Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin jantan atau sperma.
Spermatogenesis terjadi setelah seorang pria mengalami puberitas, kurang lebih
saat berumur 13 tahun. Spermatogenesis terjadi dalam testis yaitu dalam pembuluh halus testis (tubulus seminiferus).Sperma
terdiri atas kepala, badan dan ekor. Kepala sperma tebal dan dilapisi suatu
enzim untuk membantu menembus dinding ovum. Ekor sperma melekat pada badan
sperma, badan sperma mengandung mitokondria sebagai penghasil energi untuk
menggerakkan sperma menuju ovum.
Organ kelamin luar pada pria terdiri atas skrotum dan penis. Skrotum dapat
mengerut ketika suhu luar terlalu rendah dan cenderung kendur ketika suhu luar
terlalu pantas. Penis merupakan organ
kelamin luar yang penting untuk melakukan kopulasi atau persetubuhan. Kopulasi adalah hubungan kelamin antara
pria dan wanita yang bertujuan untuk memindahkan semen ke saluran kelamin
wanita.
Proses ini berlangsung dalam alat kelamin jantan
yaitu testis. Dalam testis terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus. Pada bagian tersebut terdapat sel-sel
primordium yang bersifat diploid. Sel-sel primodium adalah kelompok sel yang
belum dewasa yang nantinya akan membentuk struktur khusus. Sel-sel primordium
tersebut berulang kali mengalami pembelahan secara mitosis, diantaranya
membentuk spermatogonium (induk sperma) yang nantinya akan menjadi sperma.
Spermatogonium bersifat diploid (2n), dalam
pertumbuhannya spermatogonium mengalami mitosis membentuk sel sperma tosit
primer yang bersifat diploid pula, kemudian sel ini melakukan meiosis. Pada
meiosis I, dihasilkan dua sel anakan yang disebut spermatosit sekunder yang
bersifat haploid. Pada meiosis II, tiap sel tersebut menghasilkan dua sel
anakan yang disebut spermatid. Spermatid bersifat haploid, yang dalam
pertumbuhannya mengalami maturasi membentuk spermatozoa. Sel spermatid dilengkapi
dengan ekor sehingga spermatozoa dapat bergerak bebas jika berada pada media
cair. Hasil akhir dari spermatogenesis adalah terbentuknya empat spermatozoa
fungsional dari satu sel induk yang mengalami meiosis.
Spermatogenesis:
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta
menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan.
Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone
gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990).Tahap pembentukan
spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu:
1.
Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia
merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer.
·
Spermatosit Primer mengandung kromosom
diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan
menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2.
Tahapan Meiois
Spermatosit
I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II. Sitokenesis pada
meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge).
Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3.
Tahapan Spermiogenesis
Merupakan
transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin
wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka
pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan.
Spermatozoa masak terdiri dari :
Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala
(caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan
genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim
hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
2. Leher
(servix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan
(corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk
motilitas.
4. Ekor
(cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan
ductus ejakulotorius.
1.
Oogenesis
Oogenesis
terjadi di ovarium, pada ovarium terdapat calon-calon sel telur yaitu oogonium
yang terbentuk sejak lahir. Sel-sel itu terdapat dalam kantung kecil disebut
folikel primordial. Tiap bulan sejak puberitas, hormone seks menyebabkan 20
sampai 25 folikel menjadi besar dan ditransformasi menjadi folikel primer.
Sebagian besar mengalami degenerasi, hanya satu yang menjadi matang dan menjadi
folikel sekunder. Folikel ini tambah cepat dalam beberapa hari, dindingnya
menebal dan cairan berkumpul dikelilingi oleh oosit yang dikandungnya. Proses
ini dipengaruhi oleh kerja FSH (Follicle Stimulating Hormone). Follicle de
graaf memproduksi hormone estrogen. Hormon ini mampu merangsang kelenjar
hipopisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormon) berfungsi mendorong
pelepasan sel telur (ovulasi) selanjutnya oosit sekunder meneruskan pembelahan
menjadi ootid dan badan kutub kedu (polosit sekunder) ootid berdiferensiasi
menjadi ovum.
Oogenesis adalah
proses pembentukan sel telur atau ovum di dalam ovarium wanita. Proses tersebut
di mulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal:oogonium) atau sel
induk telur yang bersifat diploid. Pada akhir bulan ketiga dari usia fetus,
semua oogonia selesai dibentuk. Oogonia akan membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Oosit
primer akan bermeiosis, tetapi hanya sampai pada fase profase. Fase-fase
berikutnya dari pembelahan meiosis akan dilanjutkan setelah bayi lahir, yaitu
setelah masa pubertas (usia sekitar 11-14 tahun).
Oogenesis berlangsung dalam alat kelamin betina,
yaitu ovarium. Sel primordium dalam
ovarium yang bersifat diploid ialah oogonium.
Dalam pertumbuhannya oogonium mengalami mitosis membentuk oosit primer yang
juga bersifat diploid. Sel ini mengalami meiosis I sehingga membentuk dua sel
anakan, yang satu besar disebut oosit sekunder dan yang satu kecil
disebut badan kutub primer. Keduanya
bersifat haploid karena telah terjadi pembagian /penyusutan pada kromosom kedua
sel ini mengalaami meiosis II. Pada sel oosit sekunder juga dihasilkan dua sel
anakan, yang satu besar disebut ootid sedangkan yang satu kecil disebut badan
sekunder. Pada badan kutub hasil meiosis I juga berlangsung meiosis II, dan
hasil anakan berupa dua sel badan kutub. Namun sel badan kutub mengalami
degenerasi dalam perkembangannya hingga akhirnya mati, sedangkan ootid
mengalami perkembangan menjadi ovum. Dengan demikian pada oogenesis,satu sel
induk akhirnya membentuk satu ovum yang fungsional dan tigabsel badan kutub
yang tidak fungsional (tidak terlibat dalam pembuahan)
Pada saat bayi dilahirkan, ovarium mengandung
sekitar 2 juta oosit primer. Jumlah oosit tersebut akan berkurang setiap
harinya hingga masa pubertas tersisa sekitar 400.000 .
Pada masa pubertas, maka oosit (primer) kembali
bermeiosis. Pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid, satu sel
berukuran besar disebut oosit sekunder dan satu sel lainnya berukuran lebih
kecil disebut sel polosit primer.
Jika terjadi fertilisasi, maka oosit sekunder
mengalami pembelahan meiosis II dengan menghasilkan satu sel polosit sekunder
(badan kutub sekunder) dan satu sel berukuran normal, disebut ootid. Ootid kelak akan berkembang
menjadi ovum (sel telur). Sel polosit primer membelah menghasilkan dua sel
polosit sekunder. Kedua sel polosit sekunder ini bergabung dengan satu sel
polosit sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan oosit sekunder. Ketiga
sel polosit sekunder akan mengalami degenerasi. Dengan demikian, pada proses
oogenesis hanya dihasilkan satu sel telur.
Oogenesis terdiri atas:
1. Sel-Sel
Kelamin Primordial
Sel-sel
kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada
minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial
(oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi
nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel
primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang
selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun
mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses
pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin
yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti
(nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua
kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4. Pembelahan
Meiosis Pertama
Meiosis
terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan
selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga
kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23
kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung
seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil
disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.Pembelahan meiosis
pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan
polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom
masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain
mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain
(pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom
yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan
meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona
pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu
badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum
matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut
secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami
fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
6. Fertilisasi
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru. Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru. Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
No comments:
Post a Comment