MAKALAH
ANATOMI
Penyakit Kionstipasi
Dosen Pengampu : Hendry
Wibowo S.Kep
Nama kelompok 1 :
1. Ani Romaningsih
2. Aang Gunaivi
3. Abdul Ghoni
4. Ahmad Fikri
Ramadhana
5. Bella Arnanda
6. Bhima Putra
7. Budi Handoko
8. David Saputra
9. Dedi Ariadi
10.
Deni
Safutra
11.
Denny
Saputra
S1 KESEHATAN MASYARAKAT (KESMAS)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
MERANGIN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “ Penyakit Konstipasi ”.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya
itu, Kami ucapkan terima kasih kepada Hendry Wibowo S.Kep sebagai pengajar mata
kuliah syang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. tidak lupa pula kepada rekan rekan yang
telah ikut berpartisipasi. Sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Bangko,
02 April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan
............................................................................................... 2
D. Manfaat
............................................................................................ 3
E. Sistematika
penulisan........................................................................ 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi
Konstipasi ........................................................................... 4
B. Penyebab
Konstipasi ........................................................................ 6
C. Gejala-gejala
Konstipasi ................................................................... 8
D. Ciri-ciri
penderita konstipasi............................................................. 9
E. Patofisiologi...................................................................................... 9
F. Akibat
konstipasi............................................................................... 10
G. Cara
pencegahan Konstipasi ............................................................ 12
H. Pengobatan
konstipasi ...................................................................... 14
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................................................... 18
B. Saran
................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali timbul keluhan dan
gangguan penyakit di lingkungan masyarakat terutama yang disebabkan oleh adanya
pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur sehingga menyebabkan gangguan
pada saluran pencernaan. Salah satunya adalah konstipasi yang umumnya disebut
juga dengan sembelit.
Konstipasi merupakan kelainan pada system pencernaan
dimana seorang manusia mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan
sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan menyebabkan kesakitan yang
hebat pada penderitanya. Sebagian besar orang pasti pernah mengalami
konstipasi. Konstipasi ada yang ringan dan ada yang berat. Konstipasi yang
berat atau cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Apabila seseorang
menganggap remeh obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat
fatal bagi penderitanya. Jika tidak segera ditanggulangi, akan menyebabkan
terjadinya infeksi pada saluran pencernaan. Dan jika sudah akut, kemungkinan
besar sulit diobati. Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
segala sesuatu tentang konstipasi dan cara penanganannya.
Konstipasi
atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan
normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran)
kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi,
terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam
memompa pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan
terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi
ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Kasus
konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada kelompok
usia 60 tahun ke atas. Ternyata, wanita lebih sering mengeluh konstipasi
dibanding pria dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat
seiring bertambahnya umur, terutama usia 65 tahun ke atas. Pada suatu
penelitian pada orang berusia usia 65 tahun ke atas, terdapat penderita
konstipasi sekitar 34 persen wanita dan pria 26 persen.
Konstipasi
bisa terjadi di mana saja, dapat terjadi saat bepergian, misalnya karena jijik
dengan WC-nya, bingung caranya buang air besar seperti sewaktu naik pesawat dan
kendaraan umum lainnya. Penyebab konstipasi bisa karena faktor sistemik, efek
samping obat, faktor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga
karena faktor kelainan organ di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi
otot kolon yang tidak normal atau kelainan pada rektum, anak dan dasar pelvis
dan dapat disebabkan faktor idiopatik kronik.
Mencegah
konstipasi secara umum ternyata tidaklah sulit. Lagi-lagi, kuncinya adalah
mengonsumsi serat yang cukup. Serat yang paling mudah diperoleh adalah pada
buah dan sayur. Jika penderita konstipasi ini mengalami kesulitan mengunyah,
misalnya karena ompong, haluskan sayur atau buah tersebut dengan blender.
B.
Rumusan masalah
1. Apa
saja Definisi Konstipasi ?
2. Apa
Penyebab Konstipasi ?
3. Apa
Gejala-gejala Konstipasi
4. Apa
Ciri-ciri penderita konstipasi ?
5. Apa
itu Patofisiologi ?
6. Apa
akibat konstipasi ?
7. Bagaimana
Cara Penanganan atau pencegahan
Konstipasi ?
8. Apa
saja Pengobatan bagi penderita konstipasi ?
C.
Tujuan
Tujuan penulis dalam menyusun makalah
ini :
a. Memenuhi
tugas kelompok dari pelajaran Anatomi semester 2 STIKES MERANGIN
b. Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Penyakit Konstipasi
c. Mengetahui
dampak konstipasi
D. Manfaat
Manfaat
dari pembuatan makalah ini bagi penulis maupun pembaca ialah untuk menambah
wawasan atau pengetahuan tentang penyakit konstipasi dalm kehidupan
bermasyarakat .
E. Sistematika
penulisan
·
Bab I Pendahuluan, Isi dari Pendahuluan
ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, manfaat dan sistematika penulisan
·
Bab II Pembahasan, Pembahasan ini
menguraikan materi tentang Definisi Konstipasi , Penyebab Konstipasi ,
factor-faktor yang menyebabkan konstipasi, Gejala-gejala Konstipasi ,cirri-ciri
konstipasi, patofisiologi, akibat kontipasi,
Cara Pencegahan Konstipasi, dan
Pengobatan bagi penderita konstipasi
·
Bab III Penutup, Dalam Bab ini diisi
dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana penulis setelah
menguraikan materi tentang penyakit konstipasi selanjutnya menyimpulkan dan
memberikan saran sehingga makalah ini bisa bermanfaat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
konstipasi
·
Menurut NIDDK, 2000
Konstipasi merupakan defekasi tidak teratur yang abnormal
dan juga pengerasan feses tak normal yang membuat pasasenya sulit dan kadang
menimbulkan nyeri. Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi
buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang
kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit
saat buang air besar.
·
Menurut
Holson, 2002;
Konstipasi adalah
suatu keluhan, bukan penyakit.
·
Menurut
Azer,2001
konstipasi didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu
keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu.
·
Menurut
Hamdy 1984
Penggunaan istilah konstipasi secara keliru dan belum adanya
definisi yang universal menyebabkan lebih kaburnya hal ini.
·
Menurut
Harari, 1999
konstipasi klinik adalah ditemukannya sejumlah feses pada
kolon, rektum atau keduanya yang tampak pada foto polos perut.
·
Menurut
Cheskin dkk,1990
Para tenaga medis mendefinisikan konstipasi sebagai
penurunan frekuensi buang air besar, kesulitan dalam mengeluarkan feses, atau
perasaan tidak tuntas ketika buang air besar. Studi epidemiologik menunjukkan
kenaikan pesat konstipasi berkaitan dengan usia terutama berdasarkan keluhan
penderita dan bukan karena konstipasi klinik. Banyak orang mengira dirinya
konstipasi bila tidak buang air besar setiap hari. Sering ada perbedaan
pandangan antara dokter dan penderita tentang arti konstipasi.
·
Menurut
Paath, E.F 2004
Konstipasi adalah kesulitan atau jarang defekasi yang
mungkin karena feses keras atau kering sehingga terjadi kebiasaaan defekasi
yang tidak teratur, faktor psikogenik, kurang aktifitas, asupan cairan yang
tidak adekuat dan abnormalitas usus.
·
Menurut Klurfeld 2005
Konstipasi, atau yang
sering disebut dengan sembelit, adalah suatu gejala, bukan penyakit, dimana feses
susah keluar melalui proses defekasi (buang air besar) yang disebabkan
pergerakan feses di dalam usus besar melambat sehingga menghasilkan feses yang
kering dan keras. Definisi lain tentang konstipasi yaitu feses yang
kecil, kering dan keras yang tidak teratur dikeluarkan secara tidak teratur dan
sering disertai dengan rasa tidak nyaman dan sakit .
Jadi Konstipasi merupakan kelainan pada system
pencernaan dimana seorang manusia mengalami pengerasan feses atau tinja yang
berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan menyebabkan
kesakitan yang hebat pada penderitanya. Sebagian besar orang pasti pernah
mengalami konstipasi. Konstipasi ada yang ringan dan ada yang berat. Konstipasi
yang berat atau cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Apabila seseorang
menganggap remeh obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat
fatal bagi penderitanya. Jika tidak segera ditanggulangi, akan menyebabkan
terjadinya infeksi pada saluran pencernaan. Dan jika sudah akut, kemungkinan
besar sulit diobati. Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
segala sesuatu tentang konstipasi dan cara penanganannya.
B.
Penyebab
Konstipasi
Sebelum mengetahui apa penyebab konstipasi,
sebaiknya diketahui terlebih dahulu bagaimana usus besar atau kolon bekerja.
Saat sisa makanan yang telah dicerna melewati kolon, terjadi penyerapan
air selama proses pembentukkan produk sisa metabolisme atau yang disebut
dengan feses. Selanjutnya, otot berkontraksi dan mendorong feses keluar melalui
rektum. Ketika feses berada pada rektum, feses bersifat padat karena sebagian
besar air telah terserap saat melewati kolon. Konstipasi terjadi ketika kolon
menyerap air secara berlebih atau ketika kontraksi otot-otot kolon melemah atau
sulit berkontraksi secara normal. Hal tersebut menyebabkan pergerakan feses
dalam kolon sangat lambat dan hasilnya feses dapat menjadi keras dan kering
sehingga sulit untuk dikeluarkan.
Biasanya hal-hal yang menyebabkan terjadinya
konstipasi adalah kurangnya konsumsi serat dalam menu makanan sehari-hari,
kurang aktif secara fisik (biasanya pada orang tua usia lanjut), efek samping
dari pengobatan, konsumsi susu, sindrom peradangan perut, perubahan pola hidup
atau perubahan rutinitas seperti hamil, penuaan dan perjalanan, penyalahgunaan
obat pencahar, pengabaian keinginan untuk buang air besar, serta kurangnya
konsumsi cairan. Selain hal-hal yang telah disebutkan, juga ada beberapa
penyebab lain yaitu Kelainan metabolik dan endokrin seperti hypothyroidism,
uremia dan hypercalcemia, penyakit systemic neuromuscular
yang mengakibatkan penurunan fungsi otot-otot sadar, penyakit pembuluh darah di
usus besar.
Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara
lain karena sedang
menjalankan ibadah puasa, kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat,
pengaruh hormon dalam tubuh, sedang dalam masa kehamilan, kelainan anatomis pada sistem pencernaan, gaya
hidup yang buruk, efek samping akibat meminum obat tertentu
(misalnya obat antidiare, analgesic ,antasida, antikolinergik, obat darah tinggi
(anti-hipertensi), golongan narkotik,
beberapa obat penenang dan obat tidur), kekurangan asupan vitamin C, terlalu banyak
duduk, disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan
untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya segera
dikeluarkan dan dibuang, -kekurangan makanan berserat, karena usia
lanjut, dan masih banyak lainnya.
Penyebab konstipasi atau sembelit
antara lain adalah:
·
Kebiasaan
untuk menahan atau menunda-nunda buang air besar
·
kurang
memakan makanan yang berserat / diet rendah serat (dietary fiber)
·
Tidak
cukup minum air
·
Stress
dan sedang dalam perjalanan
·
Sindrom
iritasi usus besar, kanker usus, serta gangguan neurologis
·
Kurang
aktitas fisik
Faktor-faktor
yang menyebabkan konstipasi
1. Perubahan hormon yang
menyebabkan tonus otot menurun sehingga akan menghambat gerakan
peristatik usus. Jika hal ini terjadi pada wanita hamil yang mengalami
kesulitan buang air besar.
2.
Fisiologik,
dehidrasi, diet rendah serat.
3.
Psikologenik
atau tingkah laku kebiasaan buruk (mengabaikan keinginan untuk buang air
besar) dan lemas.
4.
Hormonal
yaitu efek relaksasi pada otot-otot halus seluruh tubuh. Perut lebih lambat dan
usus kecil menjadi lebih santai sehingga gerakan konstraksi usus berkurang dan
sering terjadi konstipasi.
5.
Tablet
zat besi (iron) yang diberikan oleh dokter biasanya tablet Fe tersebut
menyebabkan warna feses (tinja) kehitaman.
6.
Pola
hidup. Pola hidup dengan diet rendah serat seperti terdapat pada sayuran, buah
dan biji-bijian dan tinggi lemak seperti dalam Keju, mentega, telur dan daging.
7.
Peningkatan
hormon progesteron yang memperlambat proses pencernaan yang membuat
kondisi feses cenderung lebih keras dan lebih sulit keluar.
8.
Kurang
minum.
9.
Kurang
olah raga.
10.
Kebiasaan
buang air besar yang buruk.
11.
Rahim
yang membesar menekan kolon dan rektun sehingga menganggu ekskresi.
12.
Peningkatan
relaksasi pada otot-otot saluran pencernaan akibat meningkatnya hormon-hormon
tertentu selama kehamilan sehingga sistem pembuagan sisa-sisa makanan menjadi
lambat.
C. Gejala-gejala
konstipasi
Tanda yang umum atau gejala yang
timbul pada sebagian besar penderita konstipasi adalah sebagai berikut:
·
Perut terasa begah, penuh dan
tidak plong, sedikit lebih panas dari pada biasanya, nyeri
dan mulas, membesar dan
mengeras sehingga terkadang harus memakai baju yang ukurannya lebih besar untuk menutupinya.
·
Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan
terasa berat sehingga malas mengerjakan
sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk.
·
Jantung sering berdebar-debar sehingga cepat
emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan sakit kepala dan bahkan demam.
·
Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang
percaya diri, tidak bersemangat, dan tubuh terasa terbebani yang
mengakibatkan kualitas dan produktivitas
kerja menurun.
·
Tinja atau feses lebih keras, lebih panas
suhunya, berwarna lebih gelap, lebih kering, lebih berbau busuk daripada biasanya dan lebih
berbentuk bulat-bulat kecil.
·
Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan
ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu
supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien atau wasir).
·
Bagian
anus atau dubur terasa penuh, tidak plong,
dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau
karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman.
·
Usus kurang elastis (biasanya karena
mengalami kehamilan atau usia lanjut), berbunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal,
dan gerakannya lebih
lambat daripada biasanya.
Gejala Konstipasi atau Sembelit
antara lain:
o
Sakit
perut
o
Sakit
kepala yang disertai rasa ingin buang air besar tapi tidak keluar
o
Perut
kembung dan keras
o
Tidak
buang air besar lebih dari 3 hari
D.
Ciri-ciri
penderita konstipasi
1. Merasa defekasinya menjadi sulit dan
nyeri.
2. Tinja Keras.
3. Mengejan pada defekasi.
4. Lelah
5. Tidak nyaman .
6. Defekasi hanya tiga kali atau kurang
dari seminggu
7. Perut kembung.
8. Malas.
9. Kurang enak badan.
10. Nyeri pinggang bagian bawah.
11. Warna tinja kehitam-hitaman.
12. Perut mual-mual.
13. Mulut terasa pahit.
14. Lidah kering.
15. Kepala pusing.
16. Nafsu makan menurun.
E.
Patofisiologi
Buang air
besar yang normal adalah 3 kali sehari sampai 3 hari sekali. Dikatakan
konstipasi bila buang air besar kurang dari 3 kali perminggu atau lebih
dari 3 hari tidak buang air besar harus mengejan secara berlebihan. Konstipasi
ini biasanya terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.
Makanan
masuk kedalam kolon, kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa
makanan atau tinja. Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini kearah
rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan berbentuk padat karena sebagian
besar airnya akan diserap. Tinja yang keras dan kering pada konstipasi terjadi
akibat kolon menyerap terlalu banyak air. Hal ini terjadi karena kontraksi otot
kolon terlalu perlahah-lahan dan malas sehigga menyebabkan tinja bergerak
kearah kolon terlalu lama. Penyebab lain karena perubahan hormon yang
menyebabkan tonus otot menurun sehingga akan menghambat gerakan peristatik
usus. Maka wanita hamil akan mengalami kesulitan buang air besar.
Konstipasi
umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada fungsi
anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas, primer, penggunaan obat-obat
tertentu atau berkaitan dengan jumlah besar penyakit sistemik yang
mempengaruhi traktus gastrointestinal. Konstipasi dapat timbul dari
adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum. Pengisian rektum yang tidak
sempurna terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif (misalnya bila ada
obstruksi besar yang disebabkan oleh penyakit hirsehprung). Konstipasi
cenderung menetap dengan sendirinya.Tinja yang besar dan keras didalam rektum
menjadi sulit dan bahkan sakit bila dikeluarkan, jadi lebih sering terjadi
retensi dan terbentuklah suatu lingkaran setan. Distensi rektum dan kolon mengurangi
sensitifitas refleks defekasi dan efektifitas refleks defekasi dan efektivitas
peristaltik. Akhirnya cairan dari kolon proksimal dapat menapis disekitar
ginjal yang keras dan keluar dari rektum tanpa terasa.
F.
Akibat
konstipasi
Pada
seseorang yang mengalami konstipasi, sebagai akibat dari absorpsi cairan yang
terus berlangsung,maka tinja akan menjadi lebih padat dan mengeras.Tinja yang
keras dan padat menyebabkan makin susahnya defekasi sehingga akan menimbulkan
hemorhoid.
DAMPAK SERIUS AKIBAT KONSTIPASI
Bila konstipasi tidak segera diatasi biasanya akan menimbulkan komplikasi
seperti hemorrhoid (wasir), yang disebabkan karena pemaksaan untuk buang air
besar, atau robeknya kulit di sekitar anus, terjadi ketika feses yang keras
melonggarkan otot sphincter.
Lebih jauh lagi, bila seseorang menderita konstipasi dalam jangka waktu
yang lama maka akan beresiko untuk menderita divertikulosis, penyakit yang
ditandai dengan terbentuknya divertikula (kantong) pada usus besar dan biasanya
juga disebabkan karena peningkatan tekanan intrakolon. Divertikulosis yang
parah akan berlanjut menjadi divertikulitis yakni peradangan pada
divertikula-divertikula.
Ø WASIR
Wasir, atau yang lebih dikenal dengan ambeien, adalah suatu penyakit yang
terjadi pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai
pendarahan. Pada penderita wasir umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar
karena terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan.
Pada penderita wasir parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi
tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping yang
terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan ditangani
dengan baik agar mudah diobati. hemoroid berhubungan dengan pola diet dan
defekasi seseorang.
Wasir atau ambeien ada dua macam, yaitu wasir dalam dan wasir luar. Pada
wasir dalam terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir
yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti
wasir luar.
Gejala wasir dalam keluarnya dari anus saat bab / buang air besar. Jika
sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga
harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Wasir luar merupakan varises di bawah otot yang umumnya berhubungan
dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada
pinggir anus yang terasa sakit dan gatal.
Hal-hal yang menyebabkan seseorang menderita wasir adalah beragam, yaitu
terlalu banyak duduk, diare menahun, kehamilan ibu hamil yang diakibatkan
perubahan hormone, keturunan penderita wasir, hubungan seks yang tidak lazim,
penyakit yang meningkatkan tekanan intrakolon penderita atau mengejan, sembelit
/ konstipasi / obsitpasi menahun, penekanan kembali aliran darah vena, dan
lain-lain.
Ø DIVERTIKULOSIS
& DIVERTIKULITIS
Divertikulosis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya divertikula
(kantung-kantung), biasanya pada diding kolon. Divertikulosis bisa terjadi pada
seseorang yang menderita konstipasi dalam jangka waktu yang panjang. Divertikula
juga dapat terbentuk akibat peningkatan tekanan intrakolon, yang terjadi bila
buang air besar dilakukan dengan dipaksa dan batuk rejang yang parah.
Divertikula bisa muncul di setiap bagian dari kolon, tetapi paling sering
terdapat di kolon sigmoid, yaitu bagian terakhir dari kolon tepat sebelum
rektum. Sebuah divertikulum merupakan penonjolan pada titik-titik yang lemah,
biasanya pada titik dimana pembuluh nadi (arteri) masuk ke dalam lapisan otot
dari usus besar. Kejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya tekanan dalam
usus besar, sehingga akan menyebabkan terjadinya lebih banyak divertikula dan
memperbesar divertikula yang sudah ada.
Sebagian besar penderita divertikulosis tidak menunjukan gejala. Namun
beberapa ahli yakin bahwa bila seseorang mengalami nyeri kram, diare dan
gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bisa dipastikan
penyebabnya adalah divertikulosis. Pintu divertikulum bisa mengalami
perdarahan, yang akan masuk ke dalam usus dan keluar melalui rektum. Perdarahan
bisa terjadi jika tinja terjepit di dalam divertikulum dan merusak pembuluh
darahnya. Perdarahan lebih sering terjadi pada divertikula yang terletak di
kolon asendens (arah naik). Sesungguhnya divertikula tidak berbahaya tetapi
tinja yang terperangkap di dalam divertikula akibat konstipasilah yang
berbahaya. Alasannya adalah tidak hanya menyebabkan perdarahan tetapi juga
dapat menyebabkan peradangan dan infeksi sehingga timbul divertikulitis.
F.
Pencegahan
konstipasi
·
Hindari
makanan yang halus yang dapat menyebabkan konstipasi.
·
Konsumsi
makanan yang berserat tinggi yang sangat bermanfaat untuk melunakkan feses
sehingga memudahkan eliminasi (pengeluaran kotoran tubuh).
·
Hindari
terlalu sering mengkonsumsi daging .
·
Minum
cairan minimal delapan gelas sehar
·
Hindari
penggunaan obat pencahar kecuali memang dianjurkan oleh dokter .
·
Biasakan
pola buang air besar yang teratur setiap hari, misalnya setiap pagi hari.
·
Minuman
hangat di pagi hari setelah bangun tidur dapat merangsang pergerakan
usus.
·
Tunggu
sampai keinginan buang air besar muncul untuk ke toilet, jangan
terburu-buru dan jangan menunda keinginan untuk buang air besar muncul untuk ke
toilet.
·
Penggunaan
pencahar dilakukan oleh tenaga medis dengan catatan jika cara-cara alternatif
tidak berhasil.
·
Lakukan
olah raga ringan teratur seperti berjalan (jogging).
·
Konsultasikan
kedokter anda bila anda tetap sulit buang air besar
·
Istirahat
yang cukup
·
Berenang
beberapa kali seminggu untuk membantu merangsang sistem tubuh.
·
Makan-makanan
seimbang dengan banyak roti, gandum, buah dan sayuran.
·
Makan
kulit buah seperti apel dan pear.
TIPS-TIPS
PENCEGAHAN KONSTIPASI
Harus diingat bahwa setiap orang dapat mengalami konstipasi dan biasanya
banyak orang berpikir bahwa mereka menderita konsipasi walaupun defekasi mereka
tergolong normal. Seperti telah disebutkan sebelumnya, konstipasi adalah
gejala yang sering disebabkan oleh kurangnya asupan serat pada diet dan
kurangnya berolahraga. Selain itu, penyebab lainnya adalah efek samping
pengobatan, irritable bowel syndrome, penyalahgunaan obat pencahar, dan
penyakit-penyakit spesifik lainnya.
Berikut adalah
tips-tips mudah untuk mencegah terjadinya konstipasi kembali, yaitu:
1.
Mengonsumsi makanan yang seimbang, tinggi serat yang
terdiri dari kacang-kacangan, serealia, buah segar dan sayur-sayuran
2.
Meminum cairan yang cukup
3.
Biasa berolahraga
4.
Meluangkan waktu untuk buang air besar sesaat setelah
sarapan
5.
Tidak menahan keinginan untuk buang air besar ketika
rangsangan untuk defekasi sudah terasa
6.
Mengerti bahwa kebiasaan defekasi yang normal dapat
beragam
G. Pengobatan konstipasi dengan obat
medis
obat-obatan
medis yang digunakan adalah obat golongan laxativa(pencahar). Laxativa berdasarkan
mekanisme kerja dan sifat kimianya digolongkan menjadi :
1. Zat-zat
perangsang dinding usus
·
Merangsang
dinding usus besar (rhei, sennae, bisakodil, aloe).
·
Merangsang
dinding usus kecil (oleum ricini dan kalomel)
2. Zat-zat yang
dapat memperbesar isi usus
·
Obat yang bekerja dengan jalan menahan cairan dalam usus
(magnesiumsulfat,
natrium fosfat).
·
Obat
yang dapat mengembang dalam usus (agar-agar,CMC, tylose).
·
Serat
(buah-buahan dan sayuran)
3. Zat pelican
atau pelunak tinja Zat
ini dapat mempermudah defikasi karena memperlunak tinja dan memperlicin jalannya defekasi, contohnya paraffin cair,
suppositoria dengan gliserin, klisma dengan larutan sabun. Obat tradisional juga dapat digunakan untuk
pengobatan konstipasi, dimanadigunakan ramuan tradisional yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan yang mudah diperoleh dilingkungan sekitar kita.
OBAT PENCAHAR
Bagi penderita konstipasi ringan, penggunaan obat pencahar merupakan
langkah terakhir yang sebaiknya digunakan. Walaupun begitu, jika konstipasi
terus berlanjut walau sudah menerapkan perubahan diet dan gaya hidup kearah
yang sehat, biasanya dokter akan memberikan solusi melalui obat pencahar untuk
waktu yang singkat. Penanganan ini akan memudahkan defekasi yang sulit.
Bentuk obat pencahar bagi masing-masing orang berbeda. Oleh sebab itu
perlulah berkonsultasi pada dokter mengenai bentuk dan jenis obat pencahar yang
tepat dengan keadaan dan kondisi penderita. Obat pencahar yang sekarang beredar
adalah dalam bentuk cair, tablet, permen karet, dan butiran.
Berikut adalah jenis-jenis obat pencahar yang beredar, yaitu:
·
Obat pencahar pembentuk Bulk (Bulking
Agents)
Jenis ini dianggap sebagai obat pencahar yang paling aman, tetapi
mengganggu penyerapan obat-obatan. Obat pencahar atau yang lebih dikenal
dengan suplemen serat, diminum dengan air yang nantinya akan diserap oleh serat
dan serat akan membuat feses semakin lunak. Merek yang beredar dari jenis obat
pencahar ini adalah Metamucil, Fiberall, Citrucel, Konsyl, dan Serutan.
Obat-obat ini harus diminum bersama dengan air, jika tidak maka akan
menyebabkan gangguan.
·
Stimulants
menyebabkan kontraksi otot pada kolon. Obat pencahar pada jenis ini yaitu
Correctol, Dulcolax, Purge, dan Senokot. Berdasarkan penelitian-penelitian,
dibuktikan bahwa phenolphthalein, komposisi yang pada beberapa obat pencahar
stimulant, dapat meningkatkan resiko seseorang terhadap kanker. Oleh sebab itu,
sebagian besar produsen obat pencahar ini mensubstitusi phenolphthalein dengan
komposisi yang lebih aman.
·
Osmotik
menyebabkan cairan melewati cara tertentu pada kolon, yang menyebabkan
pergerakan feses. Jenis obat pencahar ini biasa digunakan oleh penderita
konstipasi idiopatik. Merek pada jenis obat pencahar ini adalah Cephulac,
Sorbitol, and Miralax. Pada penderita diabetes yang menggunakan obat ini
keseimbangan elektrolitnya sebaiknya diperhatikan.
·
Pelembut feses
bekerja dengan car melembutkan feses dan mencegah terjadinya dehidrasi.
Jenis obat pencahar ini biasanya digunakan oleh seseorang yang baru saja
melahirkan atau operaso. Merek obat pencahar pada jenis ini adalah Colace and
Surfak. Produk-produk ini biasanya digunakan untuk orang-orang yang harus
menghindari pemaksaan keluarnya feses pada saat buang air besar. Penggunaan
jangka panjang obat pencahar jenis ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan
elektrolit.
·
Lubrikan
melunakkan feses, menyebabkan feses dapat bergerak dalam kolon lebih
mudah. Minyak mineral adalah contoh yang sering digunakan. Merek pada obat
pencahar ini adalah Fleet and Zymenol. Jenis obat ini menstimulasi defekasi
dalam waktu 8 jam.
·
Obat pencahar berbentuk larutan
garam
bertindak seperti spons untuk menyerap air ke kolon sehingga feses mudah
melewati kolon. Merek pada obat pencahar jenis ini adalah Milk of Magnesia and
Haley’s M-O.
·
Chloride channel activators
meningkatkan cairan intestinal dan membantu feses melewati kolon,
sehingga mengurangi gejala konstipasi. Salah satu agen pada jenis obat pencahar
ini yang merangsang defekasi adalah Amitiza.
Tanaman
yang dapat digunakan untuk pengobatan konstipasi
1. Lidah buaya
Ø Kandungan Lidah buaya mengandung alcin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,
aloenin,dan aloesin.
Ø Bagian yang digunakan Bagian yang digunakan dari tanaman ini yaitu
cairan yang keluar dari potongandaun segar
Ø Cara pengolahan daun separuh dicuci
, dibuang kulit dan durinya. Isi dicincang, seduh dengan setengah cangkir air
panas, tambahkan satu sendok makan madu.
Ø Cara penggunaan Dikonsumsi saat
masih hangat, sehari dua kali.
2. Mengkudu
Ø Kandungan pada kulit akar terdapat
morindin, morindon. Pada buah terdapat
alkaloid triterpenoid damnacanthal. Pada daun mengandung protein, zat kapur,
zat besi, karoten, dan askorbin. Pada bunga terdapat antrakinon.
Ø Bagian yang digunakan Bagian dari
tanaman ini yang digunakan yaitu kulit akar, buah, daun, dan bunga.
Ø Cara pengolahan buah mengkudu yang
agak matang diparut, kemudian diperas dan diminum. Mengkudu masak dua buah
diparut, ditambahkan sedikit garam, diaduk dan diperas dengan sepotong kain
kemudian diminum.
Ø Cara penggunaan Diminum dua kali
sehari.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Konstipasi sering diartikan sebagai
kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu
dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan
sampai rasa sakit saat buang air besar. Konstipasi merupakan masalah umum yang
disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang aktivitas, penurunan kekuatan dan
tonus otot.
Manifestasi klinis yang sering
muncul adalah distensi abdomen, borborigimus, Rasa nyeri dan tekanan, penurunan
nafsu makan, sakit kepala, kelelahan, tidak dapat makan, sensasi pengosongan
tidak lengkap, mengejan saat defekasi, eliminasi volume feses sedikit, keras,
dan kering. Komplikasi yang bisa terjadi jika konstipasi tidak diatasi adalah
hipertensi arterial, imfaksi fekal, hemoroid dan fisura anal, megakolon
Penatalaksanaan konstipasi pada
lansia dengan tatalaksana non farmakologik : cairan, serat, bowel training,
latihan jasmani, evaluasi panggunaan obat. Tatalaksana farmakologik : pencahar
pembentuk tinja, pelembut tinja, pencahar stimulant, pencahar hiperosmolar dan
enema.
B.
SARAN
Diharapkan bagi pembaca yang membaca
makalah kami bahwa penyakit konstipasi bukan lah penyakit berat namun masih
penyakit ringan yang dapat dicegah , oleh karena itu jangan menunda BAB karena
tempatnya atau lainnya. Penyakit ini dapat dicegah sebelum terlambat.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002.
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
.
Carpenito, Juall Lynda. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC
Carpenito, Juall Lynda. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Elvina Karyadi. 2002. Minuman Serat
Instant.
Klurfeld D.M. 2005. Encyclopedia of Human
Nutrition. USA: Elsevier
Mahan L.K., Escott-Stump S. 2004. Food,
Nutrition, & Diet Therapy. USA: Elsevier.
Maqbool,A. 2005. Encyclopedia of Human Nutrition.
USA: Elsevier.
[National Digestive Diseases
Information Clearinghouse]. 2007. Constipation.
No comments:
Post a Comment