Ani Romaningsih: Tantangan Kesehatan Global.

Wednesday, November 16, 2016

Tantangan Kesehatan Global.



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan manusia yang terjadi secara cepat dan mendunia. Globalisasi tersebut dipicu dan dipercepat dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan IPTEK. Selain itu Globalisasi Kesehatan menjadikan dunia kesehatan yang selama ini syarat dengan aspek humanitarian sebagai salah satu indikator kualitas sumber daya manusia (SDM), ternyata telah mengalami distorsi dan menjadi elemen pokok komoditas ekonomi yang menggiurkan.
Globalisasi akan memberikan dampak yang sangat luas kepada Indonesia. Dampak globalisasi diperkirakan dapat memberikan pengaruh baik terhadap penggunaan teknologi kesehatan, sistim pelayanan, penyakit penyakit baru, hingga kondisi sosial kemasyarakatan lainnya. Dengan kata lain mau tidak mau, dampak globalisai harus menjadi salah satu prioritas area garapan bidang kesehatan di Indonesia. Kesehatan merupakan modal bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Globalisasi yang marak dikampanyekan dalam semua lini sebagai tantangan maupun ancaman juga merambah wilayah kesehatan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum, oleh karena itu perlunya kesiapan kita sebagai tenaga kesehatan khusus nya dalam bidang kesehatan masyarakat untuk menghadapi tantangan globalisasi tersebut agar kita tidak tertinggal dengan adanya pengaruh globalisasi tersebut.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
2.      Apa saja tantangan kesehatan globalisasi?
3.      Apa saja solusi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan Kesehatan globalisasi tersebut?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pelayanan Kesehatan. Selain itu untuk menambah pengetahuan serta wawasan hal-hal terkait Tantangan Kesehatan Global.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Globalisasi
1.      Pengertian Globalisasi
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Oleh karena itu, dengan adanya globalisasi memungkinkan adanya pertukaran budaya diantara negara di seluruh penjuru dunia (Fachru Ramadhan, 2010).
2.      Indikator Dan Dampak Globalisasi
a.       Indiator Globalisasi:
1)      Cepatnya perkembangan IPTEK
2)      Keterbukaan informasi
3)      Persaingan di berbagai bidang usaha
4)      Pergeseran budaya dan politik
5)      Standarisasi kualitas secara global
b.      Dampak dari adanya globalisasi antara lain:
1)      Modernisasi melawan kesiapan mental masyarakat
2)      Negera yang kuatlah yang akan mampu menguasai teknologi dan informasi
3)      Semakin lebarnya kesenjangan ekonomi dan sosial
4)      Adopsi kultur yang berdampak positif dan negatif
5)      Tuntutan yang semakin besar terhadap tuntunan kompetensi pendidikan
6)      Semakin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap teknologi

B.     Tantangan Kesehatan Global
Tantangan globalisasi dalam bidang kesehatan secara umum meliputi:
1.    Meningkatnya mobilitas profesional tenaga kesehatan dari suatu negara ke negara lain.
2.    Meningkatnya mobilitas kosumen kesehatan (pasien) yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis maupun non medis.
3.    Meningkatnya perusahaan-perusahaan asuransi asing di dalam negeri yang akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
4.    Adanya persaingan yang akan mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan.
5.    Tenaga kesehatan dalam negeri dikhawatirkan kalah dalam persaingan dengan tenaga medis maupu non medis asing dalam bidang pendidikan, infrastruktur, teknologi. Berdasarkan data Centre for Internasional Trade Thailand (2012), kualitas tenaga kesehatan di Indonesia ditempatkan pada kualitas menengah. Adapun dalam hal teknologi, pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia dapat dikatakan tertinggal dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura. Yang menjadi kendala adalah dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk meningkatkan teknologi yang ada sementara pemerintah hanya mengalokasikan 2,2 % dari total health expenditure, jauh tertinggal dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Filipina bahkan Vietnam yang telah mengalokasikan dana sebesar 6,6%. Hal ini menjadi tantangan bagi sektor jasa praktisi medis maupun non medis untuk mengupayakan level kompetensi tenaga dokter maupun kesehatan masyarakat Indonesia yang setara dengan tenaga kesehatan masyarakat dari negara tetangga/ASEAN lainnya.
6.    Belum masifnya sosialisasi dari pemerintah (khususnya Indonesia) kepada tenaga kesehatan dalam negeri mengenai adanya ASEAN Community 2015 . Jika hal ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan baik tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan akan tertinggal jauh dalam persiapan menghadapi ASEAN Community 2015.
7.    Meningkatnya perubahan perilaku atau pun gaya hidup sehat masyarakat yang lebih instans sehingga menimbulkan berbagai masalah penyakit baru dalam masyarakat.
Dari beberapa hal diatas ada yang menjadi fokus perhatian ancaman kesehatan nyata yang akan dihadapi masyarakat dunia, yaitu :
1.      Ancaman penyakit lintas Negara
Dalam konteks hubungan internasional, sebaran penyakit yang demikian cepat itu, sesungguhnya bukanlah fenomena aneh. Artinya percepatan sebaran itu sangat dimungkinkan oleh derasnya iklim globalisasi, yang dalam hal ini adalah sisi transportasi internasional. Iklim politik internasional, persaingan ekonomi internasional, tenaga kerja lintas negara, pelajar, dan juga kaum wisatawan mancanegara adalah pihak-pihak yang pasti menggunakan jasa transportasi internasional itu (entah melalui pesawat udara ataupun kapal laut).
Pelaku-pelaku yang menggeluti bidang di atas, pasti akan menggunakan jasa transportasi internasional untuk melaksanakan kegiatannya. Penularan penyakit, terutama penyakit yang tidak dipengaruhi iklim dalam penyebarannya, akan dengan mudah dibawa oleh pelaku-pelaku lintas negara melalui transportasi itu. AIDS misalnya, adalah penyakit seksual yang semula berkembang di Afrika. Tetapi kemudian secara mudah menjalar ke Amerika Serikat. Selain itu contoh penyakit lintas Negara yaitu penyakit Ebola, sindrom pernapasan akut berbahaya (SARS), flu babi, flu burung, dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan masih banyak yang lainnya.
Dunia belum melupakan ketika virus H1N1 atau flu babi merebak di 214 negara dan menewaskan lebih dari 18.000 orang pada 2009. Flu babi menjadi pandemi global hingga Agustus 2010. Ancaman tidak berhenti.  Pada 2012 dunia dikejutkan dengan MERS yang mewabah di Arab Saudi. Sempat redam sebentar, kini MERS menjadi ancaman nyata di Korea Selatan (Korsel). Mata dunia tertuju ke Seoul. Korban tewas terus bertambah dari hari ke hari. Orang yang terinfeksi MERS pun tidak pernah berkurang.kemudian disusul lagi penyakit Ebola dan  menggugah perhatian dunia ketika 27.000 orang terinfeksi di 10 negara. Hingga 13 Juni 2015 sebanyak 11.100 orang tewas akibat keganasan virus Ebola.
2.      Teknologi Kedokteran
Di era globalisasi ini kemajuan teknologi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan teknologi itu sendiri telah merambah di berbagai aspek kehidupan. Aspek kesehatan kini juga telah mengalami kemajuan yang pesat akibat dampak dari kemajuan teknologi. Banyak temuan-temuan yang dihasilkan dari kemajuan teknologi ini baik dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri khusus nya pengembangan teknologi kedokteran
Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapatkan perhatian dunia. Dalam bidang kesehatan sendiri kemajuan teknologi sangat menunjang kesehatan baik klinis, dasar, maupun komunitas.  Dengan perkembangan teknologi banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Seperti banyaknya peralatan kedokteran canggih yang sangat berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia contoh nya Computer Assisted Surgery (CAS) yaitu merupakan suatu prosedur penggunaan sistem komputer dalam operasi guna memberikan navigasi terhadap ahli bedah.Agar para ahli bedah  mengetahui sistem tulang yang terdapat di dalam tubuh manusia dengan alat ini.
3.      Bioterorisme
a.       Pengertian Bioterorisme
Ancaman Bio-terorisme atau Bioterorism adalah nyata. Bioterorism atau bio-agents adalah terorisme yang melibatkan pelepasan atau penyebaran “agen biologis” secara sengaja. Agen yang dimaksud disini adalah bakteri, virus atau racun alami, dan juga dalam bentuk yang telah dimodifikasi oleh manusia (human-modi ed form).
Bioterorisme adalah penggunaan bakteri jahat, virus, atau racun terhadap manusia, hewan, atau tanaman dalam upaya untuk menyebabkan kerusakan dan menciptakan rasa takut. Bioterorisme menggunakan produk mikroba atau mikroba. Ada empat mikroba populer biasanya dimanfaatkan oleh para teroris, yaitu Bacillus anthracis, Clostridium botulinum, Yersinia pestis dan virus cacar. Mikroba yang digunakan dalam bioterorisme diklasifikasikan menjadi tiga kategori. Kategori A adalah yang paling berbahaya di antara tiga kategori.(Akhmad Sudibya, 2013).
Bioterorisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan sabotase atau penyerangan dengan bahan-bahan biologis atau racun biologis dengan tujuan untuk menimbulkan kerusakan pada perseorangan atau kelompok perorangan bahkan suatu bangsa/negara. Aktivitas-aktivitas ini secara umum menyebabkan kerusakan, intimidasi atau kohersi dan biasanya berhubungan dengan ancaman yang menyebabkan kepanikan publik. Agen biologis yang paling umum digunakan sebagai senjata teror adalah mikro organisme dan racun-racunnya, yang dapat digunakan untuk menimbulkan penyakit atau kematian pada populasi penduduk, binatang bahkan tanaman. Agen pencemaran dapat dilepaskan di udara, air atau makanan.
Kemajuan-kemajuan bioteknologi yang perlu diwaspadai antara lain: pertama, pesatnya perkembangan bioteknologi dan rekayasa genetika. Kedua, munculnya kembali penyakit lama (reemerging diseases) dan penyakit baru (new emerging diseases). Ketiga, munculnya kemungkinan untuk membuat senjata yang hanya menyerang target tertentu. Keempat, mudahnya  pembuatan senjata biologi. Kelima, sulitnya membedakan kegiatan penelitian yang ditujukan untuk perdamaian atau permusuhan. Keenam, kemampuannya memperbanyak diri. Ketujuh, kemungkinannya untuk meningkatkan ketergantungan suatu negara dengan negara lain (genetic imperialism).
b.      Tiga Kategori Bioterorisme
Saat ini dibawah hukum Amerika Serikat, bio-agen yang telah dinyatakan oleh Departemen Kesehatan (U.S.Department of Health) dan Layanan Manusia atau Departemen Pertanian AS (Human Services or the U.S. Department of Agriculture) memiliki “potensi menimbulkan ancaman berat terhadap kesehatan masyarakat dan keselamatan”, secara resmi telah didefinisikan sebagai “agen pilihan” (select agents).
1)      Kategori A
Agen prioritas tinggi ini menimbulkan risiko bagi keamanan nasional, dapat dengan mudah ditularkan dan disebarluaskan, mengakibatkan kematian yang tinggi, memiliki potensi dampak kesehatan masyarakat yang luas, dapat menyebabkan kepanikan publik, atau memerlukan tindakan khusus untuk kesiapan kesehatan masyarakat.
Kategori A ini termasuk:
a)      Tularemia or “rabbit fever” (Tularemia atau “demam kelinci”)
b)      Anthrax
c)      Smallpox (cacar)
d)     Botulinum toxin (racun Botulinum)
e)      Bubonic plague (penyakit pes)
f)       Viral hemorrhagic fevers (Demam virus hemorrhagic)
2)      Kategori B
Agen kategori B yang cukup mudah untuk disebarkan dan memiliki tingkat kematian rendah. Yaitu:
a)      Brucellosis (Brucella species)
b)      Toxin Epsilon dari Clostridium perfringens
c)      Food safety threats (ancaman keamanan pangan) misalnya, spesies Salmonella, E coli O157: H7, Shigella,
d)     Staphylococcus aureus
e)      Glanders / Burkholderia mallei (penyakit ingusan)
f)       Melioidosis / Burkholderia pseudomallei
g)      Psittacosis / Chlamydia psittaci
h)      Q fever / Coxiella burnetii (Demam Q)
i)        Ricin, toxin dari Ricinus communis (castor beans)
j)        Toksin Abrin dari Abrus precatorius / Rosary peas (Racun Abrin dari saga rambat / kacan polong Rosary)
k)      Staphylococcal enterotoxin B
l)        Typhus (Rickettsia prowazekii)
m)    Viral encephalitis / alphaviruses, misal: Venezuelan equine encephalitis (ensefalitis kuda Venezuela), eastern equine encephalitis (ensefalitis kuda timur), western equine encephalitis (ensefalitis kuda barat)
n)      Water supply threats (Ancaman pasokan air), misalnya Vibrio cholerae, Cryptosporidium parvum).
3)      Kategori C
Agen patogen Kategori C adalah patogen yang direkayasa dan keberadaannya sengaja untuk penyebaran secara massal (mass dissemination) dan bahan patogen ini mudah produksi juga mudah penyebarannya serta memiliki tingkat kematian yang tinggi, atau memiliki kemampuan untuk menyebabkan dampak kesehatan utama.
Diantaranya adalah:
a)      Virus Nipah
b)      Hantavirus
c)      SARS
d)     H1N1, varian dari influenza
e)      HIV / AIDS
C.    Solusi Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Tantangan Kesehatan Globalisasi
1.      Akses masuk untuk tenaga kesehatan asing dalam hal ini dari wilayah Asia Tenggara harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Selain itu, tenaga kesehatan asing yang masuk harus dipusatkan di wilayah perifer terutama daerah Indonesia Timur untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia di wilayah perifer ke level yang lebih baik dan untuk melindungi tenaga kesehatan dalam negeri dengan mempertimbangkan stigma bahwa secara hakiki, pelayanan medis bertumpu pada kesehatan pasien. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan di daerah perifer secara mutlak perlu disertai dengan peningkatan infrastruktur serta akses pelayanan kesehatan.
2.      Pemerintah juga sepantasnya memerhatikan kesejahteraan tenaga kesehatan Indonesia yang sedang mengabdi di daerah perifer dalam bidang sosial maupun ekonomi. Karena selayaknya, semangat pengabdian mereka sebagai barisan pertama pelayanan kesehatan masyarakat harus diapresiasi
3.      Pemerintah perlu merumuskan kembali baik regulasi maupun kebijakan yang mendukung tenaga kesehatan Indonesia menjadi lebih terlindungi dalam menghadapi adanya tenaga tenaga kesehatan asing yang berpraktik di Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan dengan mempertegas dan memperjelas Mutual Recognition Arrangement dan membatasi secara kuantitas jumlah tenaga asing yang masuk.
4.      Terkait perlunya peningkatan daya saing tenaga medis maupun non medis Indonesia melalui peningkatan standar kompetensi sehingga terlahir tenaga medis dan tenaga kesmas yang berkualitas, professional dan kompetitif. Diperlukan sistem kurikulum dengan standar baku secara nasional bagi institusi pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia yang mampu menghasilkan lulusan baru dengan kualitas tinggi, profesional dan siap bersaing secara kompetitif di dunia internasional.
5.      Peningkatan jumlah serta pemaksimalan infrastruktur pendukung dalam hal ini teknologi yang digunakan tenaga kesehatan masyarakat pada instalasi kesehatan pemerintah dan juga pada institusi pendidikan kesehatan yang memadai sehingga daya saing, mutu dan kualitas dari tenaga kesehatan Indonesia akan semakin meningkat.
6.      Meningkatkan kerja sama pemerintah dan jajaran nya serta masyarakat untuk bersama-sama membrantas dan menanggulangi penyakit menular terutama penyakit lintas Negara. Karena penyebaran penyakit lintas Negara sangat buruk dampak nya bagi masyarakat.
7.      Mengimbangi kemajuan teknologi kedokteran dunia agar Indonesia tidak tertinggal oleh Negara-negara maju.
8.      Pemerintah harus menangani Bioterorisme secara komprehensif dan tertata rapi, bukan hanya ditangani secara sektoral. Karena bioterorisme merupakan mimpi buruk bagi perkembangan suatu Negara.















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Globalisasi adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
2.      Tantangan globalisasi dalam bidang kesehatan secara umum meliputi:
a.       Ancaman penyakit lintas Negara. Contoh nya : Ebola, sindrom pernapasan akut berbahaya (SARS), flu babi, flu burung, dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan lain sebagainya.
b.      Teknologi kedokteran contoh nya Computer Assisted Surgery (CAS).
c.       Bioterorisme yaitu Bioterorisme adalah penggunaan bakteri jahat, virus, atau racun terhadap manusia, hewan, atau tanaman dalam upaya untuk menyebabkan kerusakan dan menciptakan rasa takut. Bioterorisme menggunakan produk mikroba atau mikroba.
3.      Untuk mengatasi permasalahan tantangan kesehatan global tersebut pemerintah dan masyarakt harus peka  dan berkerja sama dalam menghadapi nya.

B.     SARAN
Diharapkan Bagi mahasiswa/i ahli kesmas lebih meningkatkan kemampuan belajar agar kita memiliki keterampilan dan bisa menambah wawasan yang lebih maksimal agar kita bisa menjadi manusia yang berkualitas dalam mengembangkan diri kita baik dimasyarakat maupun dalam pembangunan yang luas untuk bangsa Indonesia khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.
Selain itu agar kita mampu bersaing di dunia kerja baik nasional maupun internasional, dan disarankan mahasiswa/i lebih banyak memanfaatkan perkembangan IPTEK agar kita tidak tertinggal dengan negara-negara maju yang sangat pesat.

No comments:

Post a Comment

speech delay

 hay guyys.... ini saya mau sedikit share tentang speech delay yang lagi marak terjadi pada anak sekarang ... sama seperti anak saya... spee...