BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek
kehidupan manusia yang terjadi secara cepat dan mendunia. Globalisasi tersebut
dipicu dan dipercepat dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan
IPTEK. Selain itu Globalisasi Kesehatan menjadikan dunia kesehatan yang selama
ini syarat dengan aspek humanitarian sebagai salah satu indikator kualitas
sumber daya manusia (SDM), ternyata telah mengalami distorsi dan menjadi elemen
pokok komoditas ekonomi yang menggiurkan.
Globalisasi akan memberikan dampak yang sangat luas kepada Indonesia.
Dampak globalisasi diperkirakan dapat memberikan pengaruh baik terhadap penggunaan
teknologi kesehatan, sistim pelayanan, penyakit penyakit baru, hingga kondisi
sosial kemasyarakatan lainnya. Dengan kata lain mau tidak mau, dampak
globalisai harus menjadi salah satu prioritas area garapan bidang kesehatan di
Indonesia. Kesehatan merupakan modal bagi pengembangan dan pembinaan sumber
daya manusia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada
hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia.
Globalisasi yang marak dikampanyekan dalam semua lini sebagai tantangan
maupun ancaman juga merambah wilayah kesehatan yang merupakan salah satu unsur
kesejahteraan umum, oleh karena itu perlunya kesiapan kita sebagai tenaga
kesehatan khusus nya dalam bidang kesehatan masyarakat untuk menghadapi
tantangan globalisasi tersebut agar kita tidak tertinggal dengan adanya
pengaruh globalisasi tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang
dimaksud dengan globalisasi?
2.
Apa saja
tantangan kesehatan globalisasi?
3.
Apa saja
solusi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan Kesehatan globalisasi
tersebut?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
Makalah ini dibuat dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pelayanan Kesehatan. Selain itu
untuk menambah pengetahuan serta wawasan hal-hal terkait Tantangan Kesehatan
Global.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Globalisasi
1.
Pengertian
Globalisasi
Globalisasi
pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia. Oleh karena itu, dengan adanya globalisasi memungkinkan adanya
pertukaran budaya diantara negara di seluruh penjuru dunia (Fachru Ramadhan,
2010).
2.
Indikator Dan Dampak Globalisasi
a. Indiator Globalisasi:
1) Cepatnya perkembangan IPTEK
2) Keterbukaan informasi
3) Persaingan di berbagai bidang usaha
4) Pergeseran budaya dan politik
5) Standarisasi kualitas secara global
b. Dampak dari adanya globalisasi antara lain:
1)
Modernisasi
melawan kesiapan mental masyarakat
2)
Negera yang
kuatlah yang akan mampu menguasai teknologi dan informasi
3)
Semakin lebarnya
kesenjangan ekonomi dan sosial
4)
Adopsi kultur
yang berdampak positif dan negatif
5)
Tuntutan yang
semakin besar terhadap tuntunan kompetensi pendidikan
6)
Semakin
tingginya ketergantungan masyarakat terhadap teknologi
B.
Tantangan Kesehatan Global
Tantangan
globalisasi dalam bidang kesehatan secara umum meliputi:
1.
Meningkatnya
mobilitas profesional tenaga kesehatan dari suatu negara ke negara lain.
2.
Meningkatnya
mobilitas kosumen kesehatan (pasien) yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan
perawatan medis maupun non medis.
3.
Meningkatnya
perusahaan-perusahaan asuransi asing di dalam negeri yang akan berpengaruh pada
kesehatan masyarakat.
4.
Adanya
persaingan yang akan mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan.
5.
Tenaga
kesehatan dalam negeri dikhawatirkan kalah dalam persaingan dengan tenaga medis
maupu non medis asing dalam bidang pendidikan, infrastruktur, teknologi.
Berdasarkan data Centre for Internasional Trade Thailand (2012), kualitas
tenaga kesehatan di Indonesia ditempatkan pada kualitas menengah. Adapun dalam
hal teknologi, pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia dapat
dikatakan tertinggal dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura. Yang
menjadi kendala adalah dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk meningkatkan
teknologi yang ada sementara pemerintah hanya mengalokasikan 2,2 % dari total
health expenditure, jauh tertinggal dibandingkan dengan Malaysia, Thailand,
Filipina bahkan Vietnam yang telah mengalokasikan dana sebesar 6,6%. Hal ini
menjadi tantangan bagi sektor jasa praktisi medis maupun non medis untuk
mengupayakan level kompetensi tenaga dokter maupun kesehatan masyarakat
Indonesia yang setara dengan tenaga kesehatan masyarakat dari negara
tetangga/ASEAN lainnya.
6.
Belum masifnya
sosialisasi dari pemerintah (khususnya Indonesia) kepada tenaga kesehatan dalam
negeri mengenai adanya ASEAN Community 2015 . Jika hal ini tidak segera
ditangani, dikhawatirkan baik tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan
akan tertinggal jauh dalam persiapan menghadapi ASEAN Community 2015.
7.
Meningkatnya
perubahan perilaku atau pun gaya hidup sehat masyarakat yang lebih instans
sehingga menimbulkan berbagai masalah penyakit baru dalam masyarakat.
Dari beberapa hal diatas ada yang
menjadi fokus perhatian ancaman kesehatan nyata yang akan dihadapi masyarakat
dunia, yaitu :
1. Ancaman penyakit lintas Negara
Dalam konteks hubungan internasional,
sebaran penyakit yang demikian cepat itu, sesungguhnya bukanlah fenomena aneh.
Artinya percepatan sebaran itu sangat dimungkinkan oleh derasnya iklim
globalisasi, yang dalam hal ini adalah sisi transportasi internasional. Iklim
politik internasional, persaingan ekonomi internasional, tenaga kerja lintas
negara, pelajar, dan juga kaum wisatawan mancanegara adalah pihak-pihak yang
pasti menggunakan jasa transportasi internasional itu (entah melalui pesawat
udara ataupun kapal laut).
Pelaku-pelaku yang menggeluti bidang di
atas, pasti akan menggunakan jasa transportasi internasional untuk melaksanakan
kegiatannya. Penularan penyakit, terutama penyakit yang tidak dipengaruhi iklim
dalam penyebarannya, akan dengan mudah dibawa oleh pelaku-pelaku lintas negara
melalui transportasi itu. AIDS misalnya, adalah penyakit seksual yang semula
berkembang di Afrika. Tetapi kemudian secara mudah menjalar ke Amerika Serikat.
Selain itu contoh penyakit lintas Negara yaitu penyakit Ebola, sindrom pernapasan akut
berbahaya (SARS), flu babi, flu burung, dan sindrom pernapasan Timur Tengah
(MERS) dan masih banyak yang lainnya.
Dunia belum melupakan ketika virus H1N1
atau flu babi merebak di 214 negara dan menewaskan lebih dari 18.000 orang pada
2009. Flu babi menjadi pandemi global hingga Agustus 2010. Ancaman tidak berhenti. Pada 2012 dunia dikejutkan dengan MERS yang
mewabah di Arab Saudi. Sempat redam sebentar, kini MERS menjadi ancaman nyata
di Korea Selatan (Korsel). Mata dunia tertuju ke Seoul. Korban tewas terus
bertambah dari hari ke hari. Orang yang terinfeksi MERS pun tidak pernah
berkurang.kemudian disusul lagi penyakit Ebola dan menggugah perhatian dunia ketika 27.000 orang
terinfeksi di 10 negara. Hingga 13 Juni 2015 sebanyak 11.100 orang tewas akibat
keganasan virus Ebola.
2. Teknologi
Kedokteran
Di era globalisasi ini kemajuan teknologi telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan teknologi itu sendiri telah merambah di
berbagai aspek kehidupan. Aspek kesehatan kini juga telah mengalami kemajuan
yang pesat akibat dampak dari kemajuan teknologi. Banyak temuan-temuan yang
dihasilkan dari kemajuan teknologi ini baik dalam bidang pengorganisasian rumah
sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu
sendiri khusus nya pengembangan teknologi kedokteran
Pelayanan
kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapatkan perhatian dunia.
Dalam bidang kesehatan sendiri kemajuan teknologi sangat menunjang kesehatan
baik klinis, dasar, maupun komunitas. Dengan perkembangan teknologi
banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Seperti banyaknya peralatan kedokteran canggih
yang sangat berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia contoh nya
Computer Assisted Surgery (CAS) yaitu merupakan suatu prosedur penggunaan
sistem komputer dalam operasi guna memberikan navigasi terhadap ahli bedah.Agar
para ahli bedah mengetahui sistem tulang yang terdapat di dalam tubuh
manusia dengan alat ini.
3. Bioterorisme
a. Pengertian
Bioterorisme
Ancaman Bio-terorisme atau Bioterorism
adalah nyata. Bioterorism atau bio-agents adalah terorisme yang
melibatkan pelepasan atau penyebaran “agen biologis” secara sengaja. Agen yang
dimaksud disini adalah bakteri, virus atau racun alami, dan juga dalam bentuk
yang telah dimodifikasi oleh manusia (human-modi ed
form).
Bioterorisme
adalah penggunaan bakteri jahat, virus, atau racun terhadap manusia, hewan,
atau tanaman dalam upaya untuk menyebabkan kerusakan dan menciptakan rasa
takut. Bioterorisme menggunakan produk mikroba atau mikroba. Ada empat mikroba
populer biasanya dimanfaatkan oleh para teroris, yaitu Bacillus anthracis,
Clostridium botulinum, Yersinia pestis dan virus cacar. Mikroba yang digunakan
dalam bioterorisme diklasifikasikan menjadi tiga kategori. Kategori A adalah
yang paling berbahaya di antara tiga kategori.(Akhmad Sudibya, 2013).
Bioterorisme
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan sabotase atau
penyerangan dengan bahan-bahan biologis atau racun biologis dengan tujuan untuk
menimbulkan kerusakan pada perseorangan atau kelompok perorangan bahkan suatu
bangsa/negara. Aktivitas-aktivitas ini secara umum menyebabkan kerusakan,
intimidasi atau kohersi dan biasanya berhubungan dengan ancaman yang
menyebabkan kepanikan publik. Agen biologis yang paling umum digunakan sebagai
senjata teror adalah mikro organisme dan racun-racunnya, yang dapat digunakan
untuk menimbulkan penyakit atau kematian pada populasi penduduk, binatang
bahkan tanaman. Agen pencemaran dapat dilepaskan di udara, air atau makanan.
Kemajuan-kemajuan
bioteknologi yang perlu diwaspadai antara lain: pertama, pesatnya perkembangan
bioteknologi dan rekayasa genetika. Kedua, munculnya kembali penyakit lama (reemerging
diseases) dan penyakit baru (new emerging diseases). Ketiga,
munculnya kemungkinan untuk membuat senjata yang hanya menyerang target
tertentu. Keempat, mudahnya pembuatan senjata biologi. Kelima, sulitnya
membedakan kegiatan penelitian yang ditujukan untuk perdamaian atau permusuhan.
Keenam, kemampuannya memperbanyak diri. Ketujuh, kemungkinannya untuk
meningkatkan ketergantungan suatu negara dengan negara lain (genetic
imperialism).
b.
Tiga Kategori
Bioterorisme
Saat ini dibawah hukum Amerika Serikat,
bio-agen yang telah dinyatakan oleh Departemen Kesehatan (U.S.Department of
Health) dan Layanan Manusia atau Departemen Pertanian AS (Human Services
or the U.S. Department of Agriculture) memiliki “potensi menimbulkan ancaman
berat terhadap kesehatan masyarakat dan keselamatan”, secara resmi telah
didefinisikan sebagai “agen pilihan” (select agents).
1)
Kategori A
Agen prioritas tinggi ini menimbulkan
risiko bagi keamanan nasional, dapat dengan mudah ditularkan dan disebarluaskan,
mengakibatkan kematian yang tinggi, memiliki potensi dampak kesehatan
masyarakat yang luas, dapat menyebabkan kepanikan publik, atau memerlukan
tindakan khusus untuk kesiapan kesehatan masyarakat.
Kategori
A ini termasuk:
a) Tularemia
or “rabbit fever” (Tularemia atau “demam kelinci”)
b) Anthrax
c) Smallpox
(cacar)
d) Botulinum
toxin (racun Botulinum)
e) Bubonic
plague (penyakit pes)
f) Viral
hemorrhagic fevers (Demam virus hemorrhagic)
2) Kategori
B
Agen kategori B yang cukup mudah untuk
disebarkan dan memiliki tingkat kematian rendah. Yaitu:
a) Brucellosis
(Brucella species)
b) Toxin
Epsilon dari Clostridium perfringens
c) Food
safety threats (ancaman keamanan pangan) misalnya, spesies Salmonella, E coli
O157: H7, Shigella,
d) Staphylococcus
aureus
e) Glanders
/ Burkholderia mallei (penyakit ingusan)
f) Melioidosis
/ Burkholderia pseudomallei
g) Psittacosis
/ Chlamydia psittaci
h) Q
fever / Coxiella burnetii (Demam Q)
i)
Ricin, toxin dari Ricinus communis
(castor beans)
j)
Toksin Abrin dari Abrus precatorius /
Rosary peas (Racun Abrin dari saga rambat / kacan polong Rosary)
k) Staphylococcal
enterotoxin B
l)
Typhus (Rickettsia prowazekii)
m) Viral
encephalitis / alphaviruses, misal: Venezuelan equine encephalitis (ensefalitis
kuda Venezuela), eastern equine encephalitis (ensefalitis kuda timur), western
equine encephalitis (ensefalitis kuda barat)
n) Water
supply threats (Ancaman pasokan air), misalnya Vibrio cholerae, Cryptosporidium
parvum).
3) Kategori C
Agen
patogen Kategori C adalah patogen yang direkayasa dan keberadaannya sengaja
untuk penyebaran secara massal (mass dissemination) dan bahan patogen
ini mudah produksi juga mudah penyebarannya serta memiliki tingkat kematian
yang tinggi, atau memiliki kemampuan untuk menyebabkan dampak kesehatan utama.
Diantaranya
adalah:
a) Virus
Nipah
b) Hantavirus
c) SARS
d) H1N1,
varian dari influenza
e) HIV
/ AIDS
C.
Solusi Yang Dilakukan Dalam
Menghadapi Tantangan Kesehatan Globalisasi
1. Akses masuk untuk tenaga kesehatan asing dalam hal
ini dari wilayah Asia Tenggara harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Selain itu, tenaga kesehatan asing yang masuk harus dipusatkan di wilayah
perifer terutama daerah Indonesia Timur untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat Indonesia di wilayah perifer ke level yang lebih baik dan untuk
melindungi tenaga kesehatan dalam negeri dengan mempertimbangkan stigma bahwa
secara hakiki, pelayanan medis bertumpu pada kesehatan pasien. Peningkatan
jumlah tenaga kesehatan di daerah perifer secara mutlak perlu disertai dengan
peningkatan infrastruktur serta akses pelayanan kesehatan.
2. Pemerintah juga sepantasnya memerhatikan
kesejahteraan tenaga kesehatan Indonesia yang sedang mengabdi di daerah perifer
dalam bidang sosial maupun ekonomi. Karena selayaknya, semangat pengabdian
mereka sebagai barisan pertama pelayanan kesehatan masyarakat harus diapresiasi
3. Pemerintah perlu merumuskan kembali baik regulasi
maupun kebijakan yang mendukung tenaga kesehatan Indonesia menjadi lebih terlindungi
dalam menghadapi adanya tenaga tenaga kesehatan asing yang berpraktik di
Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan dengan mempertegas dan memperjelas Mutual
Recognition Arrangement dan membatasi secara kuantitas jumlah tenaga asing yang
masuk.
4. Terkait perlunya peningkatan daya saing tenaga medis
maupun non medis Indonesia melalui peningkatan standar kompetensi sehingga terlahir
tenaga medis dan tenaga kesmas yang berkualitas, professional dan kompetitif.
Diperlukan sistem kurikulum dengan standar baku secara nasional bagi institusi pendidikan
tenaga kesehatan di Indonesia yang mampu menghasilkan lulusan baru dengan kualitas
tinggi, profesional dan siap bersaing secara kompetitif di dunia internasional.
5. Peningkatan jumlah serta pemaksimalan infrastruktur
pendukung dalam hal ini teknologi yang digunakan tenaga kesehatan masyarakat
pada instalasi kesehatan pemerintah dan juga pada institusi pendidikan kesehatan
yang memadai sehingga daya saing, mutu dan kualitas dari tenaga kesehatan
Indonesia akan semakin meningkat.
6. Meningkatkan kerja sama pemerintah dan jajaran nya
serta masyarakat untuk bersama-sama membrantas dan menanggulangi penyakit
menular terutama penyakit lintas Negara. Karena penyebaran penyakit lintas
Negara sangat buruk dampak nya bagi masyarakat.
7. Mengimbangi kemajuan teknologi kedokteran dunia agar
Indonesia tidak tertinggal oleh Negara-negara maju.
8. Pemerintah harus menangani
Bioterorisme secara komprehensif dan tertata rapi, bukan hanya ditangani secara
sektoral. Karena bioterorisme merupakan mimpi buruk bagi perkembangan suatu
Negara.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Globalisasi adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain
yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
2. Tantangan globalisasi dalam bidang kesehatan secara
umum meliputi:
a. Ancaman penyakit lintas Negara.
Contoh nya : Ebola, sindrom pernapasan akut berbahaya (SARS), flu
babi, flu burung, dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan lain
sebagainya.
b. Teknologi kedokteran contoh nya
Computer Assisted Surgery (CAS).
c. Bioterorisme yaitu Bioterorisme
adalah penggunaan bakteri jahat, virus, atau racun terhadap manusia, hewan,
atau tanaman dalam upaya untuk menyebabkan kerusakan dan menciptakan rasa
takut. Bioterorisme menggunakan produk mikroba atau mikroba.
3. Untuk mengatasi permasalahan
tantangan kesehatan global tersebut pemerintah dan masyarakt harus peka dan berkerja sama dalam menghadapi nya.
B.
SARAN
Diharapkan Bagi mahasiswa/i ahli kesmas lebih meningkatkan kemampuan
belajar agar kita memiliki keterampilan dan bisa menambah wawasan yang lebih
maksimal agar kita bisa menjadi manusia yang berkualitas dalam mengembangkan
diri kita baik dimasyarakat maupun dalam pembangunan yang luas untuk bangsa
Indonesia khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.
Selain itu agar kita mampu bersaing di dunia kerja baik nasional maupun
internasional, dan disarankan mahasiswa/i lebih banyak memanfaatkan
perkembangan IPTEK agar kita tidak tertinggal dengan negara-negara maju yang
sangat pesat.
No comments:
Post a Comment