MAKALAH KIMIA
TENTANG SISTEM PRIODIK
Dosen penggampu : Dr. Dian Vitria
NAMA KELOMPOK
1.
Ani Romaningsih
2.
Aang Gunaivi
3.
Abdul Ghony
4.
Ahmad Fikri Ramadhana
5.
Aripin Billah
YAYASAN HAJI SOEHELY QARY
S1 KESEHATAN MASYARAKAT (KESMAS)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
MERANGIN
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini tentang system periodik.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, Kami ucapkan terima kasih kepada Dr Dian Vitria sebagai
pengajar mata kuliah yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. tidak lupa pula kepada rekan rekan yang
telah ikut berpartisipasi. Sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Bangko, 18 Desember 2012
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................. 1
C.
Tujuan ............................................................................................... 2
D.
Manfaat ............................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Electron Valensi ............................................................................... 3
B.
Susunan periodik .............................................................................. 3
C.
Golongan dan periode....................................................................... 12
D.
Sifat-sifat periodik............................................................................ 14
BAB
III KESIMPULAN .................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu kimia secara sejarah merupakan
pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh
dunia. Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Kita
sering menemui unsur di sekitar kita. Apabila kita sebutkan satu per satu akan
sangat sulit karena saat ini telah ditemukan kurang lebih 118 unsur. Sebagian
besar merupakan unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur
lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur,
pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu
dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya.
Unsur-unsur tersebut perlu dikelompokkan supaya mudah dalam mempelajarinya..
Hal inilah yang mendorong para ahli dari dulu untuk mengelompokkan unsur.
Bagaimana mengelompokkan unsur-unsur dengan jumlah yang besar dan sifat yang
berbeda-beda?
Pengelompokkan dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat unsur. Dasar pertama
yang digunakan untuk mengelompokkan unsur adalah kemiripan sifat, kemudian
kenaikan massa atom, dan sekarang berdasarkan kenaikan nomor atom.
Pengelompokkan unsur mengalami perkembangan dari pengelompokkan unsur
yang paling sederhana berdasarkan sifat logam dan bukan logam, kemudian
disusuli sistem triad Dobereiner, sistem oktaf Newlands, system
periodik Mendeleyev, dan sistem periodik yang kita gunakan saat ini
(Henry G. Moseley).
B. Rumusan
masalah
1. Apa itu electron valensi ?
2. Bagaimana susunan periodic ?
3. Apa pengertian golongan dan periode
?
4. Apa itu jari-jari atom?
5. Apa itu potensial ionisasi ?
6. Apa itu elektronegatifan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui tentang electron
valensi dan susunan periodic
2. Untuk mengetahui tentang golongan
dan periode
3. Untuk mengetahui tentang sifat-sifat
periodic
D. Manfaat
1. Manfaat TeoritisDiharapkan makalah
ini dapat menjadi kontribusi atau kajian wawasan ilmu sistem periodik khususnya
tentang ruang lingkup sistem periodik modern.
2. Manfaat Praktis
Bagi
Institus Merupakan input dalam memberikan bekal pengetahuan mahasiswa agar
dapat mengetahui ruang lingkup sistem periodik.
Bagi
mahasiswa / mahasiswi prodi kesmas
Diharapkan
dapat menambah wawasan ilmu sistem periodik,
Pembaca
:Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengetahui ruang lingkup
sistem periodic.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Electron
valensi
Elektron
valensi adalah elektron-elekron sebuah atom yang dapat ikut
membentuk ikatan kimia dengan atom lainnya. Elektron-elektron
valensi yang terdapat di sebuah atom netral bebas dapat berikatan dengan
elektron-elektron valensi atom lain untuk membentuk ikatan kimia. Dalam ikatan
kovalen tunggal, kedua atom menyumbang satu elektron valensi untuk
membentuk pasangan bersama.
Untuk unsur golongan utama,
elektron-elektron dalam kulit terluar merupakan elektron valensinya. Untuk logam
transisi, beberapa elektron kulit yang lebih dalam juga merupakan elektron
valensi. Elektron valensi dapat menentukan bagaimana ciri-ciri kimia unsur
tersebut dan apakah unsur tersebut dapat berikatan dengan yang lain atau tidak.
Elektron valensi memiliki kemampuan, seperti
elektron dalam kulit yang lebih dalam, untuk menyerap atau melepas energi dalam
bentuk foton.
Terserapnya atau terlepasnya energi dapat membuat sebuah elektron berpindah
(melompat) ke kulit yang lain atau bahkan terlepas dari atom dan kulit
valensinya.
Elektron valensi adalah Adalah menunjukkan jumlah
elektron yang menempati kulit terluar. Contoh :
4Be
= 2 ,2
Be mempunyai 2 kulit
elektron dan elektron valensi = 2
8O
= 2 , 6
O mempunyai 2 kulit
elektron dan elektron valensi = 6
B.
Susunan
periodic
© H
(Hidrogen)
Hidrogen merupakan unsur kimia yang
terdapat pada tabel periodik yang tidak berwarna, tidak berbau, bersifat
non-logam, bervariansi tunggal dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah
terbakar. Senyawa Hidrogen ini memiliki:
Masa atom = 1,008
Wujud pada suhu kamar
= gas
Warna = tidak berwarna
Nomor atom = 1
Golongan & Periode
= 1 & 1
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = H2O
Klorin = HCl
© He
(Helium)
Helium merupakan unsur kimia yang
tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert, monatomik, dan
merupakan unsur pertama pada seri yang bersifat gas mulia dalam tabel periodik.
Senyawa Helium ini memiliki :
Masa atom = 4,003
Nomor atom = 2
Golongan & Periode
= 18 & 1
Wujud pada suhu kamar
= gas
Warna = tidak berwarna
Tidak bisa membentuk
senyawa
© Li
(Litium)
Litium merupakan suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang termasuk dalam logam alkali dengan warna putih perak.
Dalam keadaan strandar, litium adalah logam paling ringan sekaligus unsur
dengan densitas (massa jenis) paling kecil. Senyawa Litium memiliki :
Masa atom = 6,941
Nomor atom = 3
Golongan & Periode
= 1 & 2
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = metalik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = Li2O
Klorin = LiCl
© Be
(Berilium)
Berilium merupakan unsur kimia yang
mempunyai simbol Be, Unsur ini beracun, bervalensi 2, berwarna abu-abu
baja, kukuh, ringan tetapi mudah pecah. Berilium adalah logam alkali
tanah, yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan penguat dalam
aloy (khususnya tembaga berilium). Senyawa Berilium memiliki :
Masa atom = 9,012
Nomor atom = 4
Golongan & Periode
= 2 & 2
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = putih melatik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = BeO
Klorin = BeCl2
Hidrogen : BeH2
© B
(Boron)
Boron merupakan suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang B. Elemen metaloid trivalen, boron banyak terdapat di batu borax.
Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik
berwarna hitam. Senyawa Boron ini memiliki :
Masa atom = 10,81
Nomor atom = 5
Golongan & Periode
= 13 & 2
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = putih metalik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = B2O3
Klorin = BCl2
Hidrogen = BH2
© C
(Karbon)
Karbon merupakan unsur kimia yang
mempunyai simbol C dan karbon
merupakan unsur non-logam dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa
terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen.
Senyawa Karbon memiliki :
Masa Atom = 12,01
Nomor atom = 6
Golongan & Periode
= 14 & 2
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = hitam
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = CO2
Klorin = CCl4
Hidrogen = CH4
©
N (Nitrogen)
Nitrogen atau zat lemas merupakan
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N, biasanya ditemukan sebagai gas tanpa
warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang
stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat
lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Senyawa Nitrogen ini memiliki :
Masa atom =
14,01
Nomor atom = 7
Golongan & Periode = 15 & 2
Wujud pada suhu kamar = gas
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = N2O3
/ N2O5
Klorin = NCl3
Hidrogen = NH3
© F
(Fluor)
Fluor merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang F, senyawa
Fluor ini termasuk gas halogen univalen beracun berwarna kuning-hijau
yang paling reaktif secara kimia dan elektronegatif dari seluruh unsur. Dalam
bentuk murninya, dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah
begitu berhubungan dengan kulit. Senyawa Fluor memiliki :
Masa atom = 19,00
Nomor atom = 9
Golongan & Periode
= 17 & 2
Wujud pada suhu kamar
= gas
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = OF2
Klorin = FCl
Hidrogen = HF
© Ne
(Neon)
Neon merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Ne. Neon
termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna dan lembam (inert). Zat
ini memberikan pendar khas kemerahan jika digunakan di tabung hampa (vacuum
discharge tube) dan lampu neon. Senyaw Neon ini memiliki :
Masa atom = 20,18
Nomor atom = 10
Golongan & Periode
= 18 & 2
Tidak bisa membentuk
senyawa
© Na
(Natrium)
Natrium atau sodium adalah logam reaktif yang lunak,
keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak
terdapat dalam senyawa alam. Senyawa Natrium memiliki :
Masa atom = 22,99
Nomor atom = 11
Golongan & Periode
= 1 & 3
Warna = putih metalik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = Na2O
Klorin = NaCl
Hidrogen = NaH
© Mg
(Magnesium)
Magnesium merupakan elemen terbanyak kedelapan yang
membentuk 2% berat kulit bumi , serta merupakan unsur terlarut ketiga
terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat
campuran untuk membuat campuran aluminium-magnesium yang sering disebut
"magnalium" atau "magnelium". Senyawa Magnesium memiliki :
Masa atom = 24,31
Nomor atom = 12
Golongan & Periode
= 2 & 3
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = putih metalik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = MgO
Klorin = MgCl2
Hidrogen = MgH2
© (Oksigen)
Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan
mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida).
Pada Temparatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi
dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Senyaw Oksigen ini memiliki :
Masa Atom = 16,00
Nomor atom = 8
Golongan & Periode
= 16 & 2
Wujud pada suhu kamar
= gas
Rumus senyawa dengan :
Klorin = Cl2O
Hidrogen = H2O
© Al
(Aluminium)
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan
elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah
ketiga. Aluminium terdapat dalam menggunaan aditif makanan, antasida, buffered
aspirin, astringents, semprotan hidung, air minum, knalpot mobil, asap
tembakau, penggunaan aluminium foli, peralatan masak, kaleng, keramik Senyawa
Aluminium ini memiliki :
Masa Atom = 26,98
Nomor atom = 13
Golongan & Periode
= 13 & 3
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = putih metalik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = Al2O3
Klorin = AlCl3
Hidrogen = AlH3
© Si
(Silikon)
Silikon merupakan unsur metaloid tetravelensi, bersifat
lebih tidak reaktif daripada karbon (unsur nonlogam yang tepat berada di
atasnya pada tabel periodik, tapi lebih reaktif daripada germanium, metaloid
yang berada persis di bawahnya pada tabel periodik. Senyawa Silikon ini
memiliki :
Masa atom = 28,09
Nomor atom = 14
Golongan & Periode
= 14 & 3
Wujud suhu kamar =
padat
Warna = abu-abu
Rumus senyawa dengan ;
Oksigen = SiO3
Klorin = SiCl4
Hidrogen = SiH4
© P
(Fosfor)
Fosfor merupakan jenis senyawa logam transisi atau senyawa
tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan
zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan.
Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT)
dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis
mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Senyawa
Fosfor ini memiliki :
Masa atom = 30,97
Nomor atom = 15
Golongan & Periode
= 15 & 3
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = kuning
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = P2O3
/ PO
Klorin = LiCl
Hidrogen = LiH
© S
(Belerang)
Belerang atau sulfur merupakan non-metal yang tak berasa. Belerang,
dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam,
belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral
sulfida dan sulfat. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam
dua asam amino. Senyawa Sulfur ini memiliki :
Masa atom = 32,06
Nomor atom = 16
Golongan & Periode
= 16 & 3
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = kuning
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = SO2
Klorin = SCl2
Hidrogen = H2S
© Cl
(Klor)
Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam
dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan
diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia.
Senyawa Klor ini memiliki :
Masa atom = 32,06
Nomor atom = 17
Golongan & Periode
= 17 & 3
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = kuning
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = OCl2
Hidrogen = HCl
© Ar
(Argon)
Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον
berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi
untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap
(delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan
terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Senyawa Argon ini memiliki :
Masa atom = 39,95
Nomor atom = 18
Golongan & Periode
= 18 & 3
Wujud pada suhu kamar
= gas
Warna = tidak berwarna
Tidak bisa membentuk
senyawa
© K
(Kalium)
Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan
termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa
dengan unsur lain dalam air laut dan mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan
sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air, dan secara
kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Senyawa Kalium ini memiliki :
Masa atom = 39,10
Nomor atom = 19
Golongan & Periode
= 1 & 4
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = putih metalik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = K2O
Klorin = KCl
Hidrogen = KH
© Ca
(Kalsium)
Kalsium merupakan salah satu logam alkali tanah, dan
merupakan elemen terabaikan kelima terbanyak di bumi. Kalsium juga merupakan
ion terabaikan kelima terbanyak di air laut dilihat dari segi molaritas dan
massanya, setelah natrium, klorida, magnesium dan sulfat . Senyawa Kalsium ini memiliki :
Masa atom = 40,08
Nomor atom = 20
Golongan & Periode
= 2 & 4
Wujud pada suhu kamar
= padat
Warna = putih metalik
Rumus senyawa dengan :
Oksigen = CaO
Klorin = CaCl2
Hidrogen = CaH
C. Golongan dan Periode
1. Periode
Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem
periodik modern. Periode suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi
elektron (n terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron. Konfiguration electron
adalah persebaran electron dalam kulit-kulit atomnya.
Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
© periode 1 (periode sanngat pendek)
berisi 2 unsur;
© periode 2 (periode pendek) berisi 8
unsur;
© periode 3 (periode pendek) berisi 8
unsur
© periode 4 (periode panjang) berisi
18 unsur;
© periode 5 (periode panjang) berisi
18 unsur;
© periode 6 (periode sangat
panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau ke-5, dan
14 unsur lagi merupakan deret lantanida;
© periode 7 (periode sangat panjang)
berisi 28 unsur, belum lengkap karena maksimum 32 unsur. Pada periode ini
terdapat deret aktinida.
2. Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur
yang ada dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan
golongan utama dan delapan golongan transisi.
Golongan utama tersebut adalah :
0 Golongan I A disebut golongan alkali
(kecuali H) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr
0 Golongan II A disebut golongan
alkali tanah yang terdiri dari unsur-unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
0 Golongan III A disebut golongan
baron aluminium yang terdiri dari unsur-unsur B, Al, Ga, In, Ti, Uut
0 Golongan IV A disebut golongan
karbon-silicon yang terdiri dari unsur-unsur C, Si, Ge, Sn, Pb, Uuq
0 Golongan V A disebut golongan
nitrogen-fosforus yang terdiri dari unsur-unsur N, P, As, Sb, Bi, Uup
0 Golongan VI A disebut golongan
oksigen-belerang yang terdiri dari unsur-unsur O, S, Se, Te, Po, Uuh
0 Golongan VII A disebut golongan
halogen yang terdiri dari unsur-unsur F, Cl, Br, I, At
0 Golongan VIII A disebut golongan gas
mulia yang terdiri dari unsur-unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn
Golongan
transisi tersebut adalah :
Golongan
I B terdiri dari unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg
Golongan
II B terdiri dari unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub
Golongan
III B terdiri dari unsur-unsur Se,Y, La, Ac
Golongan
IV B terdiri dari unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf
Golongan
V B terdiri dari unsur-unsur V, Nb, Ta, Db
Golongan
VI B terdiri dari unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg
Golongan
VI B terdiri dari unsur-unsurMn, Te, Re,Bh
Golongan
VIII B terdiri dari unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt, Ni, Pd, Pt, Ds
D.
Sifat-sifat
periodic
Secara
umum, sifat-sifat unsur perodik berubah secara teratur sesuai dengan perubahan
nomor atomnya. Sifat ini dinamakan sebagai sifat periodik unsur-unsur yang
meliputi:
Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak
elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom
sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur
jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom
semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke
atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan
jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan
jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit
terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap
elektron terluar semakin kuat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
jari-jari atom
© Jumlah kulit atom
© muatan inti atom
© Sheilding effect
0 dalam satu golongan dari atas
kebawah jari-jari atomnya bertambah besar, karena jumlah kulit atomnya
bertambah banyak.Contoh :
3Li
konfigurasi elektron 2,1
mempunyai 2 buah kulit
11Na
konfigurasi elektron 2,8,1
mempunyai 3 buah kulit
0 dalam satu periode jari-jari atom
semakin kecil karena gaya tarik muatan inti terhadap kulit terluar makin kuat
sesuai bertambahnya jumlah proton.
Contoh :
11Na mempunyai proton 11 dan 3 kulit
atom
16S mempunyai proton 16 dan 3 kulit
atom
Jari-jari ion
Ion mempunyai
jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya.Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari
yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari
yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
Energi ionisasi (potensial ionisasi)
Jika dalam suatu atom terdapat satu
elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini cenderung mudah lepas
supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan
elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi ionisasi. Dalam
suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron
terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sukar
lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti
energi ionisasi besar.Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik
elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya,
energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi
ionisasi kecil.
Dalam satu golongan : energi ionisasi makin ke bawah makin
kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin
lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Dalam satu periode : energi ionisai pada umumnya makin ke
kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :Unsur-unsur golongan II A
memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi
ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
Afinitas electron
Afinitas elektron ialah energi yang
dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron.Jika ion
negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke
kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin
besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas
elektron semakin besar.Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom
makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom
semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin
kecil.
Keelektronegatifan
Kelektronegatifan adalah kemampuan
suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi
keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari
atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa perbandingan suatu atom
yag lain).
Dalam satu golongan : keelktronegatifan makin
ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur
bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Dalm satu periode : keelektronegatifan makin kekanan
makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh
golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat
pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium
(Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting
untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika
harga kelektronegatifan besar, berarti unsur yang bersangkutan cenderung
menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga
keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk
bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.
Sifat logam dan non logam
Sifat-sifat unsur logam yang
spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat
ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel
panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan
unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah
makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang
terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan
pada system periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan
sifat ganda.Contoh
a. Berilium dan Aluminium adalah logam
yang memiliki beberapa sifat bukan logam. Hal ini disebut unsur-unsur
amfoter
b. Baron dan Silikon adalah unsur
bukan logam yang memiliki beberapa sifat logam. Hal ini disebut unsur-unsur
metalloid.
Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur
logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah
melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke
bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar menangkap elektron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung
pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang
paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu
periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
Golongan VIIA tidak reaktif.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
©
Electron
valensi Adalah menunjukkan jumlah elektron yang menempati kulit terluar.
© Golongan dan periode (baris)
© Sifat-sifat periodic
Jari-jari
atom merupakan jarak elaktron terluar ke
inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom
Energi
ionisasi (potensial ionisasi)
Keelektronegatifan
Sifat
logam dan non logam
Kereaktifan
DAFTAR PUSTAKA
- Mazurs, E.G. (1974). Graphical Representations of the Periodic System During One Hundred Years. Alabama: University of Alabama Press.
- Bouma, J. (1989). "An Application-Oriented Periodic Table of the Elements". J. Chem. Ed.. 66, 741.
No comments:
Post a Comment