MAKALAH
psikologi
“hubungan psikologi dengan ilmu lainnya”
Dosen
Pengampu : Syarif lovedly, Spsi
DISUSUN OLEH :
Nama : Ani
Romaningsih
NIM : 12127211
0009
Kelas : A Reguler
Semester : 1
(Satu)
YAYASAN
HAJI SOEHELLY QARY
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
PRODI
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN
AJARAN 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada
Allah Swt, karena atas berkat dan limpahan rahmatnya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.
Makalah yang tersusun ini akan membahas tentang “Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu lainnya”. Makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak dan juga bapak dosen pengampu yaitu Syarif lovedly, S.psi yang mengajar bidang studi ini sebab tanpa proses belajar dan mengajar tidak akan ada makalah yang tersusun ini.
Makalah yang tersusun ini akan membahas tentang “Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu lainnya”. Makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak dan juga bapak dosen pengampu yaitu Syarif lovedly, S.psi yang mengajar bidang studi ini sebab tanpa proses belajar dan mengajar tidak akan ada makalah yang tersusun ini.
Demikian makalah kami ,semoga
makalah ini betul-betul bermanfaat bagi kita semua, penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami dengan senang hati
menerima kritik dan sarannya yang dimaksud untuk menyempurnakan makalah ini.
Bangko,12
Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR
ISI………………………
.……………………………………………….ii
BAB
1 Pendahuluan
1. Latar
belakang ……………………………………………………………………1
2. Rumusan
masalah…………………………………………………………………2
3. Tujuan
…………………………………………………………………………….2
4. Sistematika
Penulisan……………………………………………………………..2
BAB II Pembahasan
1. Hubungan
psikologi dengan ilmu lain……………………………………………3
BAB III Penutup
1. Kesimpulan……………………………………………………………………….14
2. Saran…………………………………………...…………………………………14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULAN
A. latar belakang
Psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang
ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan
bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi
berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa
manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa itu merupakan pengertian yang
abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan
jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “jiwa yang memateri” atau gejala
“jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala
aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu,
psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
Psikologi sebagai ilmu yang
meneropong atau mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu psikologi
mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang
keadaan manusia. Hal ini akan memberi gambaran bahwa manusia sebagai makhluk
hidup tidak hanya dipelajari oleh psikologi saja, tetapi juga dipelajari oleh ilmu-ilmu
lain.
Psikologi dengan ilmu lain sangat
berkaitan dan bersifat timbal-balik. Perilaku manusia tidak hanya dipelajari
oleh psikologi, tetapi juga oleh Antropologi, Kedokteran, Sosiologi, manajemen
dan beberapa cabang Linguistik. Semua ini. Yang membedakan Psikologi dari
ilmu-ilmu prilaku lain adalah bahwa psikologi lebih menaruh perhatian pada
perilaku manusia sebagai individu, sedang antropologi, sosiologi dan manajemen
lebih pada perilaku manusia sebagai kelompok. Kedokteran memang menaruh perhatian
pada perilaku individu, tetapi lebih menekan gejala-gejala fisik dan Psikologi
lebih pada gejala-gejala mental.
Psikologi juga dipandang sebagai
Ilmu Biososial karena baik aspek-aspek sosial perilaku organisme maupun
aspek-aspek Fisiologis atau Biologis terjadinya perilaku mendapat perhatian
yang sama besarnya.
Sejak awal perkembangannya Psikologi
banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. Telah diakui bahwa psikologi berinduk
kepada Filsafat, khususnya filsafat mental. Namun dalam perkembangan
selanjutnya ilmu-ilmu (Beta) seperti Fisika, Kimia dan Biologi memberikan andil
yang cukup besar baik dalam aspek metodologi maupun topik-topik kajian.
B. Rumusan masalah
Apa saja hubungan timbale balik antara psikologi dengan ilmu
lain ?
C. Tujuan
Tujuan
penulis dalam menyusun makalah ini :
a. Memenuhi
tugas dari pelajaran Psikologi semester 1 STIKES MERANGIN
b. Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang hubungan psikologi dengan ilmu lainnya
D. Sistematika penulisan
a.
Bab
I merupakan bab pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, dan sistematika penulisan.
b.
Bab
II merupakan bab pembahasan tentang masalah yang ada
c.
Bab
III merupakan bab yang berisi kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan psikologi dengan ilmu lain
Hakikat ilmu sebenarnya dari satu
sumber, kemudian untuk memperdalam bahasanya dibagilah ilmu-ilmu tersebut.
Namun, pembagian itu tidak boleh dikatakan sebagai dikotomi antar ilmu
pengetahuan. bahkan, untuk menguatkan dan mendukung serta menopang ilmu-ilmu
untuk digunakan kepada kebaikan manusia.
Berikut dijelaskan hubungan ilmu psikologi dengan
ilmu-ilmu lain. saling lengkap-melengkapi dan saling mendukung. Bukan
sebaliknya, saling dikotomis dan menghancurkan.
1.
Hubungan Psikologi dengan filsafat
Pada awalnya ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu filsafat
, tetapi kemudian memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yg mandiri .
Meskipun psikologi memisahkan diri dari filsafat , namun psikologi masih tetap
mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek
yang sama yaitu manusia sebagai makhluk hidup . Namun berbeda dalam
pengkajiannya .
Dalam ilmu psikologi, yang dipelajari dari manusia adalah
mengenai jiwa / mental, tetapi tidak dipelajari secara langsung karena bersifat
abstrak dan membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental
tersebut, yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya.Sedangkan dalam ilmu
filsafat yang dibicarakan adalah mengenai hakikat dan kodrat manusia serta
tujuan hidup manusia . Sehingga ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu
hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi antara keduanya.
2.
Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan,
semua benda yang hidup menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang
tergabung didalamnya. Baik psikologi dan biologi sama-sama membicarakan
manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang
berlainan, namun dari segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik
pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan.
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama
dipelajari oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari
segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang
turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain.
Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang
sifat, intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita
mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi.
3.
Hubungan Psikologi dengan Ilmu
Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan psikologi. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan
alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi
contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode
ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya
sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah
mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi
merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun pada
akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam
lapangan psikologi.
Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan
alam berobyekkan pada benda-benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada
manusia hidup, sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang
dan dapat berubah setiap saat. Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi
menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat
kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi
sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan
kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan
demikian akan terjadi hubungan timbal balik.
4.
Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
manusia, mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Obyek dari sosiologi
adalah adalah manusia. Sehingga antara psikologi dengan sosiologi sangat
berhubungan. Dan tidak mengherankan jika suatu waktu ada titik pertemuan dalam
meninjau manusia, misalnya soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang penting
adalah hidup bermasyarakat.
Sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah laku sebagai
manifestasi hidup kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang membat
manusia bertingkah laku/berbuat. Psikologi dengan sosiologi mempunyai analisis
kemasyarakatan yakni menggunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan
perilaku sosial. Salah satu contohnya dalam hal pergaulan hidup yang terdiri
dari beberapa golongan seperti suku bangsa, keluarga, perhimpunan, kelas, dll.
Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik
pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kepribadian. Pendekatan
psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara
pendekatan psikologi dengan sosiologi adalah mengidentifikasikan respon dari
sebagian besar orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi
respon tersebut.
Psikologi dengan sosiologi lebih berpusat pada usaha
memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Dan
mempelajari perasaan subyektif yang biasa muncul dalam situasi sosial tertentu,
dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku seseorang. Sebagai contoh,
salah satu prinsip dasar psikologi dengan sosiologi adalah bahwa situasi frustasi
akan membuat orang marah, yang kemungkinan besar timbulnya mereka melakukan
perilaku agresi, yang merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya
kejahatan. Dan kita semua menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak dapat
terlepas dari keadaan sekitar, sehingga tidaklah sempurna jika meninjau manusia
berdiri sendiri dan terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.
5.
Hubungan Psikologi dengan
Paedagodiek
Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
oleh karena mempunyai hubungan timbal balik . Paedogiek sebagai ilmu ilmu yang
bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari lahir sampai mati
tidak akan sukses, bilamana tidak dapat mendasarkan diri kepada psikologi, yang
tugasnya memang memang menunjukkan perkembangan hidup manusia sepanjang masa,
bahkan ciri dan wataknya serta kepribadiannya pun ditunjjukkan oleh psikologi.
6.
Hubungan Psikologi dengan Agama
Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang berhubungan
erat. Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia dengan dasar-dasar
yang disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi. Tanpa dasar,
agama akan sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama mengajarkan
tentang bagaimana agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang
patuh dan taat pada ajaran agama. Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur
paedagogis yang merupakan essensi pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh
tuhan kepada manusia. Unsur paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia
kecuali bila disampaikan sesuai petunjuk psikologis.
Setiap orang dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya dan
dapat meneliti keberagaman orang lain. Makna agama dalam psikologis pasti
berbeda-beda pada tiap orang. Bagi sebagian orang, agama adalah ritual ibadah,
seperti sholat dan puasa. Bagi agama lain adalah pengabdian kepada sesama
makhluk atau pengorbanan untuk suatu keyakinan.
Hubungan psikologi dengan agama mempelajari psikis manusia
dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran agama dan
pengalaman agama. Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat dikaji dengan
intropeksi. Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang hadir dalam
keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir. Jadi
obyek studinya dapat berupa gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan
tingkah laku keagamaan dan proses hubungan antara psikis manusia dengan tingkah
laku keagamaan.
Antara psikologi dengan agama tidak bermaksud untuk
melakukan penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk
memahami dan melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam
pikiran, perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu.
Contoh bahwa psikologi dengan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan
bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-norma agama dipandang
dosa.
Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa
dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah. Psikologi memandang
bahwa orang yang berdosa telah menghukum dirinya sendiri karena berbuat
pelanggaran. Jiwa mereka tertekan dan dihantui perasaan bersalah. Dan bila yang
bersangkutan tidak dapat mensublimasikan perasaannya, akan mengakibatkan
semacam penyakit jiwa yang merugikan dirinya sendiri. Dalam hal demikian itulah
penuduk agama sangat diperlukan untuk memberikan jalan sublimatif serta
katharisasi mengingat hubungan antara keduanya.
7. Hubungan psikologi sosial dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan
bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan
sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu
dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya
sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui
aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku
manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan
dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki
perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari
aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial
misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan
suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis,
seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas
tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari
psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.
Sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan
yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku
sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok.
Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub
sepakbola), atau luas (suatu masyarakat). Sementara bidang studi lain dari
psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi
kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan
masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah
mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan
orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi
respon tersebut.
Dengan memperbandingkan ketiga pendekatan tersebut dan
dengan menggunakan contoh yang spesifik, dapat dilakukan untuk
menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung
menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan
kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat.
Untuk membuktikan kesimpulan ini, pndekatan ini menunjukkan beberapa fakta
tertentu yaitu orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan.
Kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit;
kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi
ekonomi membaik.
Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang
lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan
kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang
unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan
sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain
dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada
latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu?. Disiplin
apakah yang diterapkan orang tuanya?. Mungkin orang tua yang kasar cenderung
menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan
membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal.
Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama
orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang
unik.
Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha
memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi.
Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam
situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku.
Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan
atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah
satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat
orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya perilaku agresi. Akibat
situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai
sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa
perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan
mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya,
orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka
ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidak dapat membeli apa yang mereka
inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi
ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal.
Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan
subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi
perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan,
yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif. Pada dasarnya psikologi
sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lainnya, dimana psikologi sosial
merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya.
8.
Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Filsafat
adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu,
filsafat juga mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan
antara jiwa dan Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya.Filsafat adalah
hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan
sedalam-dalamny Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami
manusia Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan
filasafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tida
mempertimbangkan hasil psikolog .
Pada awalnya ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu filsafat
, tetapi kemudian memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yg mandiri .
Meskipun psikologi memisahkan diri dari filsafat , namau psikologi masih tetap
mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek
yang sama yaitu manusia sebagai makhluk hidup . Namun berbeda dalam
pengkajiannya . Dalam ilmu psikologi , yang dipelajari dari manusia adalah
mengenai jiwa / mental , tetapi tidak dipelajari scr langsung karena bersifat
abstrak dan membatasi pd manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tsb ,
yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya . Sedangkan dalam ilmu
filsafat yang dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat manusia serta tujuan
hidup manusia . Sehingga ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu hubungan
yang timbal balik dan saling melengkapi antara keduanya.
Dalam berbagai literatur disebutkan, sebelum menjadi ilmu
mandiri, psikologi memiliki akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan filsafat
yang hingga kini masih tampak pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran psikologi
berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh organ-organ
biologis, adapun dalm filsafat yang sebenarnya ibu kandung psikologi berperan
serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal,
kehendak dan pengetahuan.
9.
Hubungan Psikologi dengan Biologi
Mempelajari
benda-benda hidup, sedangkan psikologi mempelajari dan meneliti tingkah laku
manusia (benda hidup) dalam hubunganya dengan lingkungan Objek Formal Psikologi
: tingkah laku manusia Biologi : fisik Psikologi ilmu subjektif. Mempelajari
penginderaan dan persepsi manusia,menganggap manusia sebagai subjek (pelaku)
Psikologi mempelajari nilai yang berkembang dari persepsi subjek. Psikologi
mempelajari perilaku secara ‘molar’ (perilaku penyesuaian diri secara
menyeluruh Biologi ilmu Objektif Mempelajari manusia sebagai jasad/objek
Mempelajari fakta yang diperoleh dari penelitian terhadap jasad manusia
Mempelajari perilaku manusia secara molekular. Mempelajari molekul-molekul dari
perilaku berupa gerakan,refleks, proses ketubuhan..dsb.
Biologi
sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang hidup menjadi
obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya. Baik
psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing
ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu
kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari
perihal proses-proses kejiwaan. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa
disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut,
misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan
dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi
lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat,
intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari
psikologi tanpa mempelajari biologi.
10. Hubungan
Psikologi dan Ilmu Komunikasi
Banyak disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikas
Dalam perkembangannya ilmu komunikasi melakukan “perkawinan’ dengan berbagai
ilmu lai Subdisiplin : komunikasi politik, sosiologi komunikasi masa, psikologi
komunikas Psikologi komunikasi : ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan
mengndalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.
11. Hubungan
Psikologi dengan Ilmu-Ilmu keguruan
Mendidik
dan mengajar yang berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan keadaan
jiwa anak, dan itu semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu
Pendidikan Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak
lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak
didasarkan pada psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini
melahirkan Psikologi Pendidikan Fireworks.
12. Hubungan
psikologi dengan Fisiologi
Fisiologi
(ilmu tentang tubuh manusia) dapat dihubungkan dengan ilmu psikologi untuk
memperoleh kejelasan tentang bagaimana sebenarnya proses tingkah laku.
13. Hubungan Psikologi dengan Ilmu
Pendidikan
Psikologi
dan ilmu pendidikan tidak dpat dipisahkan satu sama lain karena mempunyai
hubungan timbal balik.Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan
memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir hingga mati.Pendidikan tidak
berhasil tanpa didasarkan pada psikologi perkembangan.Demikian pula watak dan
kepribadian seseorang ditunjukan oleh psikologi. Karena hubungannya yang begitu
erat maka lahirlah subdisiplin psikologi pendidikan ( educational psychology).
Ilmu pendidikan
sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir
sampai mati, pendidikan tidak akan pernah berhasil dengan baik bila tidak
berdasarkan kepada psikologi perkembangan, demikian pula watak dan kepribadian
seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Rober (1988) menyebut psikologi
pendidikan sebagai subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan
masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut ;
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar
dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaruan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan
kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan
interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyelenggaraan pendidikan keguruan
14. Hubungan Psikologi dengan Ilmu
politik
Psikologi
mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu politik karena psikologi berguna atau
berperan dalam bidang politik yaitu menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada
umumnya dan dari golongan tertentu pada khususnya bahkan juga dari oknum
tertentu.
Psikologi
merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang polotik, “massa
psikologi penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada
umumnya, golongan tertentu pada khususnya. Psikologi sosial dapat menjelaskan
bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah
laku yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat.
15. Hubungan Psikologi dengan
Antropologi
Bantuan
psikologi terhadap antropologi sangatlah besar,sehingga dalam perkembangannya
yang terakhir ,lahir suatau sub ilmu atau spesialisasi dari antropologi yaitu
etnopsikologi atau antropologi psikologikal atau juga kebudayaan dan
kepribadian.Selain itu hubungan psikologi dengan antropologi menghasilkan suatu
cabang antropologi yang lain yaitu anthropology in mental health.
Adapun
antropologi adalah ilmu yang memfokuskan pada perilaku sosial dalam
suprastruktur budaya tertentu. Psikologi Sosial mempelajari perilaku
individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang
sosialnya. Perbedaan psikologi sosial dengan sosiologi adalah fokus
studinya. Fokus perhatian studi psikologi sosial adalah perilaku
Individu sedangkan sosiologi fokus pada sistem dan struktur sosial yang
dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu atau lebih
memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.
Tiga
masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi adalah kepribadian bangsa,
peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal.
Dalam persoalan ‘kepribadian bangsa’ sesudah perang Dunia ke-1
menunjukkan bahwa hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah
terhadap kepribadian bangsa jajahan. Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an
adalah antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan
anak-anak, masa itu dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang
khas dalam suatu masyarakat. Hampir semua penelitian yang mendalami
“kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak
berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa
kanak-kanak. Misalnya orang jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan
kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa
kanak-kanak perkembangannya. Saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan
lagi.
Dalam
perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan,
berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian
setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai
meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan
pengasuhan anak yang beragam. Kebudayaan tertentu menghasilkan
karakteristik psikologi tertentu dan menimbulkan ciri budaya lainnya.
Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam antropologi budaya adalah bahwa
dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan anak,
kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari
faktor psikologis dan prosesnya. Anthropology in mental health,
memfokuskan diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/ gangguan
mental pada diri individu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hakikat ilmu sebenarnya dari satu
sumber, kemudian untuk memperdalam bahasanya dibagilah ilmuilmu tersebut.
Namun, pembagian itu tidak boleh dikatakan sebagai dikotomi antar ilmu
pengetahuan. bahkan, untuk menguatkan dan mendukung serta menopang ilmu-ilmu
untuk digunakan kepada kebaikan manusia.
Psikologi dengan ilmu lain sangat
berkaitan dan bersifat timbal-balik. Perilaku manusia tidak hanya dipelajari oleh
psikologi, tetapi juga oleh Antropologi, Kedokteran, Sosiologi, manajemen dan
beberapa cabang Linguistik. Semua ini. Yang membedakan Psikologi dari ilmu-ilmu
prilaku lain adalah bahwa psikologi lebih menaruh perhatian pada perilaku
manusia sebagai individu, sedang antropologi, sosiologi dan manajemen lebih
pada perilaku manusia sebagai kelompok.
B.
Saran
Saran penulis sesuai dengan judul
makalah ini yaitu: Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami
mengenai hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya agar tidak terjadi
kerancauan.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Alex
Sobur, M.Si,2003, Psikologi Umum, Pustaka setia, Bandung
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/apa-itu-psikologi/
http://aryjanoe10.blogspot.com/2010/04/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-yang.html
http://imtaq.com/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-lain/
http://aryjanoe10.blogspot.com/2010/04/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-yang.html
http://imtaq.com/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-lain/
No comments:
Post a Comment