BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagai
warga Negara Indonesia yang baik sekaligus mahasiswa Universitas Gunadarma,
sangat penting untuk memahami ciri khas bangsa yang diwarisi dari para pahlawan
dan pejuang dahulu kala memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ciri khas
bangsa Indonesia salah satunya adalah gotong royong, kita mengetahui bahwa
modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks,
hal ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan
kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan
semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan
terpengaruh oleh kebudayaan asaing yang lebih mementingkan individualisme.
Dalam kehidupan ekonomi misalnya,
yang semula bangsa Indonesia berdasarkan pertanian, setelah masuknya masa
industrialisasi, semangat gotong royong masyarakat berkurang, hal ini
disebabkan karena masyarakat sekarang cenderung besifat individualistis,
sehingga ada anggapan umum ” hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang
lain”.
Contoh lain misalnya, beberapa tahun
yang lalu, sekitar awal tahun 2000-an, kita masih bisa melihat masayarakat
pedesaan mempertahankan gotong royong, setidak-tidaknya tiga bulan sekali,
namun seriring berjalannya waktu, dan masuknya budaya barat yang lebih
mendorong masyarakat berkeinginan untuk ketidakmauan meninggalkan masalah
perekonomian setelah masuknya masa industrialisasi, serta kesibukan masyarakat
dengan menomorsatukan kepentingan pribadinya, lambat laun budaya gotong royong
menipis.
Perhatikan masa sekarang, ditahun
2012 ini, kita sudah jarang menemukan masyarakat yang mau bergotong royong,
mungkin masih ada dibeberapa daerah yang masih dapat mempertahankan budaya
gotong royong, tapi sebagian besar masyarakat Indonesia ditahun 2012 ini sudah
menjadi masyarakat yang individualis, dan kemungkinan besar beberapa tahun yang
akan datang, tradisi goong royong akan punah dengan masuknya masa yang lebih
dari masa modernisasi dan globalisasi. Dan ada kemungkinan tradisi/budaya
Indonesa tertutup oleh budaya barat dan buda asing lainnya.
Tradisi gotong royong yang menipis
ini, termasuk dalam teori evolusi (evolutionary theory), seperti pendapat Emile
Durkheim (1858-1917) bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian
masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat Ferdinand
Tonnies (1963) bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang
mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif, menjadi tipe masyarakat besar yang
memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonal.
B.
RUMUSAN MASALAH
a.
Definisi Sikap Gotong royong
b.
Kekeluargaan dan Kegotongroyongan
c.
Prinsip kekeluargaan dan Kegotongroyongan
d.
Azas Kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan
sehari-hari
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memperluas
informasi mengenai gotong royong sebagai alat pemersatu bangsa.
b. Mengasah kemampuan
penulisan ilmiah
c. Mengajak masyarakat
memahami manfaat dari gotong royong
d. Memperbanyak ilmu
tentang sistem masyarakat Indonesia
e. Menghidupkan
kembali semangat nasionalisme
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Sikap Gotong royong
Gotong
royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah,
pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong
menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen.
Sikap gotong royong adalah bekerja
bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati
hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang
dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas
kemampuannya masing-masing.
B.
Kekeluargaan
dan Kegotongroyongan
Sifat gotong
royong dan kekeluargaan di daerah pedesaan lebih menonjol dalam polakehidupan
mereka, seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, atau membangun/ emperbaiki
rumah.Sedangkan di daerah perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan
kerja bakti di RT/RW, di sekolah dan bahkan di kantor-kantor, misalnya pada
saat memperingati ari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa
imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbullah rasa
kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong sehingga dapat terbina rasa kesatuan
dan persatuan Nasional.
Coba Kita berikan contoh gotong
royong yang pernah Kita lakukan di lingkungankeluarga Kita!
Semangat gotong royong didorong oleh
suatu pkitangan yaitu:
a. bahwa manusia tidak hidup sendiri
melainkan hidup bersama dengan orang lain atau lingkungan sosial;
b. pada dasarnya manusia itu tergantung
pada manusia lainnya;
c. manusia perlu menjaga hubungan baik
dengan sesamanya; dan
d. manusia perlu menyesuaikan dirinya
dengan anggota masyarakat yang lain.
Dari kita
inilah timbul suatu kesadaran bahwa kita tidak boleh hanya mementingkan diri
sendiri atau kelompok sendiri. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan suatu
kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.
C.
Prinsip
kekeluargaan dan Kegotongroyongan
Prinsip
kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi adalah prinsip
kehidupan ekonomi berdasarkan azas kerjasama atau usaha bersama. Hal ini
berarti dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling
membantu dalam suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama
secara adil (adil dalam kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip
kegotongroyongan dan kekeluargaan terlihat dalam pasal 33 UUD 1945).
Silahkan
Kita buka UUD 1945, bagaimana bunyi Pasal 33 tersebut?
Pasal
33 UUD 1945 terdiri dari 3 ayat:
1) Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut
tercantum dasar demokrasi ekonomi produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua
di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran
masyarakat yang diutamakan, bukan orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusun
sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan.
D.
Azas
Kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari
Sekarang
mari kita lihat pengamalan azas gotong royong dalam berbagai kehidupan!
Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan pengabdian dan
kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara,
bergotong royong dalam kebersamaan melakukan suatu pekerjaan. Sikap gotong
royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar
dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata
membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa,
serta selalu diikuti oleh
perubahan
tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Adapun
nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa
Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun syukurlah bahwa
sistem budaya kita dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan benteng
kokoh dalam menghadapi arus perubahan jaman.
Untuk
dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan
perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya bergotong rotong yaitu:
a. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya
dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani.
b. Manusia baru berarti dalam
kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan sesamanya.
c. Manusia sebagai mahluk berbudi luhur
memiliki rasa saling mencintai, mengasihidan tenggang rasa terhadap sesamanya.
d. Dasar keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama,
bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di
akhirat.
e. Usaha yang dilakukan secara gotong
royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1)
Gotong
Royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu yang mencerminkan
adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan.
2)
Pembangunan
nasional berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945 dan GBHN.
3) Hasil pembangunan harus dapat
dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk
peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.
B. Saran
1.
Meningkatkan
sikap persatuan dalam bergaul,
2.
Membiasakan
bergotong royong dalam menyelesaikan masalah
3. Selalu bekerja sama dalam mengatasi
kesulitan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
http://apakabarsidimpuan.com/2011/03/masyarakat-dan-fasilitator-membangkitkan-tradisi-gotong-royong/
No comments:
Post a Comment