MAKALAH
FARMAKOLOGI SOSIAL DAN
PENGELOLAAN OBAT
“ Diapet, Antangin JRG dan X-Gra “
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta
jiwa, memiliki lebih kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di
antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh
industri jamu tradisional) merupakan potensi pasar obat herbal dan fitofarmaka.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan
oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah
lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi
Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang nDalem dan
relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu)
dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya. Obat herbal telah diterima secara luas
di negara berkembang dan di negara maju.
Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) hingga 65% dari
penduduk negara maju dan 80 % dari penduduk negara berkembang telah menggunakan
obat herbal. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di
negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi
penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk
penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses
informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia.
Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan
mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta lebih
memudahkan dalam standardisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu
dibuat sediaan fitofarmaka atau bahkan dimurnikan sampai diperoleh zat murni Di
Indonesia, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan industri obat tradisional,
karena banyaknya variasi sediaan bahan alam maka untuk memudahkan pengawasan
dan perizinan maka Badan POM mengelompokkan dalam sediaan jamu, sediaan herbal
terstandar dan sediaan fitofarmaka.
Dengan melihat jumlah tanaman di Indonesia yang
berlimpah dan baru 180 tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
oleh industri maka peluang bagi profesi kefarmasian untuk meningkatkan peran
sediaan herbal dalam pembangunan kesehatan masih terbuka lebar. Standardisasi
bahan baku dan obat jadi, pembuktian efek farmakologi dan informasi tingkat
keamanan obat herbal merupakan tantangan bagi farmasis agar obat herbal semakin
dapat diterima oleh masyarakat luas.
1.2
Rumusan
Masalah
a. Apa
pengertian dari obat tradisional, jamu, obat herbal terstandar, dan
fitofarmaka?
b. Apa
contoh-contoh dari jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka yang telah
beredar di pasaran beserta penjelasannya
?
1.3
Tujuan
a. Agar
dapat memahami dan menambah wawasan
tentang obat tradisional.
b. Agar
kita dapat membedakan antara jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
c. Supaya
kita dapat menggunakn obat tradisional tersebut sesuai denga kebutuhan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Jamu
(Empirical based
herbalmedicine)
a.
Pengertian
Jamu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
jamu diartikan sebagai obat yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan
sebagainya bahan obat-obatan tradisional. Sedangkan obat tradisional menurut
KEMENKES No.0584/MENKES/SK/VI/1995 adalah merupakan bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang
secara turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi
seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan
secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup
banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu
yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan
mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung
untuk tujuan kesehatan tertentu.
b.
Kriteria jamu yaitu:
1) Aman.
2) Klaim khasiat berdasarkan data
empiris atau pengalaman.
3) Memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku.
c.
Contoh
produk jamu yaitu Diapet
1.
Komposisi :
a)
Ekstrak psidii folium (daun jambu biji).
§ Nama latin : Psidium guajava, Linn.
§ Nama Lokalnya yaitu :
Ø Bahasa Inggris atau Belanda : Psidium guajava.
Ø Bahasa Indonesia : Jambu Biji.
Ø Bahasa Jawa
: Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, dan Tokal.
Ø Bahasa Sunda
: Jambu klutuk, dan Jambu Batu.
Ø Bahasa
Madura : Jambu bender.
§ Famili : Myrtaceae
§ Efek farmakologi
Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak air daun jambu
biji memiliki efek antidiare melalui 3 aktivitas yaitu antiamuba, antibakteri
dan antispasmodik. Ekstrak etanol daun jambu biji juga menunjukkan aktivitas
antibakteri terhadap enterobakteria. Ekstrak air, ekstrak heksan dan ekstrak
metanol daun jambu biji semuanya menunjukkan aktivitas spasmolitik invitro.
Ekstrak etanol daun jambu biji menghambat kontraksi
spontan ileum dan menghambat sekresi asetilkolin lambung. Kandungan kuersetin,
dan glikosida kuersetin dalam daun jambu biji terbukti menghambat kontraksi
ileum melalui efek antagonistik kalsium.
§ Penjelasannya
Jambu Biji (Psidium guajava)
tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia
Selatan, India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki
banyak cabang dan ranting; batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar pohon
jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut
dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya
bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil
berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh
subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas
permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya
banyak dan terdapat pada daging buahnya.
Selama ini orang hanya mengenal
jambu biji sebagai buah untuk dikonsumsi sebagai sumber vitamin C. Namun belum
banyak yang mengetahui bahwa selain sebagai sumber vitamin C, jambu biji juga
merupakan obat cukup ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes
melitus, demam berdarah, dan diare.
Buah jambu biji biasa dikonsumsi
langsung dalam keadaan setengah matang yaitu kulit buah berwarna hijau dan
dagingnya berwarna putih dan rasanya manis seperti apel, atau bisa juga
dikonsumsi dalam keadaan sangat matang yaitu kulit buah berwarna kekuningan dan
dagingnya berwarna putih sampai merah cerah. Selain buahnya, bagian dari
tanaman ini yang sering digunakan sebagai obat yaitu daunnya. Daun jambu biji
biasa digunakan sebagai minuman seperti halnya teh.
§ Komposisi Kimia
Daun jambu biji mengandung total
minyak 6% dan minyak atsiri 0,365%, 3,15% resin, 8,5% tannin, dan lain-lain.
Komposisi utama minyak atsiri yaitu ±-pinene, ²-pinene limonene,
menthol, terpenyl acetate, isopropyl alcohol, longicyclene, caryophyllene, ²-
bisabolene, caryophyllene oxide, ²- copanene, farnesene, humulene, selinene,
cardinene and curcumene. Minyak atsiri dari daun jambu biji juga mengandung
nerolidiol, ²-sitosterol, ursolic, crategolic, dan guayavolic acids.
Daun jambu biji juga mengandung
zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat,
asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah
jambu biji (100 gr) – Kalori 49 kal – Vitamin A 25 SI – Vitamin B1 0,02 mg –
Vitamin C 87 mg – Kalsium 14 mg – Hidrat Arang 12,2 gram – Fosfor 28 mg – Besi
1,1 mg – Protein 0,9 mg – Lemak 0,3 gram – Air 86 gram.
§ Cara penggunaan
Ambil daun 2,5-4,5 g (daun kering) atau 15-30 (daun
segar), lalu direbus dan diminum. Sebenarnya
masih banyak obat herbal yang digunakan untuk mengobati diare seperti daun
salam dan sambiloto.
§ Mengobati diare
Bagian dari jambu biji yang
digunakan untuk mengobati diare pada umumnya adalah bagian daun. Daun jambu
biji mengandung tannin dan zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin.
Vieira; dkk. (2001) melalui penelitiannya telah membuktikan bahwa ekstrak daun
jambu biji dalam etanol, aseton, danair dapat menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab diare yaitu Staphylococcusaureus dan E. Coli.
§ Kandungan Kimia
Buah, daun dan kulit batang pohon
jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Kandungan
kimia lainnya yaitu Zat samak, Minyak atsiri, Tri terpinoid, Leukosianidin, Kuersetin,
Asam arjunalot, Resin, dan Minyak lemak.
§ Manfaat :
Antiinflamasi, hemostatik, dan astringen.
b) Ekstrak curcumae domesticate rhizome
§ Divisio :
Spermatophyta
§ Sub-diviso :
Angiospermae
§ Kelas : Monocotyledoneae
§ Ordo : Zingiberales
§ Famili :
Zungiberaceae
§ Genus : Curcuma
§ Species : Curcuma
domestica Val.
§ Nama lain : Kunyit / kunir
§ Nama tanaman asal : Curcuma
domesticae (Val)
§ Keluarga : Zingiberaceae
§ Zat berkhasiat : Minyak
atsiri, damar, pati, zat warna kurkumin
§ Kegunaan : karminativa, antidiare,
kolagoga, skabisida
§ Pemerian : Bau khas aromatic, rasa
agak pedas lama
menimbulkan rasa
tebal.
§ Bagian yang digunakan : Akar tinggal.
§ Penjelasannya
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100
cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna
hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal,
bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan
pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut
dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3
cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing,
tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah
merah jingga kekuning-kuningan.
§ Jenis
Tanaman
Jenis Curcuma domestica Val, C. domestica Rumph, C.
longa Auct, u C. longa Linn, Amomum curcuma Murs. Ini merupakan jenis kunyit yang paling terkenal dari jenis kunyit lainnya.
§ Kandungan Kimia:
Kunyit mengandung senyawa yang
berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,
desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin serta zat-zat bermanfaat lainnya.
Kandungan kurkuminoid : Kurkumin : R1=R2=OCH3 10%, Demetoksikurkumin: R1=OCH3, R2=H 1-5 %, Bisdemetoksikurkumin: R1=R2=H, sisanya
Minyak asiri atau Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%,
felandren, sabinen, borneol dan sineil ), Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %,
Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor,
dan kalsium).
§ Manfaat Tanaman
Di daerah Jawa, kunyit banyak
digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan,
mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama
tanaman kunyit, yaitu sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu
dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman
kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba,
pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol,
serta sebagai pembersih darah.
c)
Ekstrak coix lacrima jobi semen (Jagung jali).
§ Nama
farmasetik : Semen Coicis
§ Nama umum : biji Coix,
biji job’s tears.
§ Bagian yang
digunakan : biji, diperoleh dengan mengumpulkan buah yang keras
pada musim gugur.
§ Rasa : manis
atau tak berasa dan sensasi dingin.
§ Sasaran : limfa,
perut, paru-paru.
§ Dosis : 10-30 g
§ Deskripsi : bentuk
bulat atau elips panjang, panjang 4-8 mm, lebar 3-6 mm. Bagian luara berwarna
putih, lembut, dengan testa berwarna kuning coklat. Permukaan dorsal :
bergelombang. Permukaan ventral : luas dengan alur longitudinal yang dalam
tekstur keras, putih, mengandung amilum, berbau, sedikit berasa manis.
§ Aksi : untuk
pengobatan dieresis, arthritis, diare, menurunkan panas dan membantu
pengeringan nanah.
§ Indikasi : edema,
diguria, arthritis, diare dengan menurunkan fungsi limfa, abses paru-paru dan
usus buntu.
1)
Menginduksi diuresis dan mengurangi
rasa pahit pada pengobatan susah buang air kecil, edema, beri-beri. Obat dapat
digunakan dengan radix stephamiae tetrandrae, rhizome atractylodis dan semen
pruni.
2)
Mengurang rasa sakit pada terapi
antralgia dimaksudkan untuk menurunkan demam, sering digunakan bersama rhizome
atractilodis, caulis loniterae, cortex phellodendri.
3)
Menghilangkan nanah pada terapi
abses pada pengobatan abses paru-paru dan periapendikular.
4)
Pengobatan diare ditujukan untuk
mengurangi rasa sakit sebagai akibat dari defisiensi dari limfa.
d)
Ekstrak phellodendri radix
e)
Ekstrak coptidis rhizoma
f)
Terminaliae
chebulae Fructus (buah Joha).
§ Sifat-sifatnya
: pahit, asam dan sedikit berasa, netral secara alami, tropistic terhadap
paru-paru terbuka dan saluran usus besar, menjadi asam dan astringent. Buah
yang tidak diproses menurunkan dengan tidak normal dan menaikkan Qi dan
membebaskan sore-throat dan parau, melayani untuk perlakukan Qi batuk kronis
dalam kaitan dengan kekurangan paru-paru/tempat terbuka atau batuk dengan parau
dalam kaitannya dengan lung-heat. juga mempunyai tindakan di penyerap usus
untuk stop diare dan turunnya kandungan dubur.
§ Efek :
Memperkecil paru yang terbuka untuk menyembuhkan batuk, menghentikan diare,
menurunkan panas dan melegakan kerongkongan.
§ Indikasi :
1) Pengobatan
batuk dengan mengurangi pori pada paru-paru. Sering digunakan bersama herbal
yang mengobati batuk seperti Radix Codononsis Pilosulae, Radix Astragali seu
Hedysari, Radix Ophiopogonis, Fructus Schisandrae, Semen Armeniacae Amarum, dan
lain-lain.
2) Diare yang kronis dan disentri untuk tipe penurunan limpa dan ginjal.
Sering digunakan dengan herba Radix Codonpsis Pilosulae, Rhizoma Atractylodis Macrocephalae,
Cortex Cinnamomi. Untuk diare kronik digunakan bersama herbal seperti Radix
Aucklandiae, Rhizoma Coptidis, dan lain-lain.
§ Dosis dan aturan : untuk
memperkecil paru, 3-10 g dari herba tidak terstandart, dan untuk menyerap isi
perut.
g)
Granati Peicarpium
(Kulit buah delima).
§ Divisi : Spermatophyta
§ Sub divisi : Dicotyledonae
§ Bangsa : Myrtales
§ Suku : Punicaceae
§ Marga : Punica
§ Jenis : Punica granatum L.
§ Nama umum : Delima
§ Nama Daerah
1) Sumatera :
Glima (Aceh), Glimau mekah (Gayo), dan Dalimo (Batak).
2) Jawa :
delima (Melayu), Dlima (Jawa Tengah), dan Dhalima (Madura).
3) Nusa
Tenggara : Jeliman (Sasak), Talima (Bima), Dila daelak (Roti) dan Lekokase
(Timor).
§ Deskripsi :
1) Habitus :
Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-5 m.
2) Batang :
Berkayu. bulat, bercabang banyak, berduri pada ketiak daunnya, masih muda
coklat setelah tua hijau kotor.
3) Daun
:Tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Bentuklanset, tepi rata,
ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 1-8 cm, lebar 5-15 mm,pertulangan
menyirip, permukaan mengkilat, hijau.
4) Bunga :
Tunggal, di ujung cabang atau di ketiak daun yang paling atas, tangkai pendek.
Biasanya terdapat 1 – 5 bunga, kelopak berlekatan, merah atau kuning pucat,
mahkota membulat, tangkai sari melengkung. kuning, putik putih, merah atau
kuning. Berbunga sepanjang tahun.
5) Buah : Buni,
butat, diameter 5-12 cm, warna kulitnya seragam seperti hijau keunguan, putih,
coklat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang terdapat bercak-bercak yang agak
menonjol berwarna lebih tua. Dikenal 3 macam delima yaitu delima putih, delima
merah, dan delima ungu.
6) Biji :
Bijinya banyak, bulat, keras, kecil, tersusun tidak beraturan, warnanya merah,
merah jambu, atau putih.
7) Akar :
Tunggang, kuning kecoklatan.
8) Habitat :
berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah sub tropik sampai tropik, dari
dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tanaman ini menyukai tanah gembur
yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam.
§ Khasiat Delima ( Punica granatum L)
Untuk kesehatan sudah dikenal
sejak dulu. Menurut American Journal of Clinical Nutrition (2003)
seseorang yang minum 200ml/hari selama satu minggu berturut-turut bakal
meningkatkan aktivitas antioksidan sekitar sembilan persen. Zat ini sangat
bermanfaat untuk mencegah dan mengobati berbagai jenis penyakit kanker. Majalah
Time edisi Desember 2003 pun pernah mengupas habis khasiat biji delima. Dalam
100 gr biji buah delima terkandung 259 mg kalium, 63 kal energi metabolis dan
30 mg VitaminC. Disebutkan pula kalau buah ini memiliki kandungan Flavonoid yang
cukup tinggi. Flavonoid merupakan jenis antioksidan kuat, yang amat berperan
dalam menurunkan radikal bebas, sehingga bisa memberi perlindungan terhadap
penyakit jantung dan kanker kulit. Khasiat sari buah delima selain mengobati
penyakit kanker juga untuk mengobati penyakit cacing dan diare (kulit akar dan
kulit batangnya mengandung alkaloid peliterin). Kulit akar, kulit batang, kulit
buah mengandung zat penyamak tanin yang berkhasiat mengecikan pori-pori,
antiseptik, dan hemostatik (keputihan). Kadar tanin
tertinggi terdapat pada kulit akar (28 %), sedangkan kulit buah (26 %).
2.
Indikasinya:
a) Mengobati
mencret dan memadatkan kembali feces yang cair.
b) Mengatasi
perut mules.
c) Hindari makanan atau minuman yang
asam dan pedas selama belum sembuh.
3.
Khasiatnya
: mengurangi
frekuensi buang air besar, memadatkan tinja, dan menyerap racun pada penderita
diare serta bukan sebagai pengganti oralit.
4.
Dosisnya :
a) Dewasa dan anak-anak : 2-3 x sehari
2 kapsul
b) Untuk penyembuhan diare akut : 2 x 2
kapsul .
5.
Kemasan : 4kapsul
6.
Jenis :
Kapsul
7.
Produsen : PT Soho
2.2
Obat
Herbal Terstandar (Scientificbased herbal
medicine)
a.
Pengertian
OHT
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi
(BPOM, 2010).
Obat
Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan
berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan
maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi
maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar
kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar
pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun
kronis.
b.
Kriteria obat herbal terstandar
1) Aman.
2) Klaim khasiat secara ilmiah, melalui
uji pra-klinik.
3) Memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku.
4) Telah dilakukan standardisasi
terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
c.
Contoh
OHT yaitu : Antangin JRG
1.
Komposisinya :
§ Zingiber officinale (Jahe)
a)
Kandungan Rimpang Jahe
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan
oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan
oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Mnnyak atsiri dapat diperoleh atau
diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe
berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi
tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe
kering sekitar 1-3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan
bau harum adalah zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak
mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam
oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan
resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah gingerol.
b)
Khasiat Jahe
v Memperkuat
lambung, dan memperbaiki pencernaan.
v Mencegah dan
mengobati mual dan muntah.
v Rasanya yang
tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus.
v Membantu
mengeluarkan gas usus.
v Membantu
fungsi jantung.
v Meningkatkan
pembersihan tubuh melalui keringat.
v Mengobati
selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis.
c)
Toksisitas jahe
Berdasarkan penelitian, LD50 dari 6-gingerol dan
6-shagaol adalah antara 250-680 mg/kg. Uji toksisitas pada mencit
menggunakan ekstrak jahe menunjukan tidak ada kematian atau efek yang tidak
diinginkan pada dosis hingga 2,5 g/kg dalam periode 7 hari. Saat dosis
dinaikan hingga 3 dan 3,5 g/kg, 10% hingga 30% kematian mencit dilaporkan.
(Buku: Acuan sediaan herbal).
d)
Senyawa aktif
Struktur 6-Gingerol
e)
Khasiat Gingerol
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain
sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan
pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa
sakit, obat anti-mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari
perut) dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo,
bengkak, serta memar.
f)
Sifat fisika kimia gingerol
v Rasa
: Pedas.
v Warna
: Berupa minyak berwarna kuning.
v Index bias :
1,5212
v Kelarutan : larut dalam alcohol, eter, kloroform,
benzene dan petroleum eter.
g)
Bukti ilmiahnya
Pengaruh pemberian ekstrak
zat pedas rimpang jahe merah pada tikus jantan galur wistar terhadap
pengosongan lambung (symptom sekunder motion sickness).
h)
Hasil
Pengosongan lambung pada kelompok kontrol negatif
non-putar sebesar 37,31% ± 21,92; dan pada kelompok kontrol negatif putar
32,37% ± 15,43. Pengosongan lambung pada kelompok yang diberi Dimenhidrinat
sebesar 79,66% ± 12,52. Pengosongan lambung pada pemberian ekstrak 1 sebesar
48,66% ± 13,47; dan pada pemberian ekstrak 2 sebesar 67,82% ± 6,26. Efek
yang dihasilkan oleh ekstrak 2 lebih besar daripada ekstrak 1.
§ Royal Jelly
a)
Penjelasan
Royal jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja
di dalam sarang. Zat bergizi tinggi ini kaya akan vitamin, mineral dan asam
amino yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menanggulangi masalah-masalah
yang disebabkan kekurangan jaringan atau kelemahan tubuh.
Royal Jelly dikumpulkan dan dijual sebagai diet
supplement. Memiliki berbagai manfaat karena mengandung komponen B kompleks
seperti asam pantothenic (vitamin B 5) dan vitamin B 6 (pyridoxine). Keseluruhan
komposisi royal jelly adalah 67% air, 12,5% crude protein (termasuk sejumlah
asam amino), 11% gula sederhana, juga sejumlah (5%) fatty acid. Kandungan lain
berupa mineral, beberapa enzyme, antibakteri, antibiotik dan vitamin C.
b)
Khasiatnya
v
Mengobati infeksi di perut,
varicose, dispepsia, impotensi, fatique, anorexia, lemah syahwat, infertilitas,
infeksi virus dan bakteri. Penelitian ilmiah mengenai hal ini telah banyak
dilakukan di China, Rusia dan negara-negara bekas blok timur.
v
Menurunkan kolesterol dan
triglyceride seperti yang ditunjukkan hasil riset di China tahun 1995. Dari
riset tersebut terbukti Royal Jelly menurunkan LDL yaitu kolesterol yang buruk,
dan menaikkan HDL yaitu kolesterol yang baik.
v
Menurunkan tekanan darah, telah
terbukti melalui penelitian di Jepang tahun 2004.
v
Vitamin A, C dan E di dalam Royal
Jelly bekerja secara sinergis dengan carotenoids mencegah kerusakan kulit
karena bahan kimia atau karena matahari, dan lebih jauh lagi menurunkan risiko
kanker kulit.
v
Berbagai vitamin B yang ada dalam
Royal Jelly yang kaya akan hormon, phytosterols dan phospholipids, mampu
menurunkan kolesterol dan bisa membuat awet muda.
§ Panax Ginseng (Ginseng)
a) Kandungan Panax ginseng
Kandungan kimia ginseng yang telah diketahui adalah
saponin dan glikosida. Glikosida pada akar ginseng dikenal sebagai ginsenosida
. Selain itu, akar ginseng juga mengandungi 16 jenis ginsenosida seperti minyak
asiri , panasena, resih, musilago, asam panax, fitosterol, hormon, vitamin B,
kabohirat dan selulosa. Pada tahun 1960 an, sejenis sebatian yang dikenal
sebagai “terpenidol glycisides” telah ditemui oleh peneliti-peneliti Moskow dan
Tokyo.
Nutrien yang dikandung adalah kalsium, serat, folat,
zat besi, magnesium, mangan, fosfor, potasium, silikon, zinc, vitamin Bi, B2,
B3, B5, dan C. “Ginsenosides merupakan elemen terpenting dari tanaman ginseng
yang berguna bagi kesehatan.
b) Khasiat
Penelitian terhadap khasiat Ginseng telah dilakukan
sejak tahun 1960, oleh para ilmuwan Cina, Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.
Hasilnya menunjukkan bahwa Ginseng berkhasiat untuk mencegah dan mengobati
penyakit, sebagai tonik, memberi kesegaran dan pemulihan stamina.
c) Senyawa aktif
Ginsenosides
d) Khasiat Ginsenosides
Ginsenosides merupakan elemen terpenting dari tanaman
ginseng yang berguna bagi kesehatan.
e) Bukti Ilmiahnya
Studi eksperimental untuk
efek anti-kelelahan ginseng umum ginsenosides PE in
vivo.
f) Hasil
Pada kondisi
eksperimental, ginsenosides
larutan 250 mg/kg dapat
meningkatkan toleransi
tikus dalam
kampanye kelelahan dan
memiliki fungsi anti-kelelahan.
§ Blumeae Folia (Daun Sembung)
a) Penjelasan
Perdu tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 4 m.
Bagian-bagian dari tanaman ini jika diremas berbau kamfer. Permukaan daun
bagian atas berambut agak kasar, bagian bawah berambut rapat dan halus seperti
beludru.
Sembung (Blumeae folium) digunakan
oleh masyarakat Indonesia untuk kondisi tidak nyaman. misalnya influenza, nyeri
haid, demam , batuk , asma, bronkitis, lambung naik set, diare, dan diabetes
mellitus. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap penyakit, salah satunya adalah
penurunan sistem kekebalan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh ekstrak daun sembung dalam kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh.
Ekstraksi dilakukan dengan etanol 30 % v/v Dosis yang 5, 10, dan 100 mg/kgBB.
Total fenolik ekstrak adalah 3,326 ± 0,0854 % ( b/b) EAG konsentrasi fenolik.
IC50 aktivitas antioksidan 59.384 mg/ml. Levamisol hidrochloride pada dosis 2,5
mg/kg dan Echinacea purpurea [ L. ] Moench. dosis 10 mg/kgBB digunakan sebagai
kontrol positif. Kontrol normal adalah CMCNa 1,5% (b/v). Meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dalam hubungan aktivitas makrofag menurut Leijh et al.
menggunakan metoda (1986) pada tikus jantan Swiss dengan Listeria monocytogenes
infeksi yang digunakan dalam penelitian ini. Respon imun seluler dilakukan
untuk mengevaluasi kemampuan peningkatan makrofag fagosit (jumlah lateks yang
phagocyted oleh makrofag). Data evaluasi dianalisis dengan ANOVA. The sembung
daun diekstraksi dengan etanol 30 % v/v mampu meningkatkan aktivitas makrofag .
b) Khasiat
Mengatasi gangguan pencernaan (mual, kembung), juga
reumatik, nyeri haid, influenza, diare dan sakit tulang.
c) kandungan kimia
Minyak atsiri dengan komponen bor-neol, kamfora,
floroasetofenon dimetil eter, seskuiterpenlakton, diterpen, triterpen, sterol,
paraffin, saponin, golongan fenolik turunan asam sinamat. Peneliti lain
menemukan seskuiterpen dalam bentuk ester, flavonoid, icthyo-thereol
acetate, cryptomerediol, lutein dan beta-karoten. Selain itu
ditemukan blumeatin (5,3′,5′-trihydroxy-7-methoxy-dihydro-flavone), suatu
golongan flavonoid yang berefek sebagai hepatoprotektor. Hasil
penelitian pada golongan flavonoid, telah ditemukan bahwa dihidro flavonol
dapat bermanfaat terhadap penyakit kanker.
d) Kandungan Kimia yang berkhasiat
Imunitas juga dapat ditingkatkan oleh beberapa senyawa
yang berefek sebagai antioksidan seperti senyawa fenolik atau polifenol.
Senyawa fenolik maupun polifenol diketahui dapat berefek pada peningkatan
kemampuan fagositosis makrofag peritoneum pada mencit.
e) Struktur kimia
Polifenol
f) Bukti
ilmiah
Pengaruh
sembung (Blumeae Folium)
ekstrak etanolic ke
fagositosis makrofag pada tikus jantan nfected oleh Listeria monocytogenes.
§ Menthae Folia (Mint)
§ Penjelasan
Mint adalah tumbuhan beraroma kuat, beberapa diantaranya
digunakan untuk bumbu kuliner, permen, obat, kosmetik, dan insektisida.
§ Khasiat
Mint pada awalnya dimanfaatkan sebagai obat herbal
untuk mengobati sakit perut dan nyeri dada. Biasanya digunakan dalam bentuk teh
untuk membantu meringankan sakit perut, sebagai karminatif (membuang gas). Mint
juga berkhasiat melegakan tenggorokan, bahkan beberapa tahun terakhir sering
direkomendasikan untuk mengobati obesitas.
§ Kandungan kimia
Kandungan kimia minyak atsiri mint terdiri dari mentol
(50%), menton (10-30%), mentil asetat (10%), dan derivat monoterpen lain
seperti pulegon, piperiton, dan mentafuran.
§ Senyawa aktif
Kandungan kimia dari daun mint yang berkhasiat sebagai
karminatif, antispasmodic dan analgesic adalah menthol (50-80 %).
§ Mel depuratum (madu)
2.
Indikasinya : Mengobati
masuk angin dan melegakan tenggorokan.
3.
Kontra Indikasi :
N/A
4.
Khasiatnya :
§ Mengobati
masuk angin, seperti rasa meriang, rasa mual, perut
kembung, keluar keringat dingin, capek-capek dan pusing.
§ Melegakan
tenggorokan dan memberi rasa hangat yang tahan lama.
§ Mabuk
perjalanan.
§ Membantu
melancarkan peredaran darah.
§ Menjaga
daya tahan tubuh, saat pergantian cuaca, kurang tidur, bekerja keras dan
perjalanan jauh.
5.
Dosisnya:
·
Dewasa
1) Untuk mengobati masuk angin, minum 1
sachet 3x sehari sesudah makan sampai sembuh.
2) Untuk mabuk perjalanan, minum 1 sachet
sebelum perjalanan jauh.
3) Untuk menjaga kondisi tubuh, minum 1
sachet, 3x sehari sesudah makan, secara teratur.
·
Anak-anak
(6-12 tahun) - 1/2 dari dosis dewasa
6.
Jenis : Sirup
7. Produsen :
PT Deltomed Lab
2.3
Fitofarmaka (Clinical basedherbal
medicine)
a.
Pengertian Fitofarmaka
Menurut Peraturan Menteri kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa, “Fitofarmaka adalah sediaan obat
bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan
uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di
standarisasi”.
Fitofarmaka
adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah
sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah,
protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip
etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih
meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan
kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena
manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
b.
Fitofarmaka harus memenuhi beberapa
kriteria, yaitu:
§ Aman.
§ Klaim khasiat secara ilmiah, melalui
uji pra-klinik dan klinik.
§ Memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku.
§ Telah dilakukan standardisasi
bahanbakuyang digunakan dalam produk jadi.
c.
Contoh Fitofarmaka yaitu X-Gra
1. Komposisi:
§ Ganoderma lucidum (jamur
ganoderma), 150 mg
1)
Nama latin
: Ganoderma
lucidum
2) Kandungan kimia
Tubuh Ganoderma lucidum mengandung
lebih dari 200 senyawa aktif yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama,
yakni 30% senyawa larut dalam air, 65% senyawa larut dalam pelarut organik, dan
5% senyawa volatil. Polisakarida dan
germanium organik merupakan senyawa larut dalam air. Adenosin dan terpenoid
adalah senyawa yang larut dalam pelarut organik, sedangkan asam ganoderat termasuk
senyawa volatil.
3) Manfaat
Ling zhi memiliki sifat rasa pedas,
pahit, dan hangat. Mengonsumsi ramuan dari ling zhi memiliki efek bersifat
melindungi organ tubuh, membangun (constructive), mengobati, dan berdampak
positif terhadap penyembuhan organ lain yang sakit. Sejauh ini belum pernah
ditemukan efek negatif yang ditimbulkan setelah mengonsumsi ramuan ling zhi.
Dari berbagai penelitian yang
dilakukan di berbagai negara, ling zhi berkhasiat sebagai herbal anti-diabetes,
anti-hipertensi,
anti-alergi,
antioksidan,
anti-[inflamasi], anti-hepatitis, analgesik, anti-HIV, serta perlindungan terhadap liver, ginjal, hemoroid atau wasir, anti-tumor, dan sistem imunitas
(kekebalan tubuh).
4)
Penjelasan
Ditemukan suatu simplisia berkhasiat obat yaitu Ganoderma lucidum atau yang lebih
dikenal sebagai jamur Ling Zhi. Jamur ini memiliki beberapa kandungan senyawa
aktif, salah satunya adalah Triterpenoid yang berupa Asam Ganoderik. Asam
ganoderik ini memiliki aktivitas biologis termasuk hepatoprotection, efek
anti-tumor, dan 5-alpha reduktase penghambatan sehingga dapat digunakan untuk
mengobati berbagai bentuk alergi (anti-alergi), misalnya: asthma, bentuk-bentuk
alergi kulit, dan lain-lain.
Departement of Laboratory Medicine, National Taiwan
University Hospital menemukan adanya senyawa triterpen pada G. lucidum. Senyawa ini mengandung zat
perangsang antikanker. Senyawa ini diekstrak dari miselia anggota famili
Sel-sel fagosit menyerang dan Polyoraceae itu. Hasil penelitian mengisolasi
sel-sel kanker sehingga membiktikan, triterpen ternyata sanggup menghambat
penyebaran sel kanker ke sel tubuh lain. Serta menghambat pertumbuhan sel
hepatoma (sel kanker hati) (Anonim, 2011).
§ Eurycomae radix (akar
pasak bumi), 50 mg
1)
Nama latin
: Eurycoma
longifolia (Jack)
2)
Keluarga : Simarubeceae
3)
Zat Berkhasiat :
Eurikomolakton.
4)
Penggunaan :
Diuretika ,Antipiuretika.
5)
Zat berkhasiat :
Eurikomolakton, amaraloid.
6)
Pemerian : Tidak berbau,
mula mula tdk berasa dan
lama lama jadi pahit
7)
Bagian yang digunakan : Akar
8)
Deskripsi
tanaman
Pasak Bumi dapat mencapai ketinggian sehingga 10 meter
di dalam rimbunan hutan tanah rendah. Biasanya, daunnya rimbun pada ujung
batang. Kebanyakan pohon ini tidak bercabang, jika bercabang pun terlalu
sedikit yaitu satu atau dua cabang saja. Bunganya tersusun padat pada tangkai
yang bercabang, yang keluar dari pangkal daun.
9)
Kandungan
kimia
Aervin, kampesterol, kantin-6-on,9-hidroksi,
kantin-6-on,9-hidroksi,n-oksida, kantin-6-on, 9-metoksi,
kantin-6-on,9-metoksi,n-oksida, karbolina, -1-asid propionik, karbolina,
-7-metoksi, 1-asid propionik, eurikomalakton, eurikomanol,
eurikomanol,-18-dihidro, eurikomanol,-2, -D-glukosida eurikomanon,
eurikomanona, 13-21-dihidro, eurikomanona, 13-beta-21-dihidroksi, klaineanon,
14-15-beta-dihidroksi, klaineanon, 14-15-dihidroksi, longilaston, -sitosterol,
stigmasterol, saponin, alkaloid, tannin, brusin, strichnin
10)
Efek Farmakologi
Tonik,
Antipiretik, Antimalaria, Antikanker
dan Antioksidan
11)
Manfaat
Pasak Bumi merupakan sejenis tumbuhan
yang dikatakan mempunyai bahan yang membantu mereka yang menghadapi masalah
syahwat. Misalnya untuk meningkatkan kemampuan
seksual pria dan kesuburan, dapat menyembuhkan impoten, meningkatkan kesuburan,
meningkatkan gairah seksual, meningkatkan stamina, menurunkan tekaran darah dan
mengobati sipilis.
12)
Khasiat
Khasiat
akar pasak bumi yaitu Penghambat sel-sel Kanker, Menurunkan demam, Meningkatkan
energi dan stamina, Mengobati Malaria, dan Meningkatkan kejantanan pria
(Aprodisiak).
§ Panacis ginseng radix (akar
ginseng), 30 mg
1)
Kandungan
kimia
Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks,
sapoginol
2)
Manfaat
Amara dan stimulansia. Akar tanaman ini dapat
memperbaiki aliran dan meningkatkan produksi sel darah merah, serta membantu
pemulihan dari penyakit, efektif melawan kanker dan penyakit,
sebagai tonik, bahan makanan, minuman kesehatan dan sebagainya.
§ Retrofracti fructus (buah
cabe jawa), 2.5 mg
1)
Nama latin
: Piper retrofractum
2)
Deskripsi
tanaman
Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat,
membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal
daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik
kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan
ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau,
selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis.
3)
Kandungan
kimia
Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine,
chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids,
1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri,
isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya
antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian
akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.
4)
Manfaat
Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit
perut, masuk angin,
beri-beri,
rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat,
bronkitis,
dan sesak napas.
§ Royal jelly, 5 mg
1)
Penjelasannya
Royal jelly adalah sejenis zat yang disekresikan atau
diproduksi dari kelenjar pharyngeal lebah pekerja pada hari ke-6 dan ke-12
hidupnya. Hasil sekresi ini diketahui kaya akan vitamin dan mineral yang bisa
bermanfat untuk kesehatan seseorang.
2)
Kandungan
kimia
Royal jelly mengandung 20 macam asam amino, dengan
kandungan eysteine yang terbanyak, disusul lysine, Dan arginine, vitamin B
kompleks, Acytylcholine.
3)
Manfaat
Membantu peremajaan, meningkatkan kemampuan untuk berpikir jernih,
keseimbangan hormone dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
2. Khasiat kegunaan : untuk
disfungsi ereksi dengan atau tanpa ejakulasi dini.
3. Perhatian :
§ Hati-hati
pada penderita kardiovaskuler atau diabetes mellitus.
§ Bila ada
efek yang tidak diinginkan, maka penggunaan produk ini harus segera dihentikan
dan hubungi dokter.
4. Indikasinya :
§ Meningkatkan stamina dan kesegaran
tubuh,
§ Membantu meningkatkan stamina pria,
§ Membantu mengatasi disfungsi ereksi
dan juga ejakulasi dini.
5. Kontra Indikasi :
§ Hipersensitif terhadap bahan yang
dikandung dalam X-gra.
§ Kanker prostat.
§ Hipertensi berat.
§ Gagal ginjal.
6. Efek Samping:
§ Karena
berupa ekstrak alami X-gra sangat mudah di toleransi.
§ Sangat jarang terjadi susah tidur dan nafsu makan
meningkat.
§ Hasil uji
klinis menyatakan tidak adanya efek samping.
7. Sediaanya
8. Dosis : Sehari 2
kapsul Diminum sebelum tidur secara rutin minimal selama 1 bulan.
9.
Kemasan : Doos isi 3 blister @ 10 kapsul Doos isi 4 catch cover @ 10 kapsul.
10. Produksi : PT. Phapros.
BAB III
PENUTUP
1.1
KESIMPULAN
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan
tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada
saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu
menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Obat
tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat
tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya
teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses
produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu
dalam bentuk ekstrak. Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3,
yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Contohnya diapet, antangin
Jrg dan X-Gra.
1.2
SARAN
Saran kami seorang mahasiswa
kesehatnan tentang obat tradisional yaitu pemakainya harus menggunakannya
sesuai dosis, agar tidak menyebabkan efek samping bagi penggunanya. Dan
pakailah obat tradisional jika untuk menggobati penyakit yang ringgan-ringan
saja.
DAFTAR PUSTAKA
- Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
- Suryanto, Dwi., Siskha Andriani dan Kiki Nurtjahja. 2005. Keragaman Genetik Ganoderma spp. dari Beberapa Tempat di Sumatera. FMIPA USU Medan.
- Oktora, Monika. 09/11/2013. “Fitofarmaka Indonesia, Apa Saja Ya ?”.
- Podo, Zainuri. 10/11/2013. “Obat Fitofarmaka Indonesia”.
- www.apotekerbercerita.wordpress.com,
- Depkes RI, Materi Medika Indonesia jilid 1.
- Depkes RI, Acuuan Sedian Herbal
- http://arviwheq.blogspot.com/2010/07/konsep-farmakologi-secara-umum.html
- http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1204-jamu-menjadi-tuan-rumah-di-negeri-sendiri.html
- http://www.dharmais.co.id/index.php/medical-staff.html
- http://www.pom.go.id/
- Anonim. 2010. Mengenal Penggolongan Obat
No comments:
Post a Comment