Ani Romaningsih: Air, Sanitasi Dan Kebersihan Di Fasilitas Kesehatan

Wednesday, November 16, 2016

Air, Sanitasi Dan Kebersihan Di Fasilitas Kesehatan



TUGAS KEBIJAKAN KESEHATAN
“Air, Sanitasi Dan Kebersihan Di Fasilitas Kesehatan”



Description: Logo Unhalu_Colour 2
 












Dosen Pengampu :  Joni Rasmanto SKM.,M.Kes
DI SUSUN OLEH :
Nama         :  Ani Romaningsih
Nim            : 12127211 0009
Kelas          : AKK
Semester    : VII (Tujuh)



PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
TAHUN AJARAN 2015/2016


AIR, SANITASI DAN KEBERSIHAN DI FASILITAS KESEHATAN


  1. Data Menurut WHO
Data dari 54 negara, yang mewakili 66.101 fasilitas menunjukkan bahwa, 38% dari fasilitas pelayanan kesehatan tidak memiliki peningkatan sumber air, 19% tidak memiliki sanitasi dan 35% tidak memiliki air dan sabun untuk mencuci tangan. Contohnya Penyediaan air terendah di Wilayah Afrika, dengan 42% dari semua fasilitas perawatan kesehatan kurang sumber air dan perlu ditingkatkan. Sebagai perbandingan, penyediaan sanitasi terendah di Amerika, dengan 43% dari fasilitas pelayanan kesehatan kurang layanan kesehatannya.

  1. Penjelasan air, sanitasi dan kebersihan
1.      Air. Adanya sumber air atau pasokan air jarak maksimal dari fasilitas kesehatan yaitu 500 m yang mana digunakan untuk minum, kebersihan pribadi, kegiatan medis, membersihkan, laundry dan memasak.
2.      Sanitasi. Kehadiran jamban atau WC di dalam fasilitas kesehatan misalnya rumah sakit, puskesmas dan lain-lain.
3.      Kebersihan. Ketersediaan tempat mencuci tangan dengan sabun atau Membersihkan tangan berbasis alkohol di dalam fasilitas kesehatan. sehingga dampak langsung pada kemampuan untuk menyediakan  rasa aman, dan layanan yang berkualitas.

  1. Menurut WHO standar air, sanitasi dan kebersihan di fasilitas perawatan kesehatan (WHO, 2008)
1.      Air
a.      Kuantitas air
·         5-400 liter / orang / hari. Layanan rawat jalan membutuhkan sedikit air, sementara ruang operasi  dan kamar pengiriman membutuhkan lebih banyak air.
b.      Akses air
·         On-site persediaan, Air harus tersedia di semua bangsal perawatan dan ruang tunggu
c.       Kualitas air
·         Kurang dari 1 Escherichia coli / total tahan panas, coliform per 100 ml. Kehadiran sisa disinfektan. Air minum harus memenuhi Pedoman WHO untuk minum. Kualitas air harus berdasarkan aspek mikroba, kimia dan aspek fisik. Fasilitas perawatan harus mengadopsi pendekatan manajemen risiko untuk memastikan air minum yang aman.
2.      Sanitasi
a.       Kuantitas sanitasi
·         1 toilet untuk setiap pengguna 20 untuk pengaturan rawat inap. Setidaknya 4 toilet per pengaturan rawat jalan. Toilet terpisah untuk pasien dan staf.  Jumlah yang memadai dari toilet harus tersedia bagi pasien, staf dan pengunjung.
b.      Akses sanitasi
·         Fasilitas sanitasi harus dalam dasar fasilitas dan diakses oleh semua jenis pengguna (perempuan, laki-laki, orang-orang dengan cacat).
c.       Kualitas sanitasi
·         Sesuai untuk lokal teknis dan keuangan
·         kondisi, aman, bersih, dapat diakses oleh semua pengguna termasuk orang-orang dengan mobilitas berkurang.
·         Toilet harus dibangun sesuai dengan spesifikasi teknis untuk memastikan tinja yang aman dikelola.
3.      Kebersihan
Sebuah titik air yang dapat diandalkan dengan sabun atau alkohol berdasarkan tangan menggosok tersedia di semua area perawatan, menunggu kamar dan dekat jamban untuk pasien dan staf. Air dan sabun (atau alkohol berdasarkan menggosok tangan) harus tersedia di semua bidang utama dari fasilitas untuk memastikan praktik kebersihan tangan yang aman.

  1. Jumlah air yang di butuhkan di fasilitas kesehatan menurut who
1.      Puskesmas
·         5 liter air untuk setiap pasien rawat jalan
·         40-60 liter air untuk setiap pasien rawat inap
2.      Rumah sakit
·         Dengan fasilitas pencucian pakaian yaitu 220-300 liter air per tempat tidur

E.     Tindakan untuk mengatasi masalah air, sanitasi dan kebersihan di fasilitas kesehatan
WHO dan UNICEF akan berusaha untuk meningkatkan kesadaran, komitmen asuh dan bekerja dengan mitra baik di sektor kesehatan dan lingkungan pada setiap tingkatan (lokal, nasional dan global), untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi global. Rencana akan mencakup sejumlah komponen:
1.      memperkuat kebijakan dan standar nasional,
2.      memastikan cukup pembiayaan dan staf terlatih untuk mengelola kebersihan di fasilitas perawatan kesehatan,
3.      menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk memprioritaskan, mempertahankan perbaikan, harmonisasi dan memperluas pemantauan.

No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...