Ani Romaningsih: Gotong royong

Saturday, May 2, 2015

Gotong royong



BAB I
 PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik sekaligus mahasiswa Universitas Gunadarma, sangat penting untuk memahami ciri khas bangsa yang diwarisi dari para pahlawan dan pejuang dahulu kala memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ciri khas bangsa Indonesia salah satunya adalah gotong royong, kita mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asaing yang lebih mementingkan individualisme.
Dalam kehidupan ekonomi misalnya, yang semula bangsa Indonesia berdasarkan pertanian, setelah masuknya masa industrialisasi, semangat gotong royong masyarakat berkurang, hal ini disebabkan karena masyarakat sekarang cenderung besifat individualistis, sehingga ada anggapan umum ” hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang lain”.
Contoh lain misalnya, beberapa tahun yang lalu, sekitar awal tahun 2000-an, kita masih bisa melihat masayarakat pedesaan mempertahankan gotong royong, setidak-tidaknya tiga bulan sekali, namun seriring berjalannya waktu, dan masuknya budaya barat yang lebih mendorong masyarakat berkeinginan untuk ketidakmauan meninggalkan masalah perekonomian setelah masuknya masa industrialisasi, serta kesibukan masyarakat dengan menomorsatukan kepentingan pribadinya, lambat laun budaya gotong royong menipis.
Perhatikan masa sekarang, ditahun 2012 ini, kita sudah jarang menemukan masyarakat yang mau bergotong royong, mungkin masih ada dibeberapa daerah yang masih dapat mempertahankan budaya gotong royong, tapi sebagian besar masyarakat Indonesia ditahun 2012 ini sudah menjadi masyarakat yang individualis, dan kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang, tradisi goong royong akan punah dengan masuknya masa yang lebih dari masa modernisasi dan globalisasi. Dan ada kemungkinan tradisi/budaya Indonesa tertutup oleh budaya barat dan buda asing lainnya.
Tradisi gotong royong yang menipis ini, termasuk dalam teori evolusi (evolutionary theory), seperti pendapat Emile Durkheim (1858-1917) bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat Ferdinand Tonnies (1963) bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif, menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonal.

B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Definisi Sikap Gotong royong
b.      Kekeluargaan dan Kegotongroyongan
c.       Prinsip kekeluargaan dan Kegotongroyongan
d.      Azas Kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari

C.    TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Memperluas informasi mengenai gotong royong sebagai alat pemersatu bangsa.
b.      Mengasah kemampuan penulisan ilmiah
c.       Mengajak masyarakat memahami manfaat dari gotong royong
d.      Memperbanyak ilmu tentang sistem masyarakat Indonesia
e.       Menghidupkan kembali semangat nasionalisme



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Sikap Gotong royong
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen.
Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.

B.     Kekeluargaan dan Kegotongroyongan
Sifat gotong royong dan kekeluargaan di daerah pedesaan lebih menonjol dalam polakehidupan mereka, seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, atau membangun/ emperbaiki rumah.Sedangkan di daerah perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di RT/RW, di sekolah dan bahkan di kantor-kantor, misalnya pada saat memperingati ari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbullah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan Nasional.
Coba Kita berikan contoh gotong royong yang pernah Kita lakukan di lingkungankeluarga Kita!



Semangat gotong royong didorong oleh suatu pkitangan yaitu:
a.       bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan orang lain atau lingkungan sosial;
b.      pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia lainnya;
c.       manusia perlu menjaga hubungan baik dengan sesamanya; dan
d.      manusia perlu menyesuaikan dirinya dengan anggota masyarakat yang lain.

Dari kita inilah timbul suatu kesadaran bahwa kita tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri atau kelompok sendiri. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan suatu kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan bersama.

C.    Prinsip kekeluargaan dan Kegotongroyongan
Prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam tata kehidupan ekonomi adalah prinsip kehidupan ekonomi berdasarkan azas kerjasama atau usaha bersama. Hal ini berarti dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil (adil dalam kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip kegotongroyongan dan kekeluargaan terlihat dalam pasal 33 UUD 1945).
Silahkan Kita buka UUD 1945, bagaimana bunyi Pasal 33 tersebut?
Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari 3 ayat:
1)      Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
2)      Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3)      Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut tercantum dasar demokrasi ekonomi produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan.

D.    Azas Kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari
Sekarang mari kita lihat pengamalan azas gotong royong dalam berbagai kehidupan! Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan pengabdian dan kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang mana senantiasa berbicara, bergotong royong dalam kebersamaan melakukan suatu pekerjaan. Sikap gotong royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa, serta selalu diikuti oleh
perubahan tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun syukurlah bahwa sistem budaya kita dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan benteng kokoh dalam menghadapi arus perubahan jaman.
Untuk dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya bergotong rotong yaitu:

a.       Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani.
b.      Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan sesamanya.
c.       Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihidan tenggang rasa terhadap sesamanya.
d.      Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
e.       Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1)      Gotong Royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan.
2)      Pembangunan nasional berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945 dan GBHN.
3)      Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.

B.     Saran
1.      Meningkatkan sikap persatuan dalam bergaul,
2.      Membiasakan bergotong royong dalam menyelesaikan masalah
3.      Selalu bekerja sama dalam mengatasi kesulitan bersama.

DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...