Ani Romaningsih: MAKALAH CAMPAK

Saturday, May 2, 2015

MAKALAH CAMPAK



MAKALAH CAMPAK
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Campak merupakan penyakit infeksi sistem saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus, terutama oleh family paramyxovirus dari genus morbillivirus. Morbillivirus seperti halnya paramyxovirus, terbungkus oleh rantai virus RNA negatif. Gejalanya diantaranya demam, batuk, pilek, dan biasanya muncul ruam erythema maculopapular (wikipedia,diakses 22 November 2013).
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau rubeola. Campak sebagian besar dapat dicagah dengan vaksin, dan dapat menyebabkan kematian pada anak-anak diseluruh dunia (Immunisation Advisory Centre, diakses 18 November 2013)
Campak menyebar melalui pernafasan yaitu cairan yang berasal dari hidung dan mulut penderita, salah satunya terkena langsung atau melalui bersin maupun batuk, tingginya penularan 90% pada orang yang tidak memiliki imunitas (kekebalan). Periode inkubasi rata-rata 14 hari dan infeksi berlangsung sampai 2-5 hari termasuk munculnya ruam (wikipedia,diakses 31 maret 2010).
Pada campak yang menimbulkan kematian, kelainan patologik yang terjadi disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi sekunder oleh bakteri, misalnya oleh pneumonia yang umumnya interstitial, tetapi juga dapat membentuk eksudat yang purulen didalam alveoli. Virus campak sendiri menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan-jaringan tonsil, faring, dan apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel raksasa berinti banyak (multi nucleated giant cell).
Bintik koplik yang khas didapatkan pada bagian dalam dari pipi penderita dan mukosa lainnya didalam romgga mulut, sebenarnya adalah akibat terjadinya infiltrasi sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar submukosa mulut dan nekrosis pada lesi vestkuler mukosa. Ruang kulit yang terjadi pada campak merupakan hasil proliferasi sel endotel kapiler didalam korium bersama-sama dengan terjadinya eksudasi serum dan kadang-kadang eritrosit kedalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat juga terjadi.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian  campak ?
2.      Bagaimana etiologi,dan patofisiologi penyakit campak ?
3.      Bagaimana pencegahan penyakit campak ?
  1. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian  campak.
2.      Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.
3.      Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
  1. Manfaat Penulisan
1.      Bagi Penulis : Supaya kita dapat mengetahui penyakit campak.
2.      Bagi Pembaca
·         Supaya kita dapat mengetahui betapa pentingnya penyakit campak.
·         Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit campak.
3.      Bagi Masyarakat
·         Supaya masyarakat lebih mewaspadai penyakit campak yang cukup berbahaya.
·         Membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan kaidah kesehatan tanpa penyakit.
4.      Bagi Instansi Terkait
·         Supaya pemerintah lebih memperhatikan penyakit campak.
·         Supaya pemerintah dapat menangani masalah penyakit campak.


BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut  beberapa ahli, yaitu  :
1.      Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang di tandai  dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
2.      Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC,  2000).
3.      Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).
  1. GEJALA
Gejala mulai timbul dalam waktu :
1.      7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:
·         Panas badan
·         Nyeri tenggorokan
·         Hidung meler ( Coryza )
·         Batuk ( Cough )
·         Bercak Koplik
·         Nyeri otot
·         Mata merah ( conjuctivitis )
2.      2-4 hari akan muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik), dan kemerahan di kulit yang terasa agak gatal muncul
3.      3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Kemerahan dikulit ini bisa berbentuk kemerahan yang mendatar maupun kemerahan yang menonjol. Pada awalnya kemerahan tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
4.      Dalam waktu 1-2 hari, kemerahan menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan kemerahan di wajah mulai memudar.
5.      Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, kemerahan meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
6.      Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan kemerahan jerawat yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
  1. ETIOLOGI
1.      Menurut  Wilson,Walter R, 2001
Campak disebabkan oleh pleomorphic 100-250 nm virus RNA dari family Paramyxoviridae dan termasuk dalam genus Morbillivirus.

2.      Menurut Kapita selekta Kedokteran Jilid 2
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus.
Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.
3.      Menurut Soedarto 1990
Virus penyebab campak yaitu virus rubeola, mempunyai ukuran diameter 140 milimikron. Virus ini tidak tahan panas (thermolabil), usia paruhnya sekitar 2 jam pada suhu 37 derajat celcius, dan menjadi tidak aktif pada pH dibawah 4,5. kelainan kulit berupa eksantema hanya dapat terjadi pada manusia dan kera. Virus dapat dibiakkan pada berbagai biakan jaringan baik, jaringan primata, nonprimata, maupun embrio ayam. In vitro, virus ini dapat mengaglutinasi eritrosit kera rhesus dan baboon sehingga dapat dihitung titernya. Imunitas yang terdapat sesudah menderita infeksi dengan virus campak akan berlangsung dalam waktu yang yang lama, dan titer yang tinggi dari anti bodi juga didapatkan pada orang dewasa.imunitas sementara akan diperoleh dengan memberikan serum konvalesen atau gamma globulin. Rendahnya angka kesakitan pada bayi dibawah umur 6 bulan disebabkan oleh karena bayi mendapatkan anti bodi dari ibunya melali plasenta.
Pada campak juga menimbulkan kematian, kelainan patologik yang terjadi disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi sekunder oleh bakteri, misalnya oleh pneumonia yang umumnya interstitial, tetapi juga dapat membentuk eksudat yang purulen didalam alveoli. Virus campak sendiri menimbulkan kelainan-kelainan pada jaringan-jaringan tonsil, faring, dan apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel raksasa berinti banyak (multi nucleated giant cell). Bintik koplik yang khas didapatkan pada bagian dalam dari pipi penderita dan mukosa lainnya didalam romgga mulut, sebenarnya adalah akibat terjadinya infiltrasi sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar submukosa mulut dan nekrosis pada lesi vestkuler mukosa. Ruang kulit yang terjadi pada campak merupakan hasil proliferasi sel endotel kapiler didalam korium bersama-sama dengan terjadinya eksudasi serum dan kadang-kadang eritrosit kedalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat juga terjadi.
4.      Menurut kelompok kami
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan cairan jaringan antara tenggorokan dan hidung. pada masa gejala awal hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.
  1. PATOFISIOLOGI
1.      Menurut Brunner & Suddarth, 2001
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.

2.      Menurut Cherry, 2004 & Phillips, 1983
Lesi pada campak terutama terdapat pada kulit. Membran mukosa nasofaring, bronkus, saluran pencernaan, dan konjungtiva. Disekitar kapiler terdapat eksudat serosa dan proliferasi dari sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear. Karakteristik patologi dari Campak ialah terdapatnya distribusi yang luas dari sel raksasa berinti banyak yang merupakan hasil dari penggabungan sel. Dua tipe utama dari sel raksasa yang muncul adalah (1) sel Warthin-Findkeley yang ditemukan pada sistem retikuloendotel (adenoid, tonsil, appendiks, limpa dan timus) dan (2) sel epitel raksasa yang muncul terutama pada epitel saluran nafas. Lesi di daerah kulit terutama terdapat di sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Terdapat reaksi radang umum pada daerah bukal dan mukosa faring yang meluas hingga ke jaringan limfoid dan membran mukosa trakeibronkial. Pneumonitis intersisial karena virus campak menyebabkan terbentuknya sel raksasa dari Hecht. Bronkopneumonia yang terjadi mungkin disebabkan infeksi sekunder oleh bakteri.
Pada kasus encefalomyelitis terdapat demyelinisasi vaskuler dari area di otak dan medula spinalis. Terdapat degenerasi dari korteks dan subsdtansia alba dengan inclusion body intranuklear dan intrasitoplasmik pada subacute sclerosing panencephalitis.
3.      Menurut J. Corwin Elizabeth, 1997
Lesi campak terdapat di kulit, membran mukosa nasofaring, bronkus, dan saluran cernadan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi limfonodi, terutama pada apendiks. Pada kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadi degenerasi korteks dan substansia alba.
4.      Menurut kelompok kami
Virus masuk kedalaam tubuh melalui sistem pernapasan,dimana mereka terjadi pembelahan diri secara setempat. Kemudian infeksi menyebar kejaringan limfoid regional, dimana terjadi pembelahan diri selanjutnya. Viremia primer menyebabkan virus, yang kemudian beriplikasi dalam sistem retikuloendotelial. Akhirnya viremia sekunder bersemai pada permukaan epitel tubuh, termasuk kulit, saluran pernapasan dan konjungtiva. Adanya peristiwa diatas timbul penyakit mendadak yang ditandai dengan pilek, demam, batuk, bercak koplik dalam tubuh, kemerahan pada kulit, bintik-bintik dan rasanya gatal-gatal pada kulit.
  1. PENCEGAHAN
1.      Menurut Measles Factsheet, diakses pada 22 November 2013
Penyakit campak dapat menyebar melalui inhalasi (pernafasan) sehingga perlu dilakukan pencegahan, diantaranya :
a.       Saat seseorang terinfeksi campak yaitu pada 4 hari setelah terserang ruam, hal ini penting bahwa penderita tersebut harus tetap tinggal dirumah untuk mengurangi kemungkinan menyebar kepada orang lain.
b.      Perlindungan terbaik melawan campak adalah melalui imunisasi dengan vaksin yang disebut MMR. Vaksin tersebut memberikan perlindungan terbaik terhadap infeksi campak, seperti pada mumps dan rubella.
c.       Vaksin MMR sekarang ini dianjurkan untuk dosis pertama diberikan pada bayi usia 12 bulan dan dosis kedua pada usia 4 tahun. Dengan demikian, dua dosis MMR memberikan perlindungan terhadap campak hingga lebih 98% dari imunisasi tersebut.
d.      Banyak orang dewasa kebal terhadap campak sebab mereka telah terinfeksi pada waktu anak-anak, pada remaja belum perrnah mendapat campak atau telah menerima imunisasi campak.
e.       Setiap orang yang lahir pada atau setelah tahun 1966 tidak kebal terhadap campak, akan mendapat 2 dosis imunisasi MMR. Vaksin tersebut terutama digunakan oleh pekerja kesehatan, pekerja anak atau orang yang berpergian ke luar negeri.
2.      Menurut Donna L. Wong. 2003
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
3.      Menurut Brunner & Suddarth, 2001
a.       Gamma Globulin
Pemberian gamma globulin atau serum konvalesens selama masa inkubasi dapat mencegah dan memperingan manifestasi klinik campak. Pemberiannya melalui suntikan intramuskuler dengan dosis yang sesuai dengan umur penderita. Dengan pemberian gamma globulin tidak terjadi imunitas yang efektif, melainkan hanya mengurangi gejala-gejala klinik yang timbul.
b.      Vaksinasi
Vaksin yang dibuat dari virus hidup dan dilemahkan sehingga tidak virulen lagi ini diberikan melalui suntikan subkutan. Sebagian dari penerima vaksin akan mengalami infeksi ringan campak tanpa mengalami gangguan pada alat pernapasan dan sistem saraf pusat serta mengalami ruam kulit yang ringan dan tidak tetap. Juga dilakukan dengan pemberian ”live attenuated meales vaccine” mula-mula digunakan strain Edmonston B, tetapi karena ”strain” ini menyebabkan panas tinggi dan eksantem pada hari ke-7 sampai hari ke-10 setelah vaksinasi, maka strain Edmonston B diberikan bersama-sama dengan globulin gamma pada lengan yang lain. Sekarang digunakan starin Schwars dan Moraten dan tidak diberikan globulin gamma. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Pada penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan untuk memberikan vaksi morbili tersebut pada anak umur 15 bulan yaitu karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk anti bodi secara baik karena masih ada anti bodi dari ibu. Tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal didaerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan pada umur 15 bulan.
4.      Menurut kelompok kami
Pencegahan untuk penyakit campak yaitu
a.       Kami seorang tenaga kesehatan melakukan seperti  penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan,  konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b.      Melakukan imunisasi sedini mungkin yaitu pada anak-anak dan bayi.
c.       Pemberian vaksinasi kepada masyarakat sehingga masyarakat terhindar dari penyakit camapak.
d.      Pemberian Gamma Globulin






BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Campak merupakan penyakit infeksi ystem saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus, terutama oleh family paramyxovirus dari genus morbillivirus. Gejalanya diantaranya demem, batuk, pilek, dan biasanya muncul ruam erythema maculopapular. Campak dapat dicegah dengan imunisasi dengan vaksin MMR. Vaksinasi dosis pertama dapat dilakukan pada bayi usia 12 bulan dan dosis kedua pada usia 4 tahun. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak sebab campak bersifat self limiting disease (dapat semuh dengan sendirinya) sehingga tidak ada rehabilitasi pada penderita. Pengobatan dapat dilakukan bagi penderita jika disertai dengan komplikasi misalnya konjungtivitis dengan vitamin A, demam dengan memberikan parasetamol.Prognosis dari campak campak baik jika tidak terjadi komplikasi.
  1. SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika  anak  belum  waktunya  menerima  imunisasi  campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.

No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...