MAKALAH CAMPAK
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Campak merupakan penyakit infeksi sistem saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus, terutama oleh family paramyxovirus dari
genus morbillivirus. Morbillivirus seperti halnya paramyxovirus, terbungkus oleh
rantai virus RNA negatif. Gejalanya diantaranya demam, batuk, pilek, dan
biasanya muncul ruam erythema maculopapular (wikipedia,diakses 22 November 2013).
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau rubeola.
Campak sebagian besar dapat dicagah dengan vaksin, dan dapat menyebabkan
kematian pada anak-anak diseluruh dunia (Immunisation Advisory Centre, diakses
18 November 2013)
Campak menyebar melalui pernafasan yaitu cairan yang
berasal dari hidung dan mulut penderita, salah satunya terkena langsung atau melalui
bersin maupun batuk, tingginya penularan 90% pada orang yang tidak memiliki
imunitas (kekebalan). Periode inkubasi rata-rata 14 hari dan infeksi
berlangsung sampai 2-5 hari termasuk munculnya ruam (wikipedia,diakses 31 maret
2010).
Pada campak yang menimbulkan kematian, kelainan
patologik yang terjadi disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi
sekunder oleh bakteri, misalnya oleh pneumonia yang umumnya interstitial,
tetapi juga dapat membentuk eksudat yang purulen didalam alveoli. Virus campak
sendiri menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan-jaringan tonsil, faring,
dan apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel raksasa berinti banyak
(multi nucleated giant cell).
Bintik koplik yang khas didapatkan pada bagian dalam
dari pipi penderita dan mukosa lainnya didalam romgga mulut, sebenarnya adalah
akibat terjadinya infiltrasi sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar
submukosa mulut dan nekrosis pada lesi vestkuler mukosa. Ruang kulit yang
terjadi pada campak merupakan hasil proliferasi sel endotel kapiler didalam
korium bersama-sama dengan terjadinya eksudasi serum dan kadang-kadang
eritrosit kedalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat juga
terjadi.
- Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian campak ?
2.
Bagaimana
etiologi,dan patofisiologi penyakit campak ?
3.
Bagaimana pencegahan
penyakit campak ?
- Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian campak.
2. Untuk
mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.
3.
Agar kita mengetahui cara penularan
dan pencegahan penyakit campak.
- Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
: Supaya kita dapat mengetahui penyakit campak.
2. Bagi Pembaca
·
Supaya kita dapat mengetahui betapa
pentingnya penyakit campak.
·
Meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan dan penyakit campak.
3. Bagi
Masyarakat
·
Supaya masyarakat lebih mewaspadai
penyakit campak yang cukup berbahaya.
·
Membangun kesadaran masyarakat untuk
menerapkan kaidah kesehatan tanpa penyakit.
4. Bagi
Instansi Terkait
·
Supaya pemerintah lebih
memperhatikan penyakit campak.
·
Supaya pemerintah dapat menangani
masalah penyakit campak.
BAB
II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau
disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi
virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,
konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di
kulit (ruam kulit).
Ada beberapa pengertian
tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu :
1. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang di tandai dengan 3 stadium
yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi,
yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu
Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
2. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya
ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan
atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol
2, Nelson, EGC, 2000).
3. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute
udara dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner &
Suddart, vol 3, 2001).
- GEJALA
Gejala mulai
timbul dalam waktu :
1. 7-14 hari
setelah terinfeksi, yaitu berupa:
·
Panas badan
·
Nyeri tenggorokan
·
Hidung meler ( Coryza )
·
Batuk
( Cough )
·
Bercak Koplik
·
Nyeri otot
·
Mata merah ( conjuctivitis )
2. 2-4 hari
akan muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik), dan
kemerahan di kulit yang terasa agak gatal muncul
3. 3-5 hari
setelah timbulnya gejala diatas. Kemerahan dikulit ini bisa berbentuk kemerahan
yang mendatar maupun kemerahan yang menonjol. Pada awalnya kemerahan tampak di
wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
4. Dalam waktu
1-2 hari, kemerahan menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan
kemerahan di wajah mulai memudar.
5. Pada puncak
penyakit, penderita merasa sangat sakit, kemerahan meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai
merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
6. Demam,
kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan kemerahan jerawat yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.
- ETIOLOGI
1. Menurut Wilson,Walter R, 2001
Campak
disebabkan oleh pleomorphic 100-250 nm virus RNA dari family Paramyxoviridae
dan termasuk dalam genus Morbillivirus.
2. Menurut
Kapita selekta Kedokteran Jilid 2
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus
penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran
pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir
tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus
campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang
yang tinggal serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin
atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain
yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika
menghirup udara pernapasan yang mengandung virus.
Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang
atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau
mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari
setelah ruam pertama kali timbul.
3. Menurut
Soedarto
1990
Virus penyebab campak yaitu virus rubeola, mempunyai
ukuran diameter 140 milimikron. Virus ini tidak tahan panas (thermolabil), usia
paruhnya sekitar 2 jam pada suhu 37 derajat celcius, dan menjadi tidak aktif
pada pH dibawah 4,5. kelainan kulit berupa eksantema hanya dapat terjadi pada
manusia dan kera. Virus dapat dibiakkan pada berbagai biakan jaringan baik,
jaringan primata, nonprimata, maupun embrio ayam. In vitro, virus ini dapat
mengaglutinasi eritrosit kera rhesus dan baboon sehingga dapat dihitung
titernya. Imunitas yang terdapat sesudah menderita infeksi dengan virus campak
akan berlangsung dalam waktu yang yang lama, dan titer yang tinggi dari anti
bodi juga didapatkan pada orang dewasa.imunitas sementara akan diperoleh dengan
memberikan serum konvalesen atau gamma globulin. Rendahnya angka kesakitan pada
bayi dibawah umur 6 bulan disebabkan oleh karena bayi mendapatkan anti bodi
dari ibunya melali plasenta.
Pada campak juga menimbulkan kematian, kelainan
patologik yang terjadi disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi
sekunder oleh bakteri, misalnya oleh pneumonia yang umumnya interstitial,
tetapi juga dapat membentuk eksudat yang purulen didalam alveoli. Virus campak
sendiri menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan-jaringan tonsil, faring,
dan apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel raksasa berinti banyak
(multi nucleated giant cell). Bintik koplik yang khas didapatkan pada bagian
dalam dari pipi penderita dan mukosa lainnya didalam romgga mulut, sebenarnya
adalah akibat terjadinya infiltrasi sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar
submukosa mulut dan nekrosis pada lesi vestkuler mukosa. Ruang kulit yang
terjadi pada campak merupakan hasil proliferasi sel endotel kapiler didalam
korium bersama-sama dengan terjadinya eksudasi serum dan kadang-kadang
eritrosit kedalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat juga
terjadi.
4.
Menurut kelompok kami
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang
termasuk golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan
salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan cairan jaringan antara
tenggorokan dan hidung. pada masa gejala awal hingga 24 jam setelah timbulnya
bercak merah di kulit dan selaput lendir.
- PATOFISIOLOGI
1. Menurut
Brunner
& Suddarth, 2001
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini
melalui saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang
biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan
gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan
gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk
berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi.
Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
2. Menurut Cherry,
2004 & Phillips, 1983
Lesi pada campak terutama terdapat pada kulit. Membran
mukosa nasofaring, bronkus, saluran pencernaan, dan konjungtiva. Disekitar
kapiler terdapat eksudat serosa dan proliferasi dari sel mononuklear dan
beberapa sel polimorfonuklear. Karakteristik patologi dari Campak ialah
terdapatnya distribusi yang luas dari sel raksasa berinti banyak yang merupakan
hasil dari penggabungan sel. Dua tipe utama dari sel raksasa yang muncul adalah
(1) sel Warthin-Findkeley yang ditemukan pada sistem retikuloendotel (adenoid,
tonsil, appendiks, limpa dan timus) dan (2) sel epitel raksasa yang muncul
terutama pada epitel saluran nafas. Lesi di daerah kulit terutama terdapat di
sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Terdapat reaksi radang umum pada
daerah bukal dan mukosa faring yang meluas hingga ke jaringan limfoid dan
membran mukosa trakeibronkial. Pneumonitis intersisial karena virus campak
menyebabkan terbentuknya sel raksasa dari Hecht. Bronkopneumonia yang terjadi
mungkin disebabkan infeksi sekunder oleh bakteri.
Pada kasus encefalomyelitis terdapat demyelinisasi
vaskuler dari area di otak dan medula spinalis. Terdapat degenerasi dari
korteks dan subsdtansia alba dengan inclusion body intranuklear dan
intrasitoplasmik pada subacute sclerosing panencephalitis.
3. Menurut J.
Corwin Elizabeth, 1997
Lesi campak terdapat di kulit, membran mukosa
nasofaring, bronkus, dan saluran cernadan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan
proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi
disekitar kapiler. Ada hiperplasi limfonodi, terutama pada apendiks. Pada
kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut.
Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari
eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi
kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder Pada
kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak
dan medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat
terjadi degenerasi korteks dan substansia alba.
4. Menurut
kelompok kami
Virus masuk kedalaam tubuh melalui sistem
pernapasan,dimana mereka terjadi pembelahan diri secara setempat. Kemudian
infeksi menyebar kejaringan limfoid regional, dimana terjadi pembelahan diri
selanjutnya. Viremia primer menyebabkan virus, yang kemudian beriplikasi dalam
sistem retikuloendotelial. Akhirnya viremia sekunder bersemai pada permukaan
epitel tubuh, termasuk kulit, saluran pernapasan dan konjungtiva. Adanya
peristiwa diatas timbul penyakit mendadak yang ditandai dengan pilek, demam,
batuk, bercak koplik dalam tubuh, kemerahan pada kulit, bintik-bintik dan
rasanya gatal-gatal pada kulit.
- PENCEGAHAN
1. Menurut
Measles
Factsheet, diakses pada 22 November 2013
Penyakit
campak dapat menyebar melalui inhalasi (pernafasan) sehingga perlu dilakukan
pencegahan, diantaranya :
a.
Saat seseorang terinfeksi campak
yaitu pada 4 hari setelah terserang ruam, hal ini penting bahwa penderita
tersebut harus tetap tinggal dirumah untuk mengurangi kemungkinan menyebar
kepada orang lain.
b.
Perlindungan terbaik melawan campak
adalah melalui imunisasi dengan vaksin yang disebut MMR. Vaksin tersebut
memberikan perlindungan terbaik terhadap infeksi campak, seperti pada mumps dan
rubella.
c.
Vaksin MMR sekarang ini dianjurkan
untuk dosis pertama diberikan pada bayi usia 12 bulan dan dosis kedua pada usia
4 tahun. Dengan demikian, dua dosis MMR memberikan perlindungan terhadap campak
hingga lebih 98% dari imunisasi tersebut.
d.
Banyak orang dewasa kebal terhadap
campak sebab mereka telah terinfeksi pada waktu anak-anak, pada remaja belum
perrnah mendapat campak atau telah menerima imunisasi campak.
e.
Setiap orang yang lahir pada atau
setelah tahun 1966 tidak kebal terhadap campak, akan mendapat 2 dosis imunisasi
MMR. Vaksin tersebut terutama digunakan oleh pekerja kesehatan, pekerja anak
atau orang yang berpergian ke luar negeri.
2.
Menurut Donna L. Wong. 2003
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin
pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan
pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan
pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15
bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga
harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi
agar kekebalan tubuh meningkat.
3.
Menurut Brunner & Suddarth, 2001
a.
Gamma Globulin
Pemberian gamma globulin atau serum konvalesens selama
masa inkubasi dapat mencegah dan memperingan manifestasi klinik campak.
Pemberiannya melalui suntikan intramuskuler dengan dosis yang sesuai dengan
umur penderita. Dengan pemberian gamma globulin tidak terjadi imunitas yang
efektif, melainkan hanya mengurangi gejala-gejala klinik yang timbul.
b.
Vaksinasi
Vaksin yang dibuat dari virus hidup dan dilemahkan
sehingga tidak virulen lagi ini diberikan melalui suntikan subkutan. Sebagian
dari penerima vaksin akan mengalami infeksi ringan campak tanpa mengalami
gangguan pada alat pernapasan dan sistem saraf pusat serta mengalami ruam kulit
yang ringan dan tidak tetap. Juga dilakukan dengan pemberian ”live attenuated
meales vaccine” mula-mula digunakan strain Edmonston B, tetapi karena ”strain”
ini menyebabkan panas tinggi dan eksantem pada hari ke-7 sampai hari ke-10
setelah vaksinasi, maka strain Edmonston B diberikan bersama-sama dengan
globulin gamma pada lengan yang lain. Sekarang digunakan starin Schwars dan
Moraten dan tidak diberikan globulin gamma. Vaksin tersebut diberikan secara
subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Pada penyelidikan
serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah
vaksinasi. Dianjurkan untuk memberikan vaksi morbili tersebut pada anak umur 15
bulan yaitu karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat
membentuk anti bodi secara baik karena masih ada anti bodi dari ibu. Tetapi
dianjurkan pula agar anak yang tinggal didaerah endemis morbili dan terdapat
banyak tuberkulosis diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi
dilakukan pada umur 15 bulan.
4.
Menurut kelompok kami
Pencegahan
untuk penyakit campak yaitu
a.
Kami seorang tenaga kesehatan
melakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan,
konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b.
Melakukan imunisasi sedini mungkin
yaitu pada anak-anak dan bayi.
c.
Pemberian vaksinasi kepada
masyarakat sehingga masyarakat terhindar dari penyakit camapak.
d.
Pemberian Gamma Globulin
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Campak merupakan penyakit infeksi ystem saluran pernafasan
yang disebabkan oleh virus, terutama oleh family paramyxovirus dari genus
morbillivirus. Gejalanya diantaranya demem, batuk, pilek, dan biasanya muncul
ruam erythema maculopapular. Campak dapat dicegah dengan imunisasi dengan
vaksin MMR. Vaksinasi dosis pertama dapat dilakukan pada bayi usia 12 bulan dan
dosis kedua pada usia 4 tahun. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak sebab
campak bersifat self limiting disease (dapat semuh dengan sendirinya) sehingga
tidak ada rehabilitasi pada penderita. Pengobatan dapat dilakukan bagi
penderita jika disertai dengan komplikasi misalnya konjungtivitis dengan
vitamin A, demam dengan memberikan parasetamol.Prognosis dari campak campak
baik jika tidak terjadi komplikasi.
- SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk
anak dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi
anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan anak sebelum makan.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.
No comments:
Post a Comment