Ani Romaningsih: Defisiensi Vitamin Larut dalam Air yaitu B2

Saturday, May 2, 2015

Defisiensi Vitamin Larut dalam Air yaitu B2



stikes.jpg







MAKALAH DASAR ILMU GIZI
 “Defisiensi Vitamin Larut dalam Air yaitu B2”

Dosen Pengampu :  Asparian S.K.M.,M.Kes
Disusun Oleh :
Nama          : Ani Romaningsih
Nim            : 12127211 0009
Kelas                    : A (Reguler)
Semester     : III (Tiga)


YAYASAN HAJI SOEHELLY  QARY
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2013/2014


KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kesempatan dan pemikiran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Defisiensi Vitamin larut dalam air khususnya vitamin B2”. Bahan untuk makalah ini diambil dari internet dan sebahagian diambil dari buku.
Penulisan dan penggunaan kata-kata sangat sederhana sehingga memudahkan pengguna atau pembaca untuk memahaminya. Penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Akhirnya, sesuai dengan pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan Dosen yang membimbing mata kuliah Ilmu Gizi. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.


                                                                                                            Bangko,    Januari 2013


                                                                                                                    Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii
BAB     I    PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah......................................................................... 5
1.2     Rumusan Masalah................................................................................... 6
1.3     Tujuan Penulisan .................................................................................... 7
1.4     Manfaat Penulisan ................................................................................. 7
BAB    II    LANDASAN TEORI
2.1     Pengertian vitamin ................................................................................. 8
2.2     Sejarah vitamin ...................................................................................... 9
2.3     Pengertian vitamin B2 ........................................................................... 13
2.4     Sejarah vitamin B2 ................................................................................. 14
2.5     Sifat dan kesetabilan vitamin B2 ........................................................... 14
2.6     Fungsi vitamin B2 .................................................................................. 14
2.7     Metabolisme vitamin B2 ........................................................................ 16
2.8     Sumber vitamin B2 ................................................................................ 16

BAB   III   DEFISIENSI
3.1     Kebutuhan vitamin B2 ........................................................................... 22
3.2     Dampak kekurangan dan  kelebihan vitamin B2 ................................... 22
3.3     Penanggulangan akibat kekurangan dan  kelebihan vitamin B2 ............ 26
3.4     Hasil penelitian untuk vitamin B2 ..................................................... .... 27
BAB   IV   KESIMPULAN ............................................................................... .... 29
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini sering di perbincangkan macam, jenis, serta fungsi, bahkan sumber dari mana vitamin itu diperoleh. Masyarakat awam yang belum mengerti tentng Vitamin sering kali tidak memperhatikan pola makannya setiap hari bagi mereka yang penting makan. Mereka tak menyadari akan bahaya kekurangan serta kelebihan vitamin itu. Maka vitamin sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang karena bila kekurangan bahkan kelebihan vitamin dampaknya sangat merugikan manusia itu sendiri.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K) serta vitamin yang larut dalam air (B kompleks dan C) yang masing-masing memiliki peranan penting. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian vitamin ?
2.      Bagaimana sejarah vitamin ?
3.      Apakah pengertian vitamin B2?
4.      Bagaimanakah sejarah vitamin B2?
5.      Apa saja sifat dan fungsi vitamin B2?
6.      Bagaimana metabolisme vitamin B2 ?
7.      Apa saja sumber dan kebutuhan vitamin B2?
8.      Apa dampak kekurangan dan  kelebihan vitamin B2?
9.      Bagaimana penanggulangan akibat kekurangan dan  kelebihan vitamin B2 ?
10.  Bagaimana hasil penelitian untuk vitamin B2 ?



  1. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulisan makalah ini bertujuan untuk menggetahui tentang vitamin B2 yang terdiri pengertian, sejarah, sifat dan fungsi, metabolism, sumber dan kebutuhan, akibat kekurangan dan kelebihan vitamin B2.

  1. MANFAAT PENULISAN
1.      Bagi mahasiswa yaitu menambah kajian dalam ilmu pangan dan kesehatan sebagai calon ahli Kesehatan Masyarakat.
2.       Bagi masyarakat yaitu memberikan informasi kepada masyarakat bahwa vitamin sangat penting bagi kesehatan tubuh kita.









BAB II
LANDASAN TEORI

  1. DEFINISI VITAMIN
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah sekelompok senyawa heterogen dengan berbagai fungsi metabolik. Suatu vitamin didefinisikan sebagai senyawa organik yang harus ada pada diet dalam jumlah kecil untuk mempertahankan integritas metabolik normal (Bender David A dan Mayes Peter A2009:504).
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil dalam satu miligram atau mikrogram. Jumlah kecil itu sangat penting yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan harus didatangkan dari makanan. Vitamin berperan sebagai katalisator organik mengatur proses metabolisme dan fungsi normal tubuh. Vitamin mempunyai peran utama sebagai pengatur dan pembangun zat gizi lain melalui pembentukan enzim, antibodi dan hormon. Terdapat 13 jenis vitamin yaitu Retinol, Calciferol, Tocoferol, Philoquinon, Thiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Pantotenat, Piridoksin, Biotin, Cyanocobalamin, Asam Askorbat, Asam Folat. Vitamin B adalah kelompok yang larut dalam air vitamin yang memainkan peran penting dalam sel metabolisme.
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Jadi vitamin adalah zat yang sangat dibutuhkan untuk tubuh manusia maupun hewan.
  1. SEJARAH VITAMIN
Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.


1.      Era penyembuhan empiris
Era pertama dimulai pada sekitar tahun 1500-1570 sebelum masehi. Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa dari hati yang kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari. Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau pada masa tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit kerabunan tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan empiris (berdasarkan pengalaman).
2.      Era karakterisasi defisiensi
Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun 1890-an. Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan penelitian mengenai penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian memulai era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia. Penelitian mereka terfokus pada pengamatan penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor).Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan dapat mencegah peradangan saraf (neuritis) untuk pertama kalinya. Dr. Casimir juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari sekam beras yang diyakini memiliki aktivitas anti beri-beri pada tahun berikutnya. Pada saat itulah, Dr Funk mempublikasikan senyawa aktif hasil temuannya tersebut dengan istilah vitamine (vital dan amines). Pemberian nama amines pada senyawa vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki gugus amina (amine). Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti menjadi vitamin (dengan penghilangan akhiran huruf "e") pada tahun 1920.
3.      Masa keemasan
Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya. Pada masa tersebut, terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan vitamin jenis baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, dan síntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah vitamin ini dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak penelti yang mendapatkan hadiah nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir Walter N. Hawort mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C pada tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam di bidang Fisiologi-Pengobatan pada tahun 1943 atas penemuannya terhadap vitamin K. Fritz A Litmann juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai penemuan koenzim A dan perannya di dalam metabolisme tubuh.
4.      Era karakterisasi fungsi dan produksi
Era keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, dan produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an, para peneliti menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian dari “enzim kuning”. Vitamin B2 ini sendiri diperoleh dari ekstrak ragi. Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia. Produksi masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini. Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus Reichstein pada tahun 1933, vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga yang relatif murah sehingga terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin C yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan, penelitian, dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein mendapatkan nobel di bidang Fisiologi-Pengobatan pada tahun 1950.
5.      Era penemuan nilai kesehatan vitamin
Hanya dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin keempat, perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh. Masa ini dimulai pada tahun 1955 ketika Rudolf Altschul menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.
Tahun penemuan vitamin alami dan sumbernya.
No
Tahun Penemuan
Vitamin
Nama biokimia
Ditemukan di
1.
1909
Vitamin A
Retinol
Wortel
2.
1912
Vitamin B1
Tiamin
Susu
3.
1912
Vitamin C
Asam askorbat
Jeruk sitrun
4.
1918
Vitamin D
Kalsiferol
Keju
5.
1920
Vitamin B2
Riboflavin
Telur
6.
1922
Vitamin E
Tokoferol
Minyak mata bulir gandum
7.
1926
Vitamin B12
Sianokobalamin
Telur
8.
1929
Vitamin K
Filokuinona
Kuning telur
9.
1931
Vitamin B5
Asam pantotenat
Susu
10.
1931
Vitamin B7
Biotin
Hati
11.
1934
Vitamin B6
Piridoksin
Kacang
12.
1936
Vitamin B3
Niasin
Ragi
13.
1941
Vitamin B9
Asam folat
Hati
  1. DEFINISI VITAMIN B2
Riboflavin atau vitamin B2 adalah mikronutrien yang  mudah diserap, bersifat larut dalam air dan memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan pada manusia dan hewan. Riboflavin Ini adalah komponen utama dari FAD kofaktor dan FMN, sehingga dibutuhkan oleh semua flavoproteins. Dengan demikian, vitamin B2 diperlukan untuk berbagai proses selular. Seperti vitamin B lainnya, memainkan peran penting dalam metabolisme energi, dan diperlukan untuk metabolisme lemak, badan keton, karbohidrat, dan protein. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembentukkan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat. Nama “riboflavin” berasal dari “ribosa”, kembali tulang asam ribonukleat (RNA) yang terkait dengan asam deoksiribonukleat, seperti yang ditemukan dalam DNA (dasar transkripsi genetik), dan “flavin” (yang berarti kuning).

  1. SEJARAH VITAMIN B2
Riboflavin (vitamin B2) ditemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu pada tahun 1879 dan fungsi biologiknya baru ditemukan pada tahun 1932. Vitamin ini disintesis pada tahun 1935 dan dinamakan riboflavin.
  1. SIFAT  KIMIA DAN KESTABILAN
Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping ribitil. flavin adenin difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada rantai sampingnya dikaitkan dengan adenin monofosfat. Enzim-enzim flavoprotein yang mengandung FMN dan FAD terikat pada bermacam apoenzim dan terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi berbagai jalur metabolisme yang berpengaruh terhadap respirasi sel. Dalam bentuk murni, ribiflavin alkali kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.susu cair sebaiknya dikemas dalam karton berlapis parafin agar terlindung dari kerusakan karena sinar matahari.
  1. FUNGSI VITAMIN B2
Riboflavin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim FMN dan FAD. Kedua jenis koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi reduksi dalam sel sebagai pembawa hidrogen dalam sitem transpor elektron dalam mitokondria. Keduanya juga merupakan koenzim dehidrogenase yang mengkatalisis langkah pertama dalam oksidasi berbagai tahap metabolisme glukosa dan asam lemak. FMN digunakan untuk mengubah piridoksin (vitamin B6) menjadi koenzim fungsional nya, sedangkan FAD berperan dalam perubahan triptofan menjadi niasin.
Enzim yang mengkatalisis fosforilasi riboflavin menjadi bentuk koenzim adalah fluvokinase. Oleh karena koenzim ini di perlukan untuk sintesis DNA, riboflavin mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan. Enzim ini di atur oleh hormon tiroksin. Orang dewasa yang menderita kekurangan tiroksin menunjukan kekurangan riboflavin. Berikut adalah beberapa fungsi  dari vitamin B2 yaitu :
1.      Membantu proses energi dalam tubuh manusia.
Vitamin ini memilki peranan penting dalam memberikan bantuan metabolisme atau pemrosesan lemak, karbohidrat, dan protein dalam tubuh.
2.      Mengatur pertumbuhan dan reproduksi.
Vitamin B2 juga memiliki manfaat untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan organ reproduksi dan pertumbuhan  jaringan tubuh seperti kulit, mata, membran mucous, sistem saraf dan kekebalan tubuh. Sebagai tambahan vitamin B2 juga menjamin kesehatan kulit, kuku dan pertumbuhan rambut.
3.      Mengatur aktifitas kelenjar tiroid.
4.      Meningkatkan kekebalan tubuh.
5.      Riboflavin berfungsi sebagai koenzim.
6.      Riboflavin membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia.
7.      Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.
8.      Riboflavin dapat bertindak untuk memperkuat antibodi di dalam tubuh dengan memperkuat jaringan pertahanan kita terhadap bakteri penyakit yang berbahaya.
  1. METABOLISME VITAMIN B2
Riboflavin di bebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus dihidrolisis oleh enzim-enzim pirosfosfatase dan fosfatase menjadi riboflavin bebas. Riboflavin di absorpsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa usus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin dan sebagian kecil pada imonoglobulin G. Riboflavin dan metabolitnya terutama disimpan didalam hati, jantung dan ginjal. Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh kali riboflavin. Sebanyak 200 g riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena itu harus tiap hari dipeorleh dari makanan dalam jumlah cukup.
  1. SUMBER VITAMIN B2
Asupan vitamin B2 bisa didapatkan melalui berbagai macam bahan makanan  disekitar kita walaupun dengan tingkat konsentrasi yang sangat kecil. Beberapa sumber riboflavin yang penting adalah berbagai produk olahan susu, ragi, dan hati. Beberapa sumber lain adalah tiram, daging tanpa lemak, jamur, brokoli, alpukat, salmon dan juga beberapa ikan berminyak seperti mackerel, belut, dan heting memiliki kandungan riboflavin yang cukup besar.  Selain dari bahan yang  disebutkan tersebut, telur, kerang, biji bunga matahari, dan kacang-kacangan memiliki kandungan vitamin B2 yang baik pula. Riboflavin atau vitamin B2 tidak akan hancur bila bahan makanan tersebut dimasak terlalu matang seperti pada jenis vitamin yang lain, tetapi kandungan vitamin  ini akan berkurang bila dipaparkan di bawah sinar yang sangat kuat dalam waktu lama atau tekena baking soda yang cukup banyak.
Sumber-sumber utama vitamin B2 yaitu Susu dan produk-produk susu, misalnya keju, merupakan sumber yang baik untuk riboflavin. Untuk itu ketersediaannya dalam makanan sehari-hari sangat penting. Hampir semua sayuran hijau dan biji-bijian mengandung riboflavin, misalnya brokoli, jamur dan bayam merupakan sumber yang baik. Jenis makanan yang mengandung Vitamin B2 berikut ini:
1.      Jamur
Kandungan vitamin B2 pada 100 gram jamur adalah 0,31 mcg. Jamur sendiri bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, antibakterial, antitumor, sehingga mampu untuk dimanfaatkan dalam pengobatan lever, anemia, diabetes, dapat juga menurunkan berat badan. Jadi jangan enggan mengkonsumsi jamur. Karena jamur sudah lebih enak dihidangkan dalam masakan seperti sambal, sup, nasi goreng, dan lainnya.
2.      Bayam
Kandungan vitamin B2 pada bayam adalah 0,189 mcg setiap 100 gram bayam. Selain mengandung vitamin B2 yang baik, bayam mengandung vitamin K dimana fungsinya lebih efektif dibandingkan vitamin E pada sayuran ini. Sehingga bayam memiliki manfaat sebagai perawatan kulit, anti penuaan dini, serta membuat kulit tampak lebih indah.
3.      Susu
Berbagai jenis susu memang mengandung vitamin B2. Seperti susu sapi dan susu kedelai. Pada susu sapi, vitamin B2 bermanfaat dalam membantu memperbaiki penglihatan pada mata. Kandungan vitamin B2 pada susu kedelai 250 ml adalah 0,1 mcg. Sedangkan kandungan vitamin B2 pada susu kedelai rendah lemak adalah 11 mcg. Walaupun rasanya yang memang berbeda dengan susu sapi pada alaminya, susu kedelai sendiri kini sudah banyak menggantikan susu sapi. Bahkan dengan kandungan gizi yang tidak kalah dengan susu sapi.
4.      Kedelai
Kacang kedelai juga memiliki kandungan gizi terutama vitamin B2 yang baik. Kandungan vitamin B2 pada kacang kedelai 100 gram ini adalah 0,76 mcg. Manfaat kacang kedelai ini banyak. Sudah dikenal di Indonesia sebagai makanan murah meriah kaya akan gizi. Seperti tempe dan tahu merupakan makanan dengan bahan dasarnya kacang kedelai. Bahkan kacang kedelai bisa dipadukan menjadi susu kedelai.
5.      Telur
Jumlah vitamin B2 yang terkandung dalam 100 gram telur adalah 0,5 mcg. Telur merupakan makanan yang paling digemari di Indonesia. Biasanya menjadi sarapan di pagi hari. Telur ayam memang banyak ditemui dimanapun. Untuk itu tidaklah sulit memnuhi kebutuhan vitamin B2 dengan telur ini. Bahkan kandungan gizinya lebih lengkap dibandingkan daging dan susu. Selain itu telur juga bermanfaat untuk mengatasi kekurangan zat besi.
6.       Hati
Kandungan vitamin B2 pada hati 100 gram yaitu 4,6 mcg. Sangat banyak untuk ukuran vitamin B2 yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Hati ini bisa hati ayam, sapi atau kambing. Walaupun bermanfaat dan mengandung vitamin B2 yang tinggi, tidak dianjurkan memakan hati daging ini dalam keseharian. Karena mengandung kolesterol yang tinggi pula dalam setiap hati.
7.      Kacang Almond
Kacang almond mengandung vitamin B2 sebanyak 1,01 mcg dalam takaran 100 gram. Manfaat kacang almond sendiri adalah sebagai penurun kolesterol, menjaga kesehatan jantung, mencegah kanker, menjaga kesehatan tulang dan menjaga kecantikan. Kacang almond di jaman sekarang ini lebih banyak digunakan untuk bahan dasar dalam pembuatan coklat.
8.      Keju
Keju yang merupakan makanan olahan dari susu juga banyak mengandung vitamin B2. Kandungan vitamin B2 pada keju sendiri dalam 100 gram yaitu 0,163 mcg sampai 0,382 mcg tergantung jenis dari keju tersebut. Keju yang sekarang ini dikemas dalam bentuk modern memiliki beberapa manfaat. Keju dapat menjaga fungsi-fungsi syaraf tubuh, kemudian dapat sebagai pembentukan tulang dan gigi, lalu mampu meredakan stress serta insomnia.
9.      Ikan
Pada ikan juga terkandung banyak vitamin B2. Seperti ikan kembung yang memiliki kandungan vitamin B2 sebanyak 0,54 mcg dalam 100 gramnya. Lalu ikan salmon mengandung vitamin B2 sebanyak 0,49 mcg dalam 100 gramnya. Sedangkan ikan forel mengandung vitamin B2 sebanyak 0,42 mcg dalam 100 gramnya. Walaupun ikan lainnya juga banyak mengandung vitamin B2, namun ikan-ikan ini lebih banyak ditemui di lautan amerika dan eropa.
10.  Tomat
Kandungan vitamin B2 pada tomat 100 gram adalah 0,49 mcg. Tomat lebih banyak digunakan dalam bumbu masakan, pizza, atau masakan lainnya. Sekarang menemukan tomat olahan pun dalam bentuk botos saus, cabe, telah dapat ditemukan. Sehingga kebutuhan akan tomat sehari-hari pun tidak akan terkurangi asal dipenuhi.
11.  Mentega
Jika pada mentega bermerek kandungan vitamin ini tertakar dalam persen. Tidak dalam kandungan gram. Sehingga tidak diketahui berapa banyak jumlah gram yang terkandung dalam mentega. Misalnya pada mentega yang memiliki takaran 250 mg memiliki kandungan vitamin A sebesar 25%, kandungan vitamin B1 sebesar 15%, kandungan vitamin D sebesar 35%, kandungan vitamin E sebesar 20%, dan kandungan niasin sebesar 20%.
12.  Daging Bebek
Dalam 100 gram daging bebek mengandung 0.5 mg vitamin B2 atau setara pemenuhan 28% kebutuhan tubuh harian. Untuk vitamin lain seperti vitamin B1 mengandung 0.3 mg atau setara 17% kebutuhan tubuh harian. Dan masih banyak kandungan vitamin B kompleks lainnya yang banyak terkandung di daging bebek.
13.  Brokoli
Menurut kandungan gizi yang terkandung pada brokoli, terdapat beberapa vitamin seperti vitamin A mengandung 228.07 RE, vitamin B1 mengandung 0.09 mg, vitamin B2 mengandung 0.18 mg dan masih banyak lagi vitamin yang terkandung di dalam brokoli. Sayangnya kandungan B2 memang yang terkecil dari semua kandungan vitamin pada brokoli.
14.  Asparagus
Kandungan vitamin yang terdapat dalam 100gram Asparagus yaitu vitamin B1 mengandung 0.143 mg, vitamin B2 mengandung 0.141 mg, vitamin B3 mengandung 0.978 mg, vitamin B5 mengandung 0.274 mg, vitamin B6 mengandung 0.091 mg.








BAB III
DEFISIENSI

  1. KEBUTUHAN VITAMIN B2
Kebutuhan Riboflavin (Vitamin B2) yaitu RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal perhari. Jadi sekitar 1,2 mg perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan tambahan riboflavin karena vitamin ini penting untuk pertumbuhan.
Kebutuhan harian vitamin B2 ini dapat dikonsumsi mulai dari 0,3 miligram sampai 1,4 miligram secara harian. Namun dosis yang lebih tinggi bisa juga dikonsumsi jika telah mendapatkan saran dari dokter. Biasanya karena terkena suatu penyakit sehingga konsumsi vitamin B2 diperbanyak untuk masa penyembuhan.
Kebutuhan riboflavin di anjurkan sebagai berikut:
1.       Bagi wanita yang lebih dari 23 tahun                              1,2 mg/hari
2.       Pria lebih dari 23 tahun                                                    1,6 mg/hari
3.       Wanita menysui                                                               1,7 mg/hari
4.       Wanita hamil                                                                    1,5 mg/hari
5.       Bayi                                                                                  0,6 mg/hari
6.       Anak sampai 10 tahun                                                     1,2 mg/hari


  1. DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN VITAMIN B2
1.            Kekurangan vitamin B2.
Tanda-tanda kekurangan bisa terjadi sebagai akibat kekurangan zat gizi lain, atau setelah beberapa waktu kurang makan protein hewani dan sayuran berwarna hijau. Tanda-tanda kekurangan baru akan terlihat setelah beberapa bulan kekurangan konsumsi riboflavin. Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas.  Kekurangan riboflavin  juga dapat menyebabkan gangguan fungsi adrenal, dan menyebabkan  berbagai macam penyakit seperti anemia, syndrom kelelahan yang kronis serta katarak. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B2 sering kali dipandankan  sebagai kulit yang terluka, terutama pada daerah lidah dan sekitar mulut. Jika tidak di tindak lanjuti, luka ini akan menyebabkan pembengkakan pada lidah, seborrheic dermatitis bahkan gangguan pada sistem kerja saraf.
2.            Kelebihan vitamin B2
Akibat kelebihan vitamin B2 atau penggunaan secara overdosis dapat menimbulkan efek samping. Tentu vitamin apa pun tidaklah boleh dikonsumsi berlebihan, jika berlebihan tubuh bisa mengalami keracunan. Tapi secara pasti gejala dan akibat kelebihan vitamin B2 adalah tekanan darah menjadi rendah, mengalami kelelahan, anemia atau kurang darah, mengalami mual dan muntah.


3.            Penyakit Akibat Defisiensi Riboflavin (Vitamin B2)
     Penyakit yang ditimbulkan adalah cheilosis (bibir meradang), stomatitis angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin berwarna keunguan), dan bisa mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan. Penyakit yang akan dibahas pertama kali adalah cheilosis dan stomatitis angular.
   Penyakit pada bibir ini memang menyakitkan dan mengganggu karena saat membuka mulut untuk makan atau minum, radang dan luka pecah-pecah ini akan dirasa perih. Sebabnya sebenarnya tidak hanya kekurangan vitamin B2. Bisa karena bakteri, virus, jamur, memakai gigi tiruan, penggunaan kosmetik bagi wanita, sampai pada orang penderita HIV. Sedangkan stomatitis angular mirip seperti penyakit sebelumnya. Dimana adanya peradangan pada pojok-pojok mulut. Sebab lainnya juga karena adanya penumpukan air liur dan terkadang adanya ragi sebagai hasil infeksi jamur pada rongga mulut. Bahkan bisul kecil juga bisa memicu timbulnya penyakit ini.
    Kemudian penyakit akibat kekurangan vitamin B2 selanjutnya adalah glossitis. Ternyata penyakit pada lidah ini bisa terjadi dari akut sampai kronis. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dengan usia berapa saja. Karena saat tubuh kekurangan vitamin B2, dampaknya pada lidah dan bagian mulut ini menjadi peradangan. Jika anda melihat pada cermin ada bentuk lain pada lidah yang tidak biasa, bisa jadi anda sedang terserang glossitis. Karena penyakit ini menyerang lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Iritasi lokal juga menjadi pemicu bentuk lidah ini menjadi keungu-unguan, seperti mengkonsumsi rokok dan alkohol, makanan pedas atau panas, ataupun alergi terhadap obat kumur dan sejenisnya. Memang benar jika glossitis ini terjadi akibat kekurangan vitamin B2. Namun jika pemberian vitamin B2 sudah dilakukan belum membuahkan hasil, perlu adanya tindakan lanjut oleh dokter.
    Penglihatan pun dapat menjadi kabur akibat kekurangan vitamin B2 ini. Penyakit mata seperti katarak dan keratitis juga akan diderita pada mereka yang kekurangan konsumsi vitamin B2. Keratitis misalnya, penyakit ini terjadi akibat peradangan pada kornea, yaitu suatu membran transparan yang menyelimuti bagian warna pada mata dan pupil. Sebabnya banyak selain vitamin B2 yang kurang dikonsumsi. Misalnya akibat penyakit herpes simplex, bakteri, virus, akibat debu, kosmetik, mata terkena benda asing, dan lainnya.
     Pada keratitis, pasien sering timbul rasa sakit yang berat oleh karena kornea bergesekan dengan palpebra, kornea berfungsi sebagai media refraksi sinar  yang merupakan pembiasan sinar yang masuk ke mata, maka lesi padakornea umumnya akan mengaburkan penglihatan apabila lesi terletak sentral dari kornea. Penderita juga mengeluhkan perasaan adanya benda asing, keluar airmata yang berlebihan, penurunan tajam penglihatan, radang pada kelopak mata (bengkak), mata merah, dan sensitif terhadap cahaya (fotofobi).
      Bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan juga dapat terjadi akibat kekurangan vitamin B2. Kurangnya sang ibu dalam konsumsi makanan bergizi menyebabkan sang anak mengalami kecacatan sejak lahir. Banyak ibu yang mengandalkan suplemen vitamin karena merasa malas atau tidak ada nafsu makan untuk makanan bergizi seperti sayuran dan buah. Sehingga konsumsi vitamin yang dibutuhkan tidak tercukupi. Kalaupun tercukupi karena menggunakan vitamin suplemen mengakibatkan dampak buruk pada anak juga yaitu kecatatan akibat kelebihan vitamin pada tubuhnya. Seimbangkan dengan asupan gizi yang sehat. Suplemen dianjurkan tapi tidak untuk konsumsi jangka panjang. Sehingga anak bisa terhindar dari lahir cacat bibir sumbing.
  1. PENANGGULANGAN AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)
Pencegahan dan pengobatan ariboflavinosis dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan seperti susu, telur, sayur mayur dan daging (ikan dan unggas). Jika tubuh sudah sangat kekurangan vitamin B2 dengan ditandainya tubuh mengalami penyakit diatas, ada baiknya untuk dibawa ke rumah sakit. Karena biasanya penanganan cepat dilakukan adalah operasi (untuk penyakit mata seperti katarak) kemudian diberikan vitamin B2 sebagai pemulihan diri.
Untuk konsumsi sehari-hari diperlukan 0,6 mg jumlah vitamin B2 untuk bayi. Sedangkan 1-2 mg untuk anak-anak dan 2-3 mg untuk dewasa. Jika mengalami penyakit diatas, vitamin B2 bisa diberikan 10 mg/hari untuk beberapa minggu ke depan.
Untuk pemenuhan kebutuhan vitamin B2 ini tidaklah sulit sebenarnya. Karena jika mengkonsumsi makanan sehari-hari 4 sehat 5 sempurna kebutuhan vitamin harian kita secara lengkap sudah terpenuhi. Perlunya pembiasaan diri untuk makan makanan sehat sejak kecil. Kadang orang dewasa yang terserang penyakit defisiensi vitamin B2 karena memang kebiasaan mengkonsumsi makanan sehat juga jarang. Sehingga defisiensi vitamin B2 juga terjadi pada orang dewasa. Kesibukan kerja, bisnis, dan rutinitas lain juga menjadi sebab mengkonsumsi makanan sehat tidak lagi rutin.
Jangan sampai konsumsi makanan sehat harian tidak tercukupi kemudian konsumsi suplemen vitamin pun juga tidak. Seimbangkanlah asupan vitamin anda agar anda terhindar jauh dari penyakit apapun akibat kekurangan vitamin B2.
  1. HASIL PENELITIAN UNTUK VITAMIN B2
1.      Pada vitamin B2
a.       Sumber yaitu jamur, brokoli, kacang almon,susu, keju, telur, serta yoghurt.
b.      Manfaat yaitu memperbaiki kulit, mata, dan membantu produksi energi.
c.       Bila kekurangan yaitu kepekaan terhadap cahaya berkurang, sudut bibir pecah-pecah, muncul gangguan kulit di sekitar hidung dan bibir.
d.      Bila kelebihan yaitu jarang terjadi, sama seperti vitamin B lainnya.
2.      Pada Produk Makanan Bayi Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Salah satu sumber makanan yang cukup lengkap zat gizinya terutama untuk makanan bayi adalah susu. Oi dalam susu terdapat kandungan vitamin dengan jumlah yang bervariasi. Salah satu jenis vitaminnya adalah vitamin B2 . Vitamin B2 merupakan salah satu vitamin larut dalam air, yang dibutuhkan oleh tubuh. Penentuan kadar vitamin B2 dalam produk makanan bayi menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi. Cara yang ditempuh untuk meningkatkan hasil analisis vitamin B2 adalah validasi metode analisis. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi metode analisis vitamin B2 pada produk makanan bayi dengan kromatografi cair kinerja tinggi, yang meliputi uji selektifitas, uji presisi dan uji akurasi. Uji selektifitas dilakukan dengan membandingkan kromatogram. Uji presisi menentukan : uji ripitabilitas, uji linieritas dan uji limit deteksi. Uji akurasi dilakukan dengan menentukan nilai perolehan kembali.
Prinsip metode ini melakukan proses ekstraksi vitamin B2 dalam susu bubuk dengan asam klorida 0,1 N dan dilakukan pemanasan selama 1 jam serta diikuti penyaringan hasil ekstraksi kemudian filtratnya dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan detector flouresensi pada panjang gelombang eksitasi 422 nm dan emisi 522 nm.
Dari hasil pengujian metode validasi analisis vitamin B2 pada produk makanan bayi khususnya susu bubuk bayi dengan kromatografi cair kinerja tinggi, diperoleh selektifitas yang baik untuk analisis vitamin B2 dan hasil pengujian nilai presisi yang meliputi parameter : uji ripitabilitas sebesar 1,37 %, hasil uji liniearitas dengan nHai koefisien korelasi 0,9998 dan koefisien determinasi sebesar 0,9997 dan hasil uji limit deteksi yaitu konsentrasi terendah yang masih dapat ditentukan sebesar 0,056 mg/kg, nilai limit deteksi alatnya adalah 0,0055 mg/L serta nilai limit deteksi metode dari spike 1,07 mg/L menghasilkan nilai limit deteksi metode sebesar 0,2904 mg/L.
Pengujian akurasi dari contoh susu yang menghasilkan kandungan vitamin B2 yaitu 4,49 mg/L dan 4,73 mg/L. Nilai perolehan kembali dengan penambahan spike 1,07 mg/L diperoleh nilai rata-rata perolehan kembali sebesar 98,75 % dan spike 1,6 mg/L adalah 99,49 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode ini menunjukkan unjuk kerja yang baik dan telah memenuhi syarat serta selektif untuk menganalisis vitamin B2 pada contoh susu bubuk bayi sehingga dapat dipergunakan di laboratorium untuk pemeriksaan rutin.
BAB IV
KESIMPULAN

Riboflavin atau vitamin B2 adalah mikronutrien yang  mudah diserap, bersifat larut dalam air dan memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan pada manusia dan hewan. Riboflavin Ini adalah komponen utama dari FAD kofaktor dan FMN, sehingga dibutuhkan oleh semua flavoproteins. Dengan demikian, vitamin B2 diperlukan untuk berbagai proses selular. Seperti vitamin B lainnya, memainkan peran penting dalam metabolisme energi, dan diperlukan untuk metabolisme lemak, badan keton, karbohidrat, dan protein. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembentukkan sel  darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat.
Riboflavoin memiliki fungsi yaitu membantu proses energi dalam tubuh  manusia,mengatur pertumbuhan dan reproduksi, mengatur aktifitas kelenjar tiroid, meningkatkan kekebalan tubuh.Beberapa sumber riboflavin yang penting adalah dari berbagai produk olahan susu, ragi, dan hati serta Beberapa sumber lain adalah tiram, daging tanpa lemak, jamur, brokoli, alpukat, salmon dan juga beberapa ikan berminyak seperti mackerel, dan belut. Kebutuhan vitamin B2 dianjurkan bagi wanita dan pria di atas 23 tahun, wanita hamil, wanita menyusui, anak sampai 10 tahun dan bayi. Kekurangan riboflavin   dapat menyebabkan gangguan fungsi adrenal ,dan menyebabkan  berbagai macam penyakit seperti anemia, syndrom kelelahan yang kronis serta katarak, sedangkan vitamin B2 belum diketahui  tanda-tanda kelebihan riboflavin.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Suhardjo dan M. Kusharto, Clara. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius.
  2. Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia. Bumi Aksara, Jakarta.
  3. Yuniastuti, Ari. 2007, Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  4. Yuniastuti, ari.2008.GIZI DAN KESEHATAN.Graha Ilmu : Yogyakarta.
  5. Almatsier,sunita.2009.PRINSIP DASAR ILMU GIZI. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
  6. Sirajuddin, S. 2009.Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS, Makassar.
  7. http://ariffadholi.blogspot.com/2010/06/vitamin-yang-larut-dalam-air.html

No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...