1.
Uraian tentang Millenium
Development Goals (MDGs).
Tujuan Pembangunan MDGs merupakan
paradigma pembangunan global yang disepakati secara internasional oleh 189
negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Milenium PBB bulan September 2000 silam. Majelis Umum PBB kemudian
melegalkannya ke dalam Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor
55/2 tanggal 18 September 2000 Tentang Deklarasi Milenium Perserikatan
Bangsa-Bangsa (A/RES/55/2. United Nations Millennium Declaration). Secara
ringkas, arah pembangunan yang disepakati secara global meliputi:
a.
Menghapuskan kemiskinan
dan kelaparan berat.
b.
Mewujudkan pendidikan
dasar untuk semua orang.
c.
Mempromosikan
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
d.
Menurunkan kematian
anak
e.
Meningkatkan kesehatan
ibu.
f.
Melawan penyebaran HIV
atau AIDS, dan penyakit kronis lainnya yaitu malaria dan tuberkulosa.
g.
Menjamin keberlangsungan
lingkungan.
h.
Mengembangkan kemitraan
global untuk pembangunan.
Indikator MDGs
Delapan tujuan MDGs yang disebutkan di
atas diukur menggunakan indikator-indikator untuk memonitor pencapaian MDGs.
Badan Dunia PBB telah mengeluarkan 18 target dan 51 indikator yang menjadi
panduan berbagai negara untuk mengukur pencapaian MDGs tersebut (UN, 2003).
Namun demikian, tidak semua indikator yang dikeluarkan oleh PBB tersebut dapat
dihasilkan di Indonesia dan mengingat kondisi spesifik yang ada di Indonesia,
diperlukan penyesuaian-penyesuaian dengan mempertimbangkan ketersediaan data.
Pada tingkat nasional, pemerintah
melalui Bappenas setidaknya telah mengeluarkan tiga kali laporan pencapaian
MDGs. Laporan pertama memuat kondisi pencapaian MDGs di Indonesia sampai tahun
2004 dengan mengevaluasi 7 tujuan MDGs yaitu tujuan pertama hingga tujuan ketujuh
(Bappens, 2005). Laporan kedua mengevaluasi kondisi pencapaian MDGs di
Indonesia hingga tahun 2007 untuk kedelapan tujuan MDGs (Bappenas, 2007). Pada
laporan kedua ini dikeluarkan 59 indikator untuk mengukur pencapaian MDGs di
Indonesia. Laporan ketiga memuat kondisi pencapaian MDGs di Indonesia sampai
tahun 2010 dengan mengevaluasi 8 tujuan MDGs (Bappenas, 2010).
Pada tingkat provinsi, Bappenas
bekerjasama dengan UNDP dan Pemda NTB pernah melakukan evaluasi pendapatan MDGs
untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (Bappenas, 2008). Laporan ini menggunakan 23
indikator MDGs di tingkat provinsi.BPS (2007) bekerja sama dengan Unicef dan
Canadian International of Development Agency menyusun booklet indikator MDGs
untuk mengukur pencapaian MDGs di tingkat kabupaten atau kota. Booklet ini
merekomendasikan 61 indikator pengukuran MDGs di tingkat kabupaten atau kota.
Berikut ini beberapa indikator terukur
yang dapat dijadikan pedoman dalam evaluasi pencapaian MDGs:
a.
Tujuan
1: Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Target 1
|
:
|
Menurunkan proporsi penduduk yang
tingkat pendapatannya dibawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun
waktu 1990-2015.
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Proporsi
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.
|
|
|
b.
|
Indeks
Kedalaman Kemiskinan.
|
|
|
c.
|
Indeks
Keparahan Kemiskinan.
|
|
|
d.
|
Proporsi
konsumsi penduduk termiskin (kuantil pertama).
|
Target 2
|
:
|
Menurunkan proporsi penduduk yang
menderita kelaparan menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Prevalensi balita kurang gizi.
|
|
|
b.
|
Proporsi
penduduk di bawah angka kecukupan gizi (AKG menurut WNPG 2004: 2000
kkal/hari).
|
b.
Tujuan
2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
Target 3
|
:
|
Menjamin pada tahun 2015, semua
anak, di manapun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan
dasar.
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Angka Partisipasi Sekolah Dasar.
|
|
|
b.
|
Angka Partisipasi Sekolah
Lanjutan Pertama.
|
|
|
c.
|
Angka Melek Huruf Usia 15-24
tahun.
|
c.
Tujuan
3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Target 4
|
:
|
Menghilangkan ketimpangan gender
di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua
jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Rasio anak perempuan terhadap
anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi, yang diukur
melalui angka partisipasi anak perempuan terhadap anak laki-laki (%).
|
|
|
b.
|
Rasio melek huruf perempuan
terhadap laki-laki usia 15-24 tahun, yang diukur melalui angka melek huruf
perempuan/laki-laki (indeks paritas melek huruf gender) (%).
|
|
|
c.
|
Tingkat partisipasi angkatan
kerja (TPAK) perempuan (%).
|
|
|
d.
|
Tingkat pengangguran terbuka
(TPT) perempuan (%).
|
|
|
e.
|
Proporsi perempuan dalam
lembaga-lembaga publik (legislatif, eksekutif, dan yudikatif).
|
d.
Tujuan
4: Menurunkan Angka Kematian Anak
Target 5
|
:
|
Menurunkan Angka Kematian Balita
sebesar dua-pertiganya dalam kurun waktu 1990–2015.
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Angka Kematian Bayi (AKB) per
1000 kelahiran hidup.
|
|
|
b.
|
Anak usia 12-23 bulan yang
diimunisasi campak (%).
|
e.
Tujuan
5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 6
|
:
|
Menurunkan angka kematian ibu
sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990–2015
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Proporsi kelahiran yang ditolong
oleh tenaga kesehatan (%).
|
|
|
b.
|
Angka pemakaian kontrasepsi pada
perempuan menikah usia 15-49 tahun (KB).
|
f.
Tujuan
6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya.
Target 7
|
:
|
Mengendalikan penyebaran HIV dan
AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015.
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Prevalensi HIV dan AIDS (%).
|
|
|
b.
|
Penggunaan kondom pada pemakai
kontrasepsi (%).
|
|
|
c.
|
Persentase penduduk usia muda
15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS (%).
|
Target 8
|
:
|
Mengendalikan penyakit malaria
dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun
2015
|
|
|
|
Indikator
|
|
|
|
a.
|
Prevalensi malaria per 1.000
penduduk.
|
|
|
b.
|
Prevalensi tuberkulosis per
100.000 penduduk.
|
|
|
c.
|
Angka penemuan pasien
tuberkulosis BTA positif baru (%).
|
|
|
d.
|
Angka keberhasilan pengobatan
pasien tuberkulosis (%).
|
g.
Tujuan
7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Target 9
|
:
|
Memadukan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta
mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Proporsi lahan yang tertutup
hutan (PLH).
|
|
|
b.
|
Rasio luas kawasan lindung (RKL)
terhadap luas wilayah.
|
|
|
c.
|
Proporsi penduduk atau
rumahtangga menggunakan bahan bakar pada untuk memasak.
|
Target 10
|
:
|
Menurunkan proporsi penduduk
tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta
fasilitas sanitasi dasar sebesar separuhnya pada 2015.
|
|
|
|
Indikator
|
|
|
|
a.
|
Proporsi rumahtangga dengan akses
terhadap sumber air minum yang terlindungi.
|
|
|
b.
|
Proporsi rumahtangga dengan akses
terhadap fasilitas sanitasi yang layak.
|
Target 11
|
:
|
Mencapai perbaikan yang berarti
dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020
|
|
|
|
Indikator
|
|
|
|
a.
|
Proporsi rumah tangga yang
menempati rumah yang layak (%).
|
h.
Tujuan
8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan
Target `12
|
:
|
Bekerjasama dengan negara lain
untuk mengembangkan dan menerapkan strategi untuk menciptakan lapangan kerja
yang baik dan produktif bagi penduduk usia muda
|
|
|
Indikator
|
||
|
|
a.
|
Tingkat Pengangguran Usia Muda
(15-24 Tahun) menurut jenis kelamin.
|
Target 13
|
:
|
Bekerjasama dengan swasta dalam
memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi
|
|
|
|
Indikator
|
|
|
|
a.
|
Persentase rumah tangga yang
memiliki telepon rumah.
|
|
|
b.
|
Persentase penduduk yang memiliki
telepon selular.
|
|
|
c.
|
Persentase rumah tangga yang
memiliki komputer personal.
|
|
|
d.
|
Proporsi rumahtangga pengguna
internet.
|
2.
Indikator
PHBS
Sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia
dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki
kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indikator
Kesehatan
a.
Indikator Positif
1)
Status Gizi
2)
Tingkat Pendapatan
b. Indikator Negatif
1) Mortalitas
(Angka Kematian)
2)
Morbiditas (Angka
Kesakitan)
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah
respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton
et al.,1995).
Perubahan-perubahan perilaku kesehatan
dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah
pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang
bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar
orang berperilaku dipengaruhi oleh
a.
Nilai
b.
Sikap
c.
Pendidikan atau
pengetahuan
PHBS adalah semua perilaku
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak
sekali Misalnya tentang gizi : makan beraneka ragam makanan, minum tablet
tambah darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul
Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya
dan membersihkan lingkungan.
Indikator PHBS di
berbagai tatanan
a.
PHBS
di Rumah Tangga
PHBS
di rumah tangga adalah pemberdayakan anggota rumah tangga agar mau mempraktekkan
PHBS dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat.
Indikator PHBS di rumah
tangga yaitu :
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah.
b.
PHBS
di Sekolah
PHBS
di Sekolahadalah pemberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
agar mau mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Indikator PHBS di
Sekolah yaitu
1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4.
Olahraga yang teratur
dan terukur
5.
Memberantas jentik
nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbamng berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
c.
Indikator
PHBS di Pasar
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4.
Tidak meludah
sembarangan
5. Memberantas jentik nyamuk
d.
Indikator
PHBS di Tempat Ibadah
1. Menggunakan air bersih
2.
Menggunakan
jamban
3. Tidak merokok di tempat ibadah
4.
Tidak meludah
sembarangan
5. Memberantas jentik nyamuk
e.
Indikator
PHBS di Rumah Makan
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat makan
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6.
Tidak meludah
sembarangan
7. Memberantas jentik nyamuk
f.
Indikator
PHBS di Angkotan Umum (Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dan lain-lain)
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5.
Tidak meludah
sembarangan
g.
PHBS
di Tempat Kerja
PHBS
di Tempat Kerja adalah pemberdayakan para pekerja agar mau mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja yang sehat.
Indikator PHBS di
Tempat KerjaTidak merokok di tempat kerja
1. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
2.
Melakukan olahraga
secara teratur
3. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelu makan dan
sesudah buang air besar dan buang air
kecil
4. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban saat buang air besar dan buang air kecil.
7. Membuang sampah pada tempatnya.
8.
Menggunakan alat
pelidung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
h.
Indikator
kesehatan lingkungan
1.
Perumahan bersih dan
sehat.
2.
Penyediaan air bersih.
3.
Penanganan air limbah.
4.
Penanganan sampah.
5.
Pembuangan kotoran
manusia (Tinja).
i.
PHBS
di Instituti Kesehatan
PHBS
di Instituti Kesehatan adalah upaya memberdayakan pasien, pengunjung dan
petugas agar mau dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan institusi kesehatan yang sehat.
Indikator PHBS di
Instituti Kesehatan yaitu :
1. Menggunakan air bersih.
2. Menggunakan jamban.
3. Membuang sampah pada tempatnya.
4.
Tidak meludah
sembarangan.
5. Memberantas jentik nyamuk.
6.
Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun.
No comments:
Post a Comment