CONTOH SOAL TENTANG INFEKSI NASOKIMIAL
Pertanyaan
1. Tolong
anda jelaskan infeksi melalui kontak langsung dan tidak langsung beserta
contohnya ?
2. Pada
tahun berapakah nosokomial ditemukan dan apakah ada hubungan dengan
infeksi-infeksi lain ?
3. Apakah
bakteri dan virus berhubungan dengan infeksi nosokomial ?
4. Jelaskan
Rute penyebaran mikroorganisme ?
5. Apa
yang dimaksud ruang isolasi ?
6. Apa
factor penyebab perkembangan infeksi nosokomial satu persatu beserta contohnya
?
Jawaban
1. infeksi
melalui kontak langsung dan tidak langsung :
a. kontak
langsung (Direct contact) : transmisi
mikroorganisme langsung permukaan tubuh ke permukaan tubuh, seperti saat
memandikan, membalikkan pasien, kegiatan asuhan keperawatan yang menyentuh
permukaan tubuh pasien, dapat juga terjadi di antara dua pasien.
b. kontak
tidak langsung(Indirect contact):
kontak dengan kondisi orang yang lemah melalui peralatan yang terkontaminasi,
seperti peralatan instrument yang terkontaminasi : jarum, alat dressing, tangan
yang terkontaminasi tidak dicuci, dan sarung tangan tidak diganti di antara
pasien.
2. Pada
tahun 1950-an oleh semelweis infeksi
nosokomial ditemukan. Infeksi nosokomial sangat berhubungan dengan infeksi lain
misalnya, infeksi saluran kemih, diare dan lain-lain. Disini mungkin mereka
berhubungan karena ketahanan tubuh, imunologi, fisik. infeksi nosokomial berhubungan
dengan infeksi lain karena dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. Faktor
endogen adalah faktor yang ada didalam tubuh penderita sendiri antara lain
umur, jenis kelamin, daya tahan tubuh dan kondisi lokal. Faktor eksogen adalah
faktor dari luar tubuh penderita berupa lamanya penderita dirawat, kelompok
yang merawat, lingkungan, peralatan tehnis medis yang dilakukan dan adanya
benda asing dalam tubuh penderita yang berhubungan dengan udara luar.
3. Ia
bakteri dan virus berhubungan dengan infeksi nosokomial karena mereka merupakan
sumber penyebab terjadinya infeksi nosokomial tersebut.selain virus dan bakteri
masih ada lagi sumber infeksi nosokomial yaitu parasit, jamur dan
mikroorganisme. Mikroorganisme
penyebab infeksi disebabkan oleh perubahan resistensi inang dan modifikasi
mikrobiota inang, bila ketahanan tubuh pasien rendah akibat luka berat,
operasi,maka pathogen dapat berkembang biak dan menyebabkan sakit.
Tempat Infeksi
|
Bakteri
|
Sal. Cerna
|
e. coli, salmonella, shigella compylobacter
|
Sal. pernapasan atas
|
h. influenzae, s. pyogenes, s. pneumoniae
|
Sal. pernapasan bawah
|
s.
pneumoniae, p. aeroginosa, k. pneumoniae, l. Pneumophila
|
Septikemi
|
e. coli, p. aeroginosa, s. Auerus
|
Luka bakar
|
p. aeroginosa, e. coli, s. aureus pyogenes
|
Luka
|
s. aureus, s.
epidermidis, klebsiella bacteroides, p. mirabilis marcescens
|
Sal. Kemih
|
e. coli, p.
aeruginosa, proteus aerogenes, s. marcescens, klebsiella, s. Faecalis
|
4. Rute
penyebaran infeksi nosokomial yaitu :
Penjelasan
:
a. Adanya mikroorganisme (Agent) yang
infeksius mikroba penyebab infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur maupun
parasit. Penyebab utama infeksi nosokomial biasanya bakteri dan virus dan
kadang-kadang jamur dan jarang oleh parasit. Peranannya dalam infeksi
nosokomial tergantung antara lain dari patogenesis atau virulensi dan
jumlahnya.
b. Adanya portal of exit atau pintu
keluar. Portal of exit mikroba dari manusia biasanya melalui satu tempat,
meskipun dapat juga dari beberapa tempat. Portal of exit yang utama adalah
saluran pernapasan, daluran cerna dan saluran urogenitalia.
c. Adanya porta of entry atau Pintu
masuk tempat masuknya kuman dapat melalui kulit, dinding mukosa, saluran cerna,
saluran pernafasan dan saluran urogenitalia. Mikroba yang terinfesius dapat
masuk ke saluran ceran melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
seperti: E.coli, Shigella. Mikroba penyebab rubella dan toxoplasmosis dapat
masuk ke host melalui placenta.
d. Terdapatnya cara penularan.
Penularan atau transmission adalah perpindahan mikroba dari source ke host.
Penyebaran dapat melalui kontak, lewat udara dan vektor. Cara penularan yang
paling sering terjadi pada infeksi nosokomial adalah dengan cara kontak. Pada
cara ini terdapat kontak antara korban dengan sumber infeksi baik secara
langsung, tidak langsung maupun secara droplet infection.
e. Penderita (host) yang rentan.
Masuknya kuman kedalam tubuh penderita tidak selalu menyebabkan infeksi. Respon
penderita terhadap mikroba dapat hanya infeksi subklinis sampai yang terhebat
yaitu infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian. Yang memegang peranan
sangat penting adalah mekanisme pertahanan tubuh hostnya. Mekanisme pertahana
tubuh secara non spesifik antara lain adalah kulit, dinding mukosa dan sekret,
kelenjar-kelenjar tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh yang spesifik timbul secara
alamia atau bantuan , secara alamia timbul karena pernah mendapat penyakit
tertentu, seperti poliomyelitis atau rubella. Imunitas buatan dapat timbul
secara aktif karena mendapat vaksin dan pasif karena pemberian imuneglobulin
(Serum yang mengandung antibodi). Lingkungan sangat mempengaruhi rantai infeksi
sebagai contoh tindakan pembedahan di kamar operasi akan lebih kecil
kemungkinan mendapatkan infeksi luka operasi dari pada dilakukan ditempat lain.
Rute
penyebaran Infeksi nosokomial dari dalam tubuh yaitu :
Penyebaran
infeksi nosokomial dari dalam tubuh misalnya pada saatseorang yang ada di rumah
sakit yaitu infeksi pemasangan infuse. Saat pemasangan infuse di tangan pasien
menggunakan jarum, mngkin jarum tersebut tidak steril sehingga itu
mengakibatkan awal terjadinya infeksi. Rute nya :
·
Cairan
infus masuk ke jaringan sekitar insersi kanula
·
Kemudian
mengalami Penyumbatan
·
Kemudian
mengalamipembengkakan, kemerahan dan nyeri sepanjang vena
·
Terdapat
pembengkakan di sepanjang pembuluh vena yang menghambat aliran infuse
·
Bila
sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari bagian kanula yang ada dalam pembuluh
darah
·
kuman
menyebar hematogen dari kanul
·
akibatnya
mikroorganisme masuk kedalam tubuh
5.
Ruang
Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit
menular, isolasi menggambarkan pemisahan
penderita atau pemisahan orang atau binatang yang terinfeksi selama masa
inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya penularan baik
langsung maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang rentan.Sebaliknya,
karantina adalah tindakan yang dilakukan untuk membatasi ruang gerak orang yang
sehat yang di duga telah kontak dengan penderita penyakit menular tertentu. Disini sangat berguna ruang isolasi dalam penyembuhan infeksi
nosokomisl. Karena tempat dimana untuk memisahkan orang yang terkena infeksi
nosokomial , maka diperlukan tempat khusus untuk penyebuhan infeksi
tersebut. Misalnya pada orang yang
terkena infeksi nosokomial yaitu infeksi pada saat operasi.
6. Faktor Penyebab Perkembangan Infeksi
Nosokomial
1. Agen
Infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam
mikroorganisme selama ia rawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan
berbagai macam mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena
banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial.
Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada :
a. Karakteristik mikroorganisme,
b. Resistensi terhadap zat-zat
antibiotika,
c. Tingkat virulensi,
d. Banyaknya materi infeksius.
Semua
mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan
infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang
didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal
dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi
di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit
yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang
tidak steril.Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan
disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang
sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal.
1)
Bakteri
Bakteri
dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.Keberadaan
bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri
patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia
tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme.Contohnya
Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan
menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik.Contohnya :
·
Anaerobik
Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangrene
·
Bakteri
gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung
dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan infeksi pembuluh
darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
·
Bakteri
gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli, Proteus,
Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan
penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan dan pasien yang
dirawat. Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua
infeksi di rumah sakit.
·
Serratia
marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan, paru, dan
peritoneum.
2)
Virus
Banyak
kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus, termasuk
virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari transfusi, dialisis,
suntikan dan endoskopi.Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan
enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute
faecal-oral.Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan
transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme
lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit
kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial
adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan
varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.
3)
Parasit
dan Jamur
Beberapa
parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang dewasa
maupun anak-anak.Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat
antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida
albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.
2.
Respon dan toleransi tubuh pasien
Faktor terpenting
yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh pasien dalam hal ini
adalah :
§ Umur
§ status imunitas penderita
§ penyakit yang diderita
§ Obesitas dan malnutrisi
§ Orang yang menggunakan obat-obatan
immunosupresan dan steroid
§ Intervensi yang dilakukan pada tubuh
untuk melakukan diagnosa dan terapi.
Usia muda dan
usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap infeksi kondisi
ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor,
anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan AIDS.
Keadaan-keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi dari
kuman yang semula bersifat opportunistik. Obat-obatan yang bersifat immunosupresif
dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi.Banyaknya prosedur
pemeriksaan penunjang dan terapi seperti biopsi, endoskopi, kateterisasi,
intubasi dan tindakan pembedahan juga meningkatkan resiko infeksi.
3. Resiko
terjadinya infeksi nosokomial pada pasien
a. Resiko infeksi Tipe pasien
b. Minimal Tidak immunocompromised,
tidak ditemukan terpapar suatu penyakit
c. Sedang Pasien yang terinfeksi dan
dengan beberapa faktor resko, Berat Pasien dengan immunocompromised berat, 5
µm. Contohnya bacterial meningitis, dan diphtheria memerlukan hal sebagai
berikut; Ruangan tersendiri untuk tiap pasiennya. Masker untuk petugas
kesehatan. Pembatasan area bagi pasien; pasien harus memakai masker jika
meninggalkan ruangan.
4. Infection
by direct or indirect contact
Infeksi yang terjadi karena kontak
secara langsung atau tidak langsung dengan penyebab infeksi.Penularan infeksi
ini dapat melalui tangan, kulit dan baju, seperti golongan staphylococcus
aureus.Dapat juga melalui cairan yang diberikan intravena dan jarum suntik,
hepatitis dan HIV.Peralatan dan instrumen kedokteran. Makanan yang tidak
steril, tidak dimasak dan diambil menggunakan tangan yang menyebabkan
terjadinya cross infection.
5. Resistensi
Antibiotika
Resistensi adalah mekanisme tubuh
yang secara keseluruhan membuat rintangan untuk berkembangnya penyerangan atau
pembiakan agent menular atau kerusakan oleh racun yang dihasilkannya.
Resistensi
antibiotika timbul bila suatu antibiotika kehilangan kemampuannya untuk secara
efektif mengendalikan atau membasmi pertumbuhan bakter; dengan kata lain
bakteri mengalami “resistensi” dan terus berkembangbiak meskipun telah
diberikan antibiotika dalam jumlah yang cukup untuk pengobatan.
Seiring dengan penemuan dan penggunaan
antibiotika penicillin antara tahun 1950-1970 ditemukan oleh Alexander flaming
(scotlandia) , banyak penyakit yang serius dan fatal ketika itu dapat diterapi
dan disembuhkan. Bagaimana pun juga, keberhasilan ini menyebabkan penggunaan
berlebihan dan pengunsalahan dari antibiotika.Banyak mikroorganisme yang kini
menjadi lebih resisten.Meningkatnya resistensi bakteri dapat meningkatkan angka
mortalitas terutama terhadap pasien yang immunocompromised.Resitensi dari
bakteri di transmisikan antar pasien dan faktor resistensinya di pindahkan
antara bakteri. Penggunaan antibiotika yang terus-menerus ini justru
meningkatkan multipikasi dan penyebaran strain yang resistan. Penyebab utamanya
karena:
·
Penggunaan
antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol
·
Dosis
antibiotika yang tidak optimal
·
Terapi
dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat
·
Kesalahan
diagnosa
Banyaknya pasien
yang mendapat obat antibiotika dan perubahan dari gen yang resisten terhadap
antibiotika, mengakibatkan timbulnya multiresistensi kuman terhadap obat-obatan
tersebut. Penggunaan antibiotika secara besar-besaran untuk terapi dan
profilaksis adalah faktor utama terjadinya resistensi. Banyak strains dari
pneumococci,staphylococci, enterococci, dan tuberculosis telah resisten
terhadap banyak antibiotikaa, begitu juga klebsiella dan pseudomonas aeruginosa
juga telah bersifat multiresisten. Keadaan ini sangat nyata terjadi terutama di
negara-negara berkembang dimana antibiotika lini kedua belum ada atau tidak
tersedia.Infeksi nosokomial sangat mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas
di rumah sakit, dan menjadi sangat penting karena:
·
Meningkatnya
jumlah penderita yang dirawat
·
Seringnya
imunitas tubuh melemah karena sakit, pengobatan atau umur
·
Mikororganisme
yang baru (mutasi)
·
Meningkatnya
resistensi bakteri terhadap antibiotika
6. Faktor
alat
Dari suatu penelitian klinis,
infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi dari kateter urin, infeksi jarum
infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan
septikemia.Pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak
diganti-ganti.Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan
terapi infus.Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis,
fisis dan kimiawi. Komplikasi tersebut berupa:
·
Ekstravasasi infiltrat: cairan infus masuk ke jaringan
sekitar insersi kanula
·
Penyumbatan: Infus tidak berfungsi sebagaimana
mestinya tanpa dapat dideteksi adanya gangguan lain
·
Flebitis : Terdapat pembengkakan, kemerahan
dan nyeri sepanjang vena
·
Trombosis :Terdapat pembengkakan di sepanjang
pembuluh vena yang menghambat aliran infuse
·
Kolonisasi kanul :
Bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari bagian kanula yang ada dalam
pembuluh darah
·
Septikemia :
Bila kuman menyebar hematogen dari kanul
·
Supurasi :
Bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul
Beberapa faktor
dibawah ini berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intravena yaitu:
jenis kateter, ukuran kateter, pemasangan melalui venaseksi, kateter yang
terpasang lebih dari 72 jam, kateter yang dipasang pada tungkai bawah, tidak
mengindahkan pronsip anti sepsis, cairan infus yang hipertonik dan darah
transfusi karena merupakan media pertumbuhan mikroorganisme, peralatan tambahan
pada tempat infus untuk pengaturan tetes obat, manipulasi terlalu sering pada
kanula. Kolonisasi kuman pada ujung kateter merupakan awal infeksi tempat infus
dan bakteremia.
Saya Ratu Chahaya dari Gang plamboyan 1 kec kembangan, Jakarta barat, Indonesia, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan-rekan saya orang INDONESIA yang telah berkeliling mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati, saya menghabiskan hampir 12 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
ReplyDeleteSatu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah PERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON. Saya mendapat pinjaman Bisnis online saya sebesar Rp50.000.000 juta dari mereka.
Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong; Tapi PERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON memberi saya impian dan kebahagiaan saya kembali.
Situs web: www.rikaandersonloancompany.com
Email: Rikaandersonloancompany@gmail.com
Email: support@rikaandersonloancompany.com
www.wasap.my/+19295260086/RikaAndersonloancompany
Whatsapp: +1(929)526-0086
WA: +6285854125084
Email pribadi saya sendiri: queenchahaya@gmail.com.
Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda mau. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan saya untuk saran. Hati-hati
Nama saya Vania hilman dari Malaysia dan saat ini saya tinggal di Dubai. Seorang ibu tunggal dengan 2 anak. Saya berdoa dan memikirkan kesaksian di internet minggu ini dengan nama RIKA ANDERSON LOAN COMPANY. Ibu Rika membantu saya dengan $60,000 USD.
ReplyDeletePERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON
Situs web: www.rikaandersonloancompany.com
Email: support@rikaandersonloancompany.com
Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
Whatsapp: +1(929)526-0086
Saya sangat membutuhkan mereka, pada awalnya saya tidak pernah mempercayai mereka, tetapi setelah memenuhi tuntutan mereka, saya mendapatkan pinjaman saya. Hari ini saya membayar hutang saya dan saya juga bangga dengan apartemen saya sendiri. Ibu dan dua teman saya memanfaatkan tawaran ini, dan saya juga ingin seluruh negeri memanfaatkan tawaran murah hati ini. Ini email pribadi saya vaniahilmanaki@gmail.com.
Pemberi kesaksian: Vania hilman
Negara Saat Ini: Dubai (UEA)
Jumlah Pinjaman: $60,000
email: vaniahilmanaki@gmail.com