and Miralax. Pada penderita diabetes yang menggunakan obat ini keseimbangan elektrolitnya sebaiknya diperhatikan.
·         Pelembut feses
bekerja dengan car melembutkan feses dan mencegah terjadinya dehidrasi. Jenis obat pencahar ini biasanya digunakan oleh seseorang yang baru saja melahirkan atau operaso. Merek obat pencahar pada jenis ini adalah Colace and Surfak. Produk-produk ini biasanya digunakan untuk orang-orang yang harus menghindari pemaksaan keluarnya feses pada saat buang air besar. Penggunaan jangka panjang obat pencahar jenis ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit.
·         Lubrikan
melunakkan feses, menyebabkan feses dapat bergerak dalam kolon lebih mudah. Minyak mineral adalah contoh yang sering digunakan. Merek pada obat pencahar ini adalah Fleet and Zymenol. Jenis obat ini menstimulasi defekasi dalam waktu 8 jam.
·         Obat pencahar berbentuk larutan garam
bertindak seperti spons untuk menyerap air ke kolon sehingga feses mudah melewati kolon. Merek pada obat pencahar jenis ini adalah Milk of Magnesia and Haley’s M-O.
·         Chloride channel activators
meningkatkan cairan intestinal dan membantu feses melewati kolon, sehingga mengurangi gejala konstipasi. Salah satu agen pada jenis obat pencahar ini yang merangsang defekasi adalah Amitiza.
Tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan konstipasi
1.      Lidah buaya
Ø  Kandungan Lidah buaya mengandung alcin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin,dan aloesin.
Ø  Bagian yang digunakan Bagian yang digunakan dari tanaman ini yaitu cairan yang keluar dari potongandaun segar 
Ø  Cara pengolahan daun separuh dicuci , dibuang kulit dan durinya. Isi dicincang, seduh dengan setengah cangkir air panas, tambahkan satu sendok makan madu.
Ø  Cara penggunaan Dikonsumsi saat masih hangat, sehari dua kali.

2.      Mengkudu
Ø  Kandungan pada kulit akar terdapat morindin, morindon. Pada buah  terdapat alkaloid triterpenoid damnacanthal. Pada daun mengandung protein, zat kapur, zat besi, karoten, dan askorbin. Pada bunga terdapat antrakinon.
Ø  Bagian yang digunakan Bagian dari tanaman ini yang digunakan yaitu kulit akar, buah, daun, dan bunga.
Ø  Cara pengolahan buah mengkudu yang agak matang diparut, kemudian diperas dan diminum. Mengkudu masak dua buah diparut, ditambahkan sedikit garam, diaduk dan diperas dengan sepotong kain kemudian diminum.
Ø  Cara penggunaan Diminum dua kali sehari.


BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat buang air besar. Konstipasi merupakan masalah umum yang disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang aktivitas, penurunan kekuatan dan tonus otot.
Manifestasi klinis yang sering muncul adalah distensi abdomen, borborigimus, Rasa nyeri dan tekanan, penurunan nafsu makan, sakit kepala, kelelahan, tidak dapat makan, sensasi pengosongan tidak lengkap, mengejan saat defekasi, eliminasi volume feses sedikit, keras, dan kering. Komplikasi yang bisa terjadi jika konstipasi tidak diatasi adalah hipertensi arterial, imfaksi fekal, hemoroid dan fisura anal, megakolon
Penatalaksanaan konstipasi pada lansia dengan tatalaksana non farmakologik : cairan, serat, bowel training, latihan jasmani, evaluasi panggunaan obat. Tatalaksana farmakologik : pencahar pembentuk tinja, pelembut tinja, pencahar stimulant, pencahar hiperosmolar dan enema.



B.     SARAN
Diharapkan bagi pembaca yang membaca makalah kami bahwa penyakit konstipasi bukan lah penyakit berat namun masih penyakit ringan yang dapat dicegah , oleh karena itu jangan menunda BAB karena tempatnya atau lainnya. Penyakit ini dapat dicegah sebelum terlambat.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
.
Carpenito, Juall Lynda. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Elvina Karyadi. 2002. Minuman Serat Instant.
Klurfeld D.M. 2005. Encyclopedia of Human Nutrition. USA: Elsevier
Mahan L.K., Escott-Stump S.  2004. Food, Nutrition, & Diet Therapy.  USA: Elsevier.
Maqbool,A. 2005. Encyclopedia of Human Nutrition. USA: Elsevier.
[National Digestive Diseases Information Clearinghouse]. 2007. Constipation.



No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...