RESUME
BIOSTATISTIK INFERENSIAL PARAMETRIK
Tentang
Teori dan Distribusi Probabilitas
Dosen Pengampu : Tri Lestari S.Kep
M.Kes
Disusun
Oleh :
Nama : Ani Romaningsih
Nim : 12127211 0009
Kelas : A (Reguler)
Semester : III (Tiga)
YAYASAN
HAJI SOEHELLY QARY
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
PRODI
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN
AJARAN 2014/2015
TEORI PROBABILITAS
Konsep
probabilitas (peluang) mulanya berkembang dari judi, namun demikian dalam
perkembangannya mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan
sehari-hari. Probabilitas diartikan sebagai suatu nilai yang dipergunakan untuk
mengukur tingkat peluang terjadinya kejadian yang random.
Terdapat
dua teori tentang probabilitas yaitu :
- Teori klasik
Teori
klasik disusun dalam hubungan dengan permainan judi dan juga dikenal dengan
nama teori perjudian.
Misalnya
sebuah percobaan dapat menghasilkan n peristiwa dan syarat :
1) Sejumlah
peristiwa yang dapat terjadi harus diketahui secara apriori tanpa observasi
terlebih dahulu.
2) Tidaak
mungkin dua pristiwa terjadi bersama-sama dan ini harus di ketahui secara
apriori
3) Tidak
ada alas an untuk mengharap bahwa diantara peristiwa-peristiwa itu salah satu
akan lebih mudah terjadi dari pada yang lain. Diantara semua peristiwa itu ada
persamaan kemungkinan akan terjadi.
4) Nilai
probabilitas dari masing-masing peristiwa 1/n
Dalam
definisi klasik, nilai probabilitas adalah hasil bagi kosien dari jumlah sukses
dibagi jumlah peristiwa yang memiliki ekuiposibilitas. Kalau kita melempar
dadu, maka percobaan itu memenuhi syarat (1) dan (2) diatas. Dan kalau cara
melemparkannya sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat ekuiposibilitas, maka
masing-masing muka itu mempunyai nilai probabilitas 1/6 untuk menghadap keatas.
Kalau dadu itu semua mukanya bermata satu, maka peristiwa lemparan dengan hasil
mata satu memiliki probabilitas 6/6 atau
1. Kalu mukanya tidak ada yang bermata satu , maka peristiwa itu akan mempunyai
probabilitas 0/6 atau 0. Angka satu 0 itu adalah probabilitas maksimum dan
minimum. Probabilitas yang ditetapkan secara demikian itu juga disebut
matematik. Menurut teori klasik secara apriori dapat ditentukan bahwa nilai
probabilitas untuk memperoleh sukses berupa gambar garuda dalam lemparan mata
uang lima puluh rupiah.
- Teori frekuensi
Teori
ini memeandang probabilitas sebagai frekuensi relative yaitu banyaknya atau
seringnya hasil sukses dalam sejumlah
percobaan jadi untuk menghitung frekuensi relative, kita harus mengadakan
percobaan sejumlah kali dan hasilnya, misalnya sebagai berikut ( I = gambar
rumah)
--
11 - - - 11 – 111
Deretan
diatas adalah sequence ofd events (deretan percobaan ) hasil dari 14 kali
lemparan diantara yang sukses 8.
Berdasarkan 14 kali percobaan itu terdapat
0/1
0/2 1/3 2/4 2/5 2/6 2/7 3/8 4/9 4/10 5/11 6/12 7/13 8/14
Dari
teori ini menurunkan sebuah prinsip atau aksioma yang disebut aksioma limit
yang mengatakan bahwa semakin banyak diadakan percobaan dan semakin panjang
deretan frekuensinya, maka angka frekuensinya itu adakan makin mendekati angka
akhir. Kalau percobaaan itu diteruskan tak terbatas, angka akhir atau nilai
limit inilah probabilitas sebenarnya.
Definisi
probabilitas dapat dilihat dari tiga macam pendekatan, yaitu
- Pendekatan klasik
Probabilitas/peluang merupakan banyaknya kemungkinan-kemungkinan
pada suatu kejadian berdasarkan frekuensinya. Jika ada a kemungkinan yang dapat
terjadi pada kejadian A dan ada b kemungkinan yang dapat terjadi pada kejadian
A, serta masing-masing kejadian mempunyai kesempatan yang sama dan saling
asing, maka probabilitas/peluang bahwa akan terjadi a adalah: P (A)
= a/a+b ; dan peluang bahwa akan terjadi b adalah: P (A) = b/a+b
Contoh:
Pelamar
pekerjaan terdiri dari 10 orang pria (A) dan 15 orang wanita (B). Jika yang
diterima hanya 1, berapa peluang bahwa ia merupakan wanita?
Jawab:
P (A) = 15/10+15 = 3/5
- Pendekatan subjektif
Nilai probabilitas/peluang adalah tepat/cocok
apabila hanya ada satu kemungkinan kejadian terjadi dalam suatu kejadian
ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan yang bersifat individual (misalnya
berdasarkan pengalaman)
- Pendekatan frekuensi relatif
Nilai probabilitas/peluang ditentukan atas dasar
proporsi dari kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu observasi/percobaan
(pengumpulan data). Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat
A, maka probabilitas/peluang akan terjadi A untuk N data adalah: P (A) = a/N
Contoh:
Dari
hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada musim
dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1
orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta?
Jawab: P
(A) = 5/400 = P (A) = 1/80
Probabilitas
disajikan dengan symbol P, sehingga P(A) menyatakan probabilitas bahwa kejadian
A akan terjadi dalam observasi atau percobaan tunggal, dengan 0 ≤ P(A) ≤ 1.
Dalam suatu observasi/percobaan
kemungkinan kejadian ada 2, yaitu “terjadi (P(A)) atau “tidak terjadi” (P(A)’),
maka jumlah probabilitas totalnya adalah
P(A) + P(A)’ =1
Distribusi Probabilitas
- Probabilitas dalam statistik adalah memperkirakan terjadinya peluang atua probabilitas yang dihubungkan dengan terjadinya peristiwa tersebut dalam beberapa keadaan.
- Jika kita mengetahui keseluruhan probabilitas dari kemungkinan outcome yang terjadi, seluruh probabilitas kejadian tersebut akan membentuk suatu distribusi probabilitas.
Macam
Distribusi Probabilitas
- Distribusi Binomial (Bernaulli)
·
Penemu Distribusi Binomial adalah James
Bernaulli sehingga dikenal sebagai Distribusi Bernaulli.
·
Menggambarkan fenomena dengan dua hasil
atau outcome. Contoh: peluang sukses dan gagal, sehat dan sakit, dan
sebagainya.
Syarat
Distribusi Binomial
·
Jumlah trial merupakan bilangan bulat.
Contoh melambungkan coin 2 kali, tidak mungkin 2 ½ kali.
·
Setiap eksperiman mempunyai dua outcome
(hasil). Contoh: sukses atau gagal, laki atau perempuan, sehat atau sakit,
setuju atau tidak setuju.
·
Peluang sukses sama setiap eksperimen.
Contoh: Jika pada lambungan pertama peluang keluar mata H/sukses adalah ½, pada
lambungan seterusnya juga ½. Jika sebuah dadu, yang diharapkan adalah keluar
mata lima, maka dikatakan peluang sukses adalah 1/6, sedangkan peluang gagal
adalah 5/6. Untuk itu peluang sukses dilambangkan p, sedangkan peluang gagal
adalah (1-p) atau biasa juga dilambangkan q, di mana q = 1-p.
Simbol
peristiwa Binomial
b
(x,n,p)
b
= binomial
x
= banyaknya sukses yang diinginkan (bilangan random)
n
= Jumlah trial
p
= peluang sukses dalam satu kali trial.
Dadu
dilemparkan 5 kali, diharapkan keluar mata 6 dua kali, maka kejadian ini dapat
ditulis b(2,5,1/6) dengan x=2, n=5,
p=1/6
Contoh soal
·
Probabilitas seorang bayi tidak di
imunisasi polio adalah 0,2 (p). Pada suatu hari di Puskesmas “X” ada 4 orang
bayi. Hitunglah peluang dari bayi tersebut 2 orang belum imunisasi polio. Jadi,
di dalam kejadian binomial ini dikatakan b (x=2, n=4, p=0,2) → b (2, 4, 0,2)
Penyelesaian
soal
Katakanlah
bayi tersebut A,B,C,D. Dua orang tidak diimunisasi mungkin adalah A&B,
A&C, A&D, B&C, B&D, C&D.
|
Disamping
memakai rumus binomial, permasalahan ini juga dapat dikerjakan dengan memakai
tabel binomial, caranya adalah dengan menentukan n.misalnya dari contoh soal
adalah 4, dilihat pada kolom pertama kolom kedua adalah kemungkinan x, dalam
permasalahan ini adalah x=2. p dilihat pada baris paling atas dalam hal ini
p=0,2, ditarik garis dari p= 0,2 sampai ke n = 4dan x = 2, ditabel didapatkan
0,973. Ini adalah peluang kumulatif dari p (x=0) + p (x=1) + p (x=2). Jadi
kalau mau mendapatkan p(x=2) saja, maka 0,973-0,819 = 0,154
- Distribusi Poisson
·
Dalam mempelajari distribusi Binomial kita
dihadapkan pada probabilitas variabel random diskrit (bilangan bulat) yang
jumlah trial nya kecil (daftar binomial), sedangkan jika dihadapkan pada suatu
kejadian dengan p <<< dan menyangkut kejadian yang luas n >>>
maka digunakan distribusi Poisson.
·
Distribusi Poisson → dipakai untuk
menentukan peluang suatu kejadian yang jarang terjadi, tetapi mengenai populasi
yang luas atau area yang luas dan juga berhubungan dengan waktu.
·
Contoh Distribusi Poisson
Disuatu
gerbang tol yang dilewati ribuan mobil dalam suatu hari akan terjadi kecelakaan
dari sekian banyak mobil yang lewat. Dikatakan bahwa kejadian seseorang akan
meninggal karena shock pada waktu disuntik dengan vaksin meningitis 0,0005.
Padahal, vaksinasi tersebut selalu diberikan kalau seseorang ingin pergi haji.
|
µ
= λ= n.p = E(x) → Nilai rata-rata
e
= konstanta = 2,71828
x
= variabel random diskrtit (1,2,3, ….,x)
·
Contoh:
Diketahui
probabilitas untuk terjadi shock pada saat imunisasi dengan vaksinasi
meningitis adalah 0,0005. Kalau di suatu kota jumlah orang yang dilakukan
vaksinasi sebanyak 4000. Hitunglah peluang tepat tiga orang akan terjadi shock!
Penyelesaian:
µ = λ= n.p = 4000 x 0,0005 = 2
p(x=3)
= (23 x 2,71828-2) / 3 x 2x 1= 0,1804
Penyelesaian
dengan tabel Distribusi Poisson
Baris
= µ = λ
Kolom
= x
P
(x=3) = 0,857 - 0,677 = 0,180
- Distribusi Normal (Gauss)
·
Pada kasus di mana n cukup besar dan p
tidak terlalu kecil (tidak mendekati 0,….,1 dilakukan pendekatan memakai
distribusi Normal (Gauss)
·
Ditemukan pertama kali oleh
matematikawan asal Prancis, Abraham D (1733), diaplikasikan lebih baik lagi
oleh astronom asal
·
Distribusi Normal = Distribusi
Jerman,Friedrich Gauss Gauss
·
Rumus Eksposensial untuk Distribusi
Normal
|
-
≈ < x > ≈ σ2 = 0
-
≈ < µ > ≈ π = 3,14 e = 2,71828
Agar
lebih praktis, telah ada tabel kurva normal di mana tabel ini menunjukkan luas
kurva normal dari suatu nilai yang dibatasi nilai tertentu.
Ciri
Khas Distribusi Normal
·
Simetris, Seperti lonceng, Titik belok µ
± σ
·
Luas di bawah kurva = probability = 1
·
Kurva distribusi normal mempunyai satu
puncak (uni-modal)
·
Kurva berbentuk simetris dan menyerupai
lonceng hingga mean, median dan modus terletak pada satu titik.
·
Kurva normal dibentuk dengan N yang tak
terhingga.
·
Peristiwa yang dimiliki tetap
independen.
·
Ekor kurva mendekati absis pada
penyimpangan 3 SD ke kanan dan ke kiri dari rata-rata dan ekor grafik dapat
dikembangkan sampai tak terhingga tanpa menyentuh sumbu absis.
Kurva
Normal Umum
Untuk
dapat menentukan probabilitas di dalam kurva normal umum (untuk suatu sampel
yang cukup besar, terutama untuk gejala alam seperti berat badan dan tinggi
badan), nilai yang akan dicari ditransformasikan dulu ke nilai kurva normal
standar melalui transformasi Z (deviasi relatif).
Rumus:
Z = (x - µ) / σ Z = (X – X) / S
Kurva
normal standar → N (µ = 0, σ = 1)
Kurva
normal umum → N (µ, σ)
mantap gan sangat membantu :(
ReplyDeletemakasih gan
Deleteoke sama sama
Deletesukses terus gan
DeleteSama2...
ReplyDeleteMakasih